Warga RI Juara 1 Telan Mikroplastik, Hewan Ini Bisa Jadi Penyelamat

3 days ago 13

Jakarta, CNBC IndonesiaSebuah penemuan mengejutkan mengungkapkan bahwa ada banyak orang tanpa sadar mengonsumsi mikroplastik. Adapun negara yang penduduknya paling banyak menelan mikroplastik adalah warga Indonesia, menurut penelitian yang dipublikasikan Environmental Science & Technology.

Mikroplastik adalah partikel kecil berbahaya yang berasal dari kemasan makanan, ban mobil, pakaian sintetis yang rusak, hingga beberapa pembersih wajah. Partikel plastik kecil ini dapat mencekik satwa liar, mengganggu ekosistem, merusak lingkungan dan mengancam kesehatan manusia. Lantaran ukuran yang sangat kecil bahkan tak kasat mata, keberadaan mikroplastik sering kali diabaikan.

Mengutip CNN Science, para ilmuwan di China telah menemukan solusi dalam mengatasi polusi mikroplastik yakni, spons biodegradable yang terbuat dari tulang cumi-cumi dan kapas.

Sebuah tim peneliti dari Universitas Wuhan menggunakan kitin dari tulang cumi-cumi dan selulosa dari kapas. Dua senyawa organik itu dikenal dapat menghilangkan polusi dari air limbah untuk membuat spons biodegradable.

Peneliti kemudian menguji spons tersebut dalam empat sampel air yang berbeda, yang diambil dari air irigasi, air kolam, air danau, dan air laut. Hasilnya, spons tersebut dapat menghilangkan mikroplastik hingga 99,9%, menurut sebuah penelitian yang diterbitkan bulan lalu di Science Advances.

"Bumi berada di bawah ancaman besar dari mikroplastik, dan ekosistem perairan adalah yang pertama menderita. Bahkan dengan berbagai kebijakan, termasuk pengurangan produk plastik, pengelolaan limbah, dan daur ulang lingkungan, polusi mikroplastik tidak dapat dipulihkan dan terus meningkat," tulis para penulis.

Masalah mikroplastik

Penjual melayani pembeli di toko plastik kawasan Jakarta, Kamis (25/7/2024). (CNBC Indonesia/Tri Susilo)Foto: Penjual melayani pembeli di toko plastik kawasan Jakarta, Kamis (25/7/2024). (CNBC Indonesia/Tri Susilo)

Mikroplastik adalah pecahan plastik kecil yang ukurannya kurang dari 5 milimeter. Mikroplastik berasal dari berbagai sumber, mulai dari ban, yang kemudian dipecah menjadi potongan-potongan yang lebih kecil, hingga butiran mikroplastik yang ditemukan dalam produk kecantikan seperti eksfoliator.

Para ilmuwan menyebut mikroplastik sebagai salah satu tantangan lingkungan utama generasi ini. Tak cuma itu, mikroplastik adalah masalah lingkungan yang diakui secara internasional. Masalah ini akan bertambah buruk karena produksi plastik dan polusi diperkirakan meningkat di tahun-tahun mendatang.

Spons yang diciptakan oleh para peneliti Wuhan mampu menyerap mikroplastik baik dengan mencegatnya secara fisik maupun melalui daya tarik elektromagnetik.

Metode yang dipelajari sebelumnya untuk menyerap plastik cenderung mahal dan sulit dibuat, sehingga membatasi skalabilitasnya.

Tahun lalu, para peneliti di Qingdao, China mengembangkan spons sintetis yang terbuat dari pati dan gelatin yang dirancang untuk menghilangkan mikroplastik dari air, meskipun kemanjurannya bervariasi tergantung pada kondisi air.

Biaya rendah dan ketersediaan tulang kapas dan cumi-cumi yang melimpah membuat spons yang dibuat di Wuhan tersebut memiliki potensi besar untuk digunakan dalam ekstraksi mikroplastik dari badan air yang kompleks.

Shima Ziajahromi, seorang dosen di Universitas Griffith Australia yang mempelajari mikroplastik, menyebut metode spons tulang cumi-cumi ini menjanjikan. Menurutnya, hal itu bisa menjadi cara yang efektif untuk membersihkan ekosistem perairan yang berisiko tinggi dan rentan.

"Masalah kritis lainnya adalah pembuangan spons yang tepat. Meskipun bahan tersebut dapat terurai, mikroplastik yang diserapnya perlu dibuang dengan benar," kata Ziajahromi yang tidak terlibat dalam studi tersebut.

"Tanpa pengelolaan yang cermat, proses ini berisiko memindahkan mikroplastik dari satu ekosistem ke ekosistem lainnya," tambahnya.


(hsy/hsy)

Saksikan video di bawah ini:

Video: Kalah Dari Filipina, Erick Akan Evaluasi Timnas & STY

Next Article Duh! Peneliti Temukan Mikroplastik di Plasenta & Pembuluh Darah

Read Entire Article
Lifestyle | Syari | Usaha | Finance Research