The Fed Tolak Agresif Turunkan Suku Bunga, Pasar RI Baik-Baik Saja?

1 month ago 20

  • Powell mengatakan bahwa The Fed akan lebih hati-hati dalam menurunkan suku bunga
  • Ekonomi Indonesia diperkirakan tumbuh 5,15% pada 2025
  • DXY terus berada di levl tertinggi jadi ancaman untuk rupiah

Jakarta, CNBC Indonesia - Pasar keuangan kompak menguat pada perdagangan kemarin Rabu (4/12/2024)  di tengah masuknya kembali dana investor asing ke pasar.

Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) melejit 1,82% ke posisi 7.326,76. IHSG pun akhirnya berhasil kembali ke level psikologis 7.300 pada akhir perdagangan.

Nilai transaksi indeks mencapai sekitar Rp 10,9 triliun dengan melibatkan 22,1 miliar saham yang berpindah tangan sebanyak 1,3 juta kali. Sebanyak 379 saham naik, 210 saham turun, dan 205 saham stagnan.

Secara sektoral, sektor bahan baku menjadi yang paling kencang penguatannya dan menjadi penopang terbesar IHSG di akhir perdagangan mencapai 3,39%.

Sementara dari sisi saham, dua emiten konglomerasi Prajogo Pangestu yakni PT Barito Renewables Energy Tbk (BREN) dan PT Chandra Asri Pacific Tbk (TPIA) menjadi penopang terbesar IHSG yakni masing-masing mencapai 26,2 dan 22,6 indeks poin.

Selain itu, tiga saham bank himbara raksasa juga menjadi penopang IHSG di hari ini yakni PT Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk (BBRI) sebesar 16 indeks poin, PT Bank Mandiri (Persero) Tbk (BMRI) sebesar 8,9 indeks poin, dan PT Bank Negara Indonesia (Persero) Tbk (BBNI) sebesar 6,2 indeks poin.

IHSG kembali sumringah di tengah masuknya kembali dana investor asing ke pasar saham RI mulai kemarin. Data pasar menunjukkan asing mencatatkan pembelian bersih (net buy) atau foreign inflow sebesar Rp 2,08 triliun kemarin, dengan rincian sebesar Rp 797 miliar di pasar reguler dan sebesar Rp 1,28 triliun di pasar tunai dan negosiasi.

Bahkan, besarnya modal asing masuk tersebut merupakan yang terbesar sejak 19 September 2024.

Hal ini merupakan inflow pertama yang baik untuk pasar reguler maupun secara keseluruhan setelah outflow terjadi secara berturut-turut sejak 6 November 2024.

Sementara itu, rupiah berhasil menguat di hadapan dolar Amerika Serikat (AS), setelah alami pelemahan sejak awal Desember 2024.

Melansir data Refinitiv, pada penutupan perdagangan hari ini (4/12/2024) rupiah menguat tipis hingga 0,06% berada di level Rp15.925/US$. Sepanjang hari, nilai tukar rupiah berfluktuasi di rentang Rp15.970/US$ hingga Rp15.920/US$.

Penguatan rupiah ini dipengaruhi oleh penantian pasar terhadap pidato Jerome Powell, Ketua Bank Sentral AS (The Fed), yang dijadwalkan pada Kamis (5/12/2024) pukul 1.45 WIB.

Sebelumnya, dalam notulen pertemuan Federal Open Market Committee (FOMC) bulan November, pejabat The Fed mengindikasikan bahwa inflasi di AS mulai melambat, sementara pasar tenaga kerja tetap kuat.

Kondisi ini membuka kemungkinan bagi pelonggaran kebijakan moneter lebih lanjut, meskipun hal tersebut akan dilakukan secara bertahap.

Meskipun inflasi masih sedikit di atas target 2%, The Fed terlihat cukup optimis dengan laju inflasi yang melambat dan situasi lapangan kerja yang masih stabil, yang memberikan keyakinan pasar bahwa pemotongan suku bunga lebih lanjut mungkin akan terjadi dalam waktu dekat.

Pages

Read Entire Article
Lifestyle | Syari | Usaha | Finance Research