Trump 2.0 Segera Dimulai, Begini Peluang Investasi di Pasar Saham!

2 weeks ago 10

Jakarta, CNBC Indonesia - Presiden terpilih Amerika Serikat (AS), Donald Trump akan segera dilantik pada Senin malam nanti (20/1/2025). Meskipun masih banyak ketidakpastian, tetapi investor kini akan mencermati efek Trump yang akan mengguncang pasar saham.

Pengambilan sumpah jabatan untuk masa kedua-nya akan dilaksanakan di Gedung Putih dan akan dimulai sekitar pukul 11:30 ET atau sekitar pukul 23.30 WIB.

Acara awalnya akan berlangsung di Front Barat Gedung Capitol AS, tetapi Trump terpilih memutuskan untuk memindahkan upacara ke dalam ruangan ke Capitol Rotunda karena suhu dingin yang terjadi di Washington, D.C.

Pelantikan Trump sebagai Presiden AS untuk kedua kalinya ini menjadi momen yang sangat dinanti pasar pada awal tahun ini. Pasalnya, akan beberapa kebijakan yang dinilai proteksionis dan bisa berdampak ke ekonomi RI.

Dalam kepemimpinannya yang pertama, Trump dikenal sebagai sosok tegas dalam imigrasi dan mengurangi pengawasan pemerintah terhadap perusahaan domestik.

Presiden terpilih itu juga berjanji pada kepemimpinan-nya kali ini akan mengenakan bea masuk hingga 60% pada semua produk China, begitu juga dengan Meksiko dan Kanada dengan tarif lebih tinggi.

Pasar menilai langkah tersebut bisa menggangu perdagangan global, termasuk Indonesia lantaran punya hubungan erat dengan Tiongkok yang merupakan partner dagang terbesar.

Hal tersebut kemudian menjadi sentimen cukup negatif bagi pasar. Tercermin pada lalu, Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) setelah menyentuh All Time High (ATH pada September tahun lalu, kemudian cenderung dalam tren turun sampai awal Januari 2025.

Sementara jika melihat saat ini, kondisi IHSG sudah mulai membaik ditandai dengan pergerakan yang mulai sideways dalam rentang 6900 - 7200.

IHSGFoto: Tradingview
IHSG

IHSG yang mulai pulih ini sebenarnya juga menjadi respon terhadap dinamika kondisi ekonomi global dan nasional saat ini.

Dari global, sejumlah data ekonomi sudah rilis dan pelaku pasar sudah cenderung price in. Misal dari data kondisi pasar tenaga kerja AS yang ternyata masih kuat sementara inflasi mengetat, membuat pasar mengkonfirmasi bahwa laju cut rate akan lebih lambat pada tahun ini.

Kemudian, nanti malam akan ada pelantikan Presiden Trump membuat pasar kini memandang kebijakan Trump 2.0 ini tidak akan terlalu agresif pada periode pertama. Ada beberapa hal yang mendasari ini dari tensi geopolitik yang kian mereda setelah adanya gencatan senjata Israel dan Hamas, lalu persoalan Tiktok yang sempat di banned satu hari lalu diberlakukan kembali.

Dalam catatan CNBC Indonesia, Donad Trump saat ini berencana memadukan pendekatan konservatif tradisional terhadap pajak, regulasi, dan isu budaya dengan kecenderungan yang lebih populis terhadap perdagangan dan perubahan peran internasional Amerika.

Dalam jangka pendek, kami melihat sejumlah ketidakpastian dari data-data ekonomi yang sudah rilis dan potensi kebijakan Trump yang lebih lunak akan memberikan dampak positif bagi pasar saham, termasuk di emerging market.

Ditambah, dalam waktu dekat ini juga akan ada rilis kinerja keuangan dari berbagai emiten yang akan mewarnai sentimen pasar. Hal ini harapannya bisa menjadi angin segar di tengah ketidakpastian saat ini, meskipun ada beberapa yang mengalami growth lebih lambat, tetapi sebagian ada potensi pertumbuhan tinggi terutama untuk perusahaan yang fokus ekspor.

Namun, pasar juga patut mencermati dengan keputusan final dari laju cut rate yang akan ditetapkan bank sentral AS, The Federal Reserve pada pekan ini. Jadi, bisa dibilang bulan Januari ini menjadi bulan yang sangat sibuk bagi investor, banyak data rilis membuat banyak ketidakpastian.

Meski begitu, seiring dengan gerak IHSG yang masih sideways setelah turun dalam ini membuat momentum untuk mencicil beli investing belum berakhir. Artinya, ini masih menjadi kesempatan beli saham-saham yang valuasinya sudah murah.

Dengan catatan, saham murah ini diikuti dengan kondisi fundamental yang solid, supaya mereka tetap bisa menghadapi badai dari ketidakpastian ekonomi saat ini. Dan, ketika nanti ekonomi semakin membaik, maka harga sahamnya akan kembali bangkit karena kinerja keuangan masih terkendali.

CNBC Indonesia mencatat beberapa saham yang masih menarik untuk dilirik sebagai investasi berdasarkan nilai valuasi yang atraktif. Berikut rincian-nya :

Dari data di atas terlihat rata-rata mencatatkan valuasi yang cukup murah, di mana nilai PBV saat ini masih di bawah rata-rata PBV lima tahun. Hanya ada tiga yang harganya di dekat nilai wajar yakni PGAS, MEDC, dan BMRI.

Jadi, masih menarik untuk mulai cicil beli atau tunggu koreksi sedikit lagi untuk mendapatkan posisi yang lebih best price. 

Meski begitu, sebagai pelaku pasar kita tetap perlu memperhatikan lebih lanjut terhadap kondisi emiten secara fundamental dan combine dengan analisis teknikal untuk mendapatkan strategi investasi yang lebih optimal.

CNBC INDONESIA RESEARCH

Sanggahan : Artikel ini adalah produk jurnalistik berupa pandangan CNBC Indonesia Research. Analisis ini tidak bertujuan mengajak pembaca untuk membeli, menahan, atau menjual produk atau sektor investor terkait. Keputusan sepenuhnya ada pada diri pembaca, sehingga kami tidak bertanggung jawab terhadap segala kerugian maupun keuntungan yang timbul dari keputusan tersebut. 

(tsn/tsn)

Read Entire Article
Lifestyle | Syari | Usaha | Finance Research