Harga Bitcoin Kinclong, Kekayaan El-Salvador Tembus Rp10.000 T!

Jakarta, CNBC Indonesia - El-Salvador makin kaya raya berkat harga Bitcoin yang sumringah kembali mendekati level All Time High (ATH).

Harga Bitcoin pada perdagangan Sabtu hari ini (25/1/2025) per pukul 08.00 WIB bertengger di US$ 104.562 per koin. Dalam seminggu ini pergerakannya masih terkonsolidasi,tetapi dalam tren penguatan tipis 0,90%.

Sebagai catatan, pada pekan ini tepatnya 20 Januari lalu, secara intraday Bitcoin sempat menembus level All Time High secara intraday di atas level US$ 109.000 per koin.

Penguatan harga BTC terdorong oleh sentimen positif Presiden Amerika Serikat (AS) Donald Trump yang kembali menegaskan komitmennya untuk menjadikan negeri Paman Sam sebagai pusat utama cryptocurrency dan kecerdasan buatan (AI) global.

Merujuk dalam pidato terbaru-nya di Word Economic Focus Kamis lalu (23/1/2024), Trump mengatakan niatnya untuk menciptakan lingkungan yang ramah regulasi bagi industri kripto.

Setelah pidato itu, sehari kemudian langkah nyata Trump terlihat dengan menandatangani perintah eksekutif, untuk membentuk kelompok kerja kripto.

Kelompok tersebut mendapat tugas untuk mengeksplorasi kemungkinan pembentukan cadangan nasional aset digital dan mengembangkan kerangka regulasi komprehensif untuk cryptocurrency.

Dipimpin oleh David Sacks, kelompok ini mencakup pemimpin dari Departemen Keuangan, Departemen Kehakiman, dan Komisi Sekuritas dan Bursa SEC.

Selain itu, Trump juga melarang pembentukan mata uang digital bank sentral AS (CBDC) dan semakin menegaskan promosi kripto akan menjadi prioritas utama dalam agendanya, sesuai dengan janji kampanye.

El-Salvador Makin Dapat Berkah

Penguatan harga Bitcoin tentu menjadi kabar bahagia bagi semua pemiliknya, termasuk El-Salvador.

Negara terkecil di kawasan Amerika Tengah ini merupakan pelopor pertama yang melegalkan Bitcoin sebagai alat pembayaran yang sah sejak empat tahun lalu.

Pada 2021 lalu, mereka tercatat memiliki 2.301 BTC untuk menjadikan sebagai mata uang resmi.

Waktu itu, keputusan ini sempat membuat banyak kontroversi, terutama setahun setelahnya ketika harga Bitcoin merosot sampai kisaran US$ 15.000 per koin. Nilai investasi mereka sempat floating loss sampai setengahnya atau sekitar US$ 50 juta setara Rp741,7 miliar.

Mereka bahkan sempat dikritik potensi gagal bayar utang pemerintah senilai US$ 800 juta mencapai 48%. Namun, optimisme El-Salvador terhadap prospek Bitcoin ini tidak pupus, mereka malah terus beli Bitcoin setiap hari, tepatnya terhitung sejak 22 November 2022.

Akhirnya, kritik tersebut sekarang hanya jadi angan semata. Karena, realitanya El-Salvador kini jadi kaya raya berkat Bitcoin.

Merujuk data Nayib Bukele Portfolio Tracker pada pantauan terkini Sabtu hari ini di harga Bitcoin US$ 104.556, nilai investasi El-Salvador sudah cuan 127%.

Mereka saat ini tercatat punya 6.047 koin BTC dengan harga rata-rata di US$ 45.909 per koin. Jadi, kalau ditotal nilai investasinya mencapai US$ 632,25 juta atau setara Rp10.223.57 triliun (asumsi kurs IDR = Rp16.170/US$).

Meskipun El Salvador menggenggam jumlah Bitcoin dalam jumlah besar, tetapi Presiden Bukele telah menegaskan bahwa pemerintah tidak memiliki rencana untuk menjual kepemilikan mata uang kripto tersebut. Padahal, bisa saja El Salvador berpotensi memperoleh lebih banyak keuntungan jika harga BTC terus meningkat.

Para pakar berkomentar, langkah tersebut dapat membawa El Salvador akan menjadi salah satu negara terkaya di dunia. Salah satu kapitalis ventura berbasis di Silicon Valley, Tim Draper mengatakan, El Salvador sedang berkembang menjadi negara yang inovatif dan akan menjadi salah satu tempat paling menarik untuk ditinggali.

Bahkan menurutnya, jika harga Bitcoin mencapai US$ 100.000, El Salvador dapat melunasi pinjamannya kepada Dana Moneter Internasional (IMF). Saat ini harga Bitcoin berada di level US$ 90.000 dan sempat menyentuh rekor tertinggi di US$ 93.409.

Dan, tampaknya kemungkinan itu bisa segera tercapai karena harga BTC sudah melebihi perkiraan.

Hal senada juga diungkapkan oleh Pendiri dan CEO CrossFi, Alexander Mamasidikov yang optimis bahwa El Salvador dapat menjadi negara mandiri secara finansial dan dapat fokus penuh pada masalah internal.

CNBC INDONESIA RESEARCH

(tsn/tsn)