Jakarta, CNBC Indonesia - Harga batu bara dekati level US$100/ton setelah Perdana Menteri Vietnam menyetujui rencana transisi batu bara ke energi bersih. Pasokan yang melimpah juga menjadi alasan lain dari ambruknya harga batu bara.
Dilansir dari Refinitiv, harga batu bara pada 18 Februari 2025 tercatat sebesar US$104,6/ton atau stagnan apabila dibandingkan penutupan perdagangan 17 Februari 2025 yang sebesar US$104,6/ton juga.
Harga batu bara saat ini adalah yang terendah dalam hampir empat tahun terakhir atau 20 Mei 2021.
Dilansir dari solarquarter.com, Perdana Menteri Vietnam, Pham Minh Chinh telah menandatangani Keputusan No. 266/QD-TTg, yang menyetujui rencana implementasi komprehensif untuk Pernyataan Transisi Global dari Batu Bara ke Energi Bersih. Inisiatif ini menegaskan kembali komitmen Vietnam terhadap pembangunan rendah karbon dan targetnya untuk mencapai emisi nol bersih pada 2050.
Rencana ini berfokus pada mobilisasi sumber daya domestik dan internasional untuk pengembangan sektor tenaga listrik, mengintegrasikan teknologi pembakaran bersama dengan bahan bakar bersih guna mengurangi emisi dari pembangkit listrik tenaga batu bara, menghapus secara bertahap fasilitas yang tidak efisien, serta mempercepat adopsi energi terbarukan demi memastikan pasokan listrik yang stabil dan terjangkau.
Pada 2030, Vietnam akan melakukan uji coba sistem penangkapan karbon di beberapa pembangkit listrik tenaga batu bara yang sudah tua serta mengevaluasi penghentian sekitar 540 MW kapasitas pembangkit listrik tenaga batu bara di Pha Lai dan Ninh Binh jika target efisiensi dan pengurangan emisi tidak tercapai.
Selain itu, penelitian mengenai pembakaran bersama biomassa dan amonia akan dilakukan untuk menurunkan emisi CO2, dengan energi terbarukan diproyeksikan menyumbang 29,2% hingga 37,7% dari bauran energi nasional. Proyek pembangkit listrik tenaga nuklir Ninh Thuan diperkirakan akan selesai dalam lima tahun.
Menjelang 2045, Vietnam menargetkan untuk mengembangkan setidaknya 1.160 MW energi bersih sebagai pengganti pembangkit listrik tenaga batu bara serta mengonversi lebih dari 25.000 MW kapasitas batu bara menjadi biomassa dan amonia. Pada tahun 2050, semua pembangkit listrik tenaga batu bara akan beralih ke bahan bakar bersih atau mengintegrasikan teknologi penangkapan karbon, yang pada akhirnya akan menghapus penggunaan batu bara dalam pembangkitan listrik.
Untuk memastikan keberhasilan transisi ini, pemerintah akan menerapkan strategi komprehensif yang mencakup reformasi kebijakan, kemajuan teknologi, mekanisme keuangan, kerja sama internasional, serta kerangka transisi energi yang adil, dengan tetap menjaga kesejahteraan sosial.
Pasokan yang melimpah juga membuat harga batu bara tertekan.
China mengumumkan bahwa mereka akan menggenjot produksi baru bara hingga 1,5% menjadi 4,82 miliar ton pada 2025 setelah pencapaian rekor pada 2024.
Target ini bertujuan memperluas kapasitas penambangan guna menghindari risiko ketersediaan akibat pembatasan emisi karbon dan penutupan tambang karena pelanggaran protokol keselamatan.
CNBC INDONESIA RESEARCH
(rev/rev)