Jakarta, CNBC Indonesia - Hujan deras dan lebat mengguyur kota Jakarta. Derasnya hujan kemarin pada Selasa (28/1/2025) menyebabkan sebagian wilayah kota Jakarta mengalami banjir. Hingga rabu dini hari (29/1/2025), setidaknya terdapat 54 RT dan puluhan ruas jalan lainnya yang terendam banjir, menurut laporan Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) DKI Jakarta.
Ketinggian air mulai dari 30 cm hingga 100 cm. Dalam laporan tersebut, wilayah Jakarta Barat menjadi wilayah yang paling banyak terendam banjir dengan catatan 29 RT.
Berikut daftar wilayah terendam banjir menurut laporan sejak Selasa hingga Rabu dini hari.
Curh hujan tinggi menjadi penyebab banjir di 29 RT di wilayah Jakarta Barat. Ketinggian air berkisar 30cm hingga 100cm.
Di wilayah Jakarta Pusat hanya terdapat satu RT yang terendam banjir dengan ketinggian air mencapai 40cm, yang disebabkan oleh curah hujan yang tinggi.
Di wilayah Jakarta Selatan terdapat empat RT yang tergenang banjir dengan ketinggian air sekitar 75 cm hingga 85 cm yang disebabkan oleh curah hujan yang tinggi.
Dan di wilayah Jakarta Timur terdapat 20 RT terendam banjir dengan ketinggian air berkisar 30 cm hingga 45 cm yang lagi-lagi disebabkan oleh curah hujan yang tinggi.
Selain RT, terdapat 23 ruas jalan yang tergenang banjir.
Kenapa Jakarta Sering Mengalami Banjir?
Secara geografis, DKI Jakarta merupakan dataran rendah yang berada di antara hulu sungai dan pesisir. Berikut adalah 3 penyebab utama Jakarta sering mengalami banjir:
1. Banjir Hujan Lokal
Hujan yang terjadi dengan intensitas tinggi dalam durasi yang lama di wilayah Jakarta akan mengisi salurah-saluran air dan daerah cekung. Jika tidak tertampung lagi, air akan meluap hingga menyebabkan banjir.
Selain itu, dimensi drainase kota Jakarta dirancang untuk menampung debit air dengan curah hujan maksimal 120 mm/hari. Namun, pada beberapa hujan besar ekstrem yang terjadi di Jakarta, curah hujan melebihi kapasitas tersebut.
Contohnya pada 1 Januari 2020 lalu, curah hujan Jakarta mencapai 377 mm/hari dan merupakan yang tertinggi selama 24 tahun. Sehingga banjir pun melanda sebagian besar wilayah Ibu Kota.
2. Banjir Kiriman
Karena berada di wilayah dataran rendah dan memiliki 13 aliran sungai, Jakarta dapat banjir jika hujan terjadi di hulu sungai.
Hujan dengan intesitas tinggi di daerah hulu (Jawa Barat dan Banten) akan terbawa melalui aliran sungai ke Jakarta sebelum lepas ke laut. Hal inilah yang membuat sungai yang bermuara di Jakarta meluap dan mengakibatkan banjir. Pada saat kondisi tertentu kapasitas aliran sungai di Jakarta tersebut tidak cukup menampung air, sehingga terjadi limpasan di beberapa bantaran sungai di Jakarta.
3. Banjir Rob
Selain karena hujan dan kiriman debit air dari hulu, Jakarta juga rentan terkena pasang air laut (Rob).
Hal ini biasanya terjadi di wilayah pesisir atau tepi laut Jakarta. Kini, di samping karena pasangnya air laut, penurunan muka tanah di utara Jakarta juga mempengaruhi meningkatnya banjir rob.
Sebagai informasi, hingga Rabu dini hari (29/1/2025), sudah terdapat genangan banjir di kelurahan dan ruas yang telah surut.
CNBC Indonesia Research
(saw/saw)