Jakarta, CNBC Indonesia - Bitcoin, XRP (Ripple), dan Solana kompak menanjak setelah Presiden Terpilih Amerika Serikat (AS), Donald Trump dilaporkan terbuka untuk membentuk cadangan strategis yang akan mencakup mata uang kripto yang didirikan di AS selain Bitcoin.
Dilansir dari CoinMarketCap, pada hari ini (18/1/2025) pukul 08:34 WIB, dalam tujuh hari terakhir, Bitcoin, XRP, dan Solana mengalami kenaikan masing-masing sebesar 10,5%, 37,5%, dan 16,84%.
Sementara secara year to date/ytd, ketiga kripto tersebut juga berada di zona hijau dengan masing-masing penguatan sebesar 11,84%, 39,24%, dan 13,17%.
Donald Trump, yang bersiap untuk menjabat sebagai Presiden ke-47 Amerika Serikat, dilaporkan "receptive" atau terbuka terhadap gagasan pembentukan cadangan strategis yang menitikberatkan pada mata uang kripto berbasis AS, bukan hanya Bitcoin.
Dikutip dari cointelegraph.com, rumor ini muncul di tengah spekulasi bahwa administrasi baru mungkin akan mendorong penggunaan dan pengembangan mata uang digital yang berbasis di dalam negeri sebagai bagian dari kebijakan ekonomi strategis.
The New York Post, dalam laporannya pada 16 Januari yang mengutip sumber-sumber anonim, menyebutkan bahwa Donald Trump "receptive" atau terbuka terhadap ide membentuk cadangan strategis yang memprioritaskan mata uang kripto seperti USD Coin (USDC) seharga US$1, Solana (SOL) seharga US$210,53, dan XRP seharga US$3,26. Sumber-sumber tersebut juga menyebutkan bahwa ide ini dapat mengesampingkan Bitcoin (BTC), mata uang kripto terbesar di dunia berdasarkan kapitalisasi pasar.
Spekulasi tentang cadangan kripto yang lebih luas semakin intensif setelah Trump dilaporkan makan malam bersama CEO Ripple, Brad Garlinghouse, dan kepala bagian hukum Stuart Alderoty. Garlinghouse membagikan foto dari makan malam tersebut dan menyebutnya sebagai "awal yang kuat untuk 2025."
Antisipasi di kalangan investor kripto semakin meningkat menjelang pelantikan Trump awal minggu depan, serta kemungkinan pengumuman perintah eksekutif hari pertama yang berfokus pada industri aset digital. Trump berjanji selama kampanye untuk memposisikan AS sebagai pemimpin di ruang crypto, termasuk menciptakan cadangan nasional Bitcoin.
Senator Cynthia Lummis juga memperkenalkan BITCOIN Act pada Juli, yang mengusulkan untuk mengakuisisi 5% dari pasokan Bitcoin, sementara beberapa negara bagian AS juga sedang mengeksplorasi atau telah mengajukan legislasi untuk menciptakan cadangan untuk aset tersebut.
Kekhawatiran Pasar
Kendati beberapa pemegang token mungkin antusias dengan ide pemerintah membeli kripto selain Bitcoin, pengamat pasar menyuarakan kekhawatiran mereka.
"Ini ide yang konyol dan tidak akan pernah terjadi," kata Quinn Thompson, pendiri hedge fund Lekker Capital, dalam sebuah unggahan di X (sebelumnya dikenal sebagai Twitter).
"Ini bukan tempatnya pemerintah untuk membuat taruhan modal ventura pada altcoin," Thompson menjelaskan kepada CoinDesk. "Rumor tentang cadangan strategis untuk koin non-BTC ini adalah contoh lain di mana orang mengambil ide buruk dan menganggapnya sebagai fakta."
Anthony Georgiades, mitra umum di perusahaan investasi Innovating Capital, mengatakan meskipun mempromosikan inovasi berbasis AS itu "sangat positif," potensi "nasionalisasi aset digital" dapat melemahkan upaya untuk mendesentralisasikan ekonomi blockchain.
"Saat ini, hanya ada satu token yang benar-benar cukup dan murni terdesentralisasi, yaitu Bitcoin," katanya dalam sebuah wawancara di acara CoinDesk Markets Daily. "Proyek-proyek lain ini memiliki kekuatan dasar dan kemampuan menuju tingkat etos desentralisasi tersebut. Nasionalisasi aset digital ini mungkin berpotensi melemahkan upaya-upaya tersebut dari waktu ke waktu."
CNBC INDONESIA RESEARCH
(rev/rev)