Terungkap Penjelasan Sains Peristiwa Isra Mikraj, Benarkah Nyata?

1 week ago 7

Jakarta, CNBC Indonesia - Isra Mikraj adalah peristiwa besar dalam dunia Islam saat Nabi Muhammad melakukan perjalanan dari Makkah ke Masjidil Aqsa berjarak 1.471 Km. Pada peristiwa yang sama pula Nabi Muhammad dinaikkan menuju Sidratul Muntaha atau langit ketujuh.

Semua itu berlangsung melampaui kecepatan cahaya dan berlangsung hanya semalam. Bagi awam, peristiwa ini memantik rasa penasaran bagaimana bisa manusia melakukan perjalanan melampaui kecepatan cahaya. Sebab jarak kedua kota tersebut lebih dari seribu kilometer. Terlebih kala itu tak ada transportasi udara yang cepat sekarang.

Semuanya melalui jalur darat menggunakan tenaga hewan atau berjalan kaki. Tentu, ini membutuhkan waktu lebih dari semalam.

Lantas, bagaimana sains menjelaskan hal ini?

Dalam situs resmi Muhammadiyah, Guru Besar Fisika Institut Teknologi Surabaya (ITS), Agus Purwanto, menjelaskan peristiwa Isra Mikraj tidak bisa dijelaskan dari sisi teori relativitas khusus buatan Einstein.

Dalam teori tersebut dijelaskan bahwa hukum fisika berlaku dalam kerangka acuan yang bergerak dengan kecepatan konstan satu terhadap yang lain, terutama dalam kondisi di mana kecepatan mendekati kecepatan cahaya. Semakin mendekati kecepatan cahaya, dibutuhkan energi teramat besar dengan waktu melambat.

Kecepatan cahaya sendiri adalah 299,792 Km/detik.

Nah, menurut Agus Purwanto, peristiwa Isra Mikraj sulit dijelaskan berdasarkan teori relativitas khusus. Sebab, jika mengacu pada teori itu, Rasullulah sudah keluar dari sistem tata surya. Faktanya, Nabi Muhammad tetap berada di bumi alias masih dalam tata surya.

"Cahaya ini diketahui oleh ilmuwan dan diidentifikasi bahwa kecepatan cahaya itu 300.000 km/detik. Sehingga jika cahaya ini melingkar mengelilingi bumi, maka satu detik ini bisa mengelilingi bumi sekitar 6 sampai 7 kali," ungkapnya, dikutip Senin (27/1/2025).

Lebih lanjut, Nabi sendiri berpergian diceritakan menggunakan Buraq. Agus menilai Rasulullah melaju dengan kecepatan cahaya. Jika benar, dalam satu jam, Nabi Muhammad bisa menempuh jarak 4.320.000.000 Km. Jarak ini hampir sama dengan jarak Bumi ke Neptunus, planet ke-8 dari tata surya. Dengan kecepatan tersebut, menurut Agus, massa suatu objek bisa meledak saking kencangnya.

Menurut Agus, satu-satunya teori yang sedikit menjelaskan peristiwa ini adalah Teori Relativitas Umum. Dalam teori tersebut dijelaskan gravitasi bekerja sebagai konsekuensi dari kelengkungan ruang-waktu yang disebabkan oleh massa dan energi.

Dengan pakai teori tersebut diperhitungkan juga ruang dimensi tinggi atau gaib, yang sulit dijelaskan secara sains. Manusia pada dasarnya hidup di dalam dimensi ruang-waktu. Dimensi manusia ini dibatasi ruang dan dibatas waktu, seperti adanya ruang, jauh-dekat, masa lampau-sekarang-masa depan, serta waktu singkat dan waktu lama.

Hanya saja, Agus tidak menjelaskan lebih rinci lebih jauh soal analisis teori ini. Dengan demikian, Isra Mikraj bukan perjalanan biasa, bukan perjalanan dengan wahana antariksa, serta bukan perjalanan antariksa di antara planet-planet, bintang-bintang, atau galaksi.

Berarti Isra Mikraj adalah peristiwa spiritual dan mukjizat yang tidak dapat sepenuhnya dijelaskan oleh sains. Keimanan dalam Islam meyakini bahwa peristiwa ini terjadi atas kehendak Allah SWT, di luar batasan hukum fisika yang diketahui manusia.


(mfa/mfa)

Saksikan video di bawah ini:

Video: Gaet Nasabah Lebih Banyak, Asuransi Syariah Hadapi Masalah Ini!

Read Entire Article
Lifestyle | Syari | Usaha | Finance Research