Jakarta, CNBC Indonesia - Masjid Al-Aqsa di Yerusalem merupakan salah satu masjid paling penting kedua setelah Masjid Al-Haram dan Masjid Nabawi.
Masjid Al-Aqsa juga menjadi bagian dari peristiwa Isra Mikraj karena menjadi saksi perjalanan Nabi Muhammad SAW.
Tidak hanya merupakan pusat ibadah dan sejarah yang punya nilai spiritual, Masjid Al-Aqsa juga memiliki keindahan arsitektur yang memukau. Keindahan dan keagungan masjid ini menjadikannya sebagai simbol peradaban Islam yang telah berdiri kokoh selama lebih dari seribu tahun.
Masjid Al-Aqsa juga dikenal sebagai Baitul Maqdis yang berarti rumah suci. Bangunan ini merupakan kiblat pertama umat muslim sebelum ka'bah.
Walaupun berada di wilayah konflik antara Palestina dengan Israel, Masjid Al Aqsa memegang sejarah yang penting bagi umat Islam, Kristen, serta Yahudi.
Bangunan tersebut merupakan hasil karya seni arsitektur yang menggabungkan berbagai elemen Islam, Bizantium, dan pengaruh-pengaruh lokal lainnya. Luas masjid ini 35.000 meter persegi, dapat menampung hingga 5.000 jamaah.
Eksterior
Berada di satu kawasan dengan Dome of Rock, Masjid Al Aqsa punya ciri khas kubah berwarna abu-abu atau perak. Kubah batu itu merupakan bangunan persegi delapan yang berdiri di tengah kompleks Masjid Al-Aqsa. Di dalam kubah ini terdapat batu Ash-Shakhrah yang diyakini sebagai batu suci.
Kubah pertamanya dibangun oleh khalifah Daulah Umayyah kelima, Abdul Malik bin Marwan pada tahun 685 M (66 H) dan selesai pada tahun 691 (72 H). Sayangnya, kubah tersebut sudah tidak ada karena berbagai gempa bumi.
Foto: AP/Matias Delacroix
A boy runs amid pigeons flying next to the Dome of Rock Mosque at the Al-Aqsa Mosque compound in Old City of Jerusalem, Monday, Dec. 30, 2024. (AP Photo/Matias Delacroix)
Pada tahun 1033, khalifah Fatimiyah, Ali azh-Zhahir membangun kembali kubah Masjid Al-Aqsa. Kubah yang dibangunnya terbuat dari kayu dan dilapisi enamel timah
Kemudian pada tahun 1969, kubah Masjid Al-Aqsa dibangun kembali dengan beton dan dilapisi aluminium. Pada tahun 1983, aluminium diganti dengan timah untuk menyesuaikan dengan desain asli Ali azh-Zhahir.
Sementara itu, fasad Masjid Al Aqsa dibangun pada tahun 1065 oleh khalifah Fatimiyah Al-Mustanshir. Desain bagian depan merupakan lorong-lorong yang beratap khS Romawi. Mengutip Gravitarchi, ada sebanyak 14 lengkungan batu di sepanjang fasad yang pada pemasangannya ditambahkan ubin pada dinding fasad. Di samping itu, terdapat juga serambi atau selasar luar dan dalam dengan bangunan terbuka.
Terdapat 4 menara untuk mengumandangkan azan, yang tingginya mencapai sekitar 37 meter atau 121 kaki. Keempatnya menara itu terbuat dari stalaktit.
Interior
Terdapat 7 lorong dengan tiang-tiang melengkung, 121 jendela dengan kaca patri, dan ada beberapa beberapa ruang kecil tambahan di sisi barat dan timur, pada bagian selatan masjid.
Di ruang utama, ada 12 tiang kolom dari batu dan 33 tiang dari marmer putih. Dinding masjid bercorak dekorasi mozaik dan marmer. Desain mimbar berhias kaligrafi, ornamen geometris, dan ukiran bunga pada sisi-sisi kayu mimbar.
Foto: AP/Matias Delacroix
A woman sits next to the Dome of Rock Mosque at the Al-Aqsa Mosque compound in Old City of Jerusalem, Monday, Dec. 30, 2024. (AP Photo/Matias Delacroix)
Tempat wudhu Masjid Al-Aqsa juga tak kalah unik. Terdapat air mancur di tengahnya.
Tempat wuduh itu disebut Al Kas yang berarti mangkuk. Tempat itu dibangun pada masa dinasti Umayyah pada tahun 709.
Menariknya, air yang mengalir dari tempat wudhu dengan air mancur ini juga bisa diminum.
(mkh/mkh)
Saksikan video di bawah ini: