Jakarta, CNBC Indonesia - Program makan bergizi gratis (MBG) menjadi program andalan Pemerintahan Prabowo Subianto-Gibran Rakabuming Raka. Namun, Kepala Badan Gizi Nasional (BGN) Dadan Hindayana menyebut, tidak semua anak dapat menerima susu dalam menu MBG tersebut.
Ia menjabarkan, penyaluran susu dalam menu makan bergizi gratis sulit terpenuhi di daerah yang bukan peternak. Sehingga, program tersebut akan berfokus pada daerah-daerah sentra sapi perah terlebih dahulu.
Dadan mengungkapkan, menu susu di daerah yang bukan peternak dapat diganti dengan telur dan daun kelor. Telur untuk memenuhi kebutuhan protein anak peserta MBG dan kalsium untuk kebutuhan kalsium
"Cukup bisa diganti dengan telur. Kalsiumnya bisa dengan kelor. Yang jauh dari susu dan logistiknya susah ya tidak usah dipaksakan. Bisa ada telur, bisa kelor," sebut Dadan.
Foto: Uji coba program Makan Bergizi Gratis (MBG) di SDS Angkasa 5 Lanud Halim Perdanakusuma, Jakarta, Selasa (26/11/2024). (CNBC Indonesia/Faisal Rahman)
Uji coba program Makan Bergizi Gratis (MBG) di SDS Angkasa 5 Lanud Halim Perdanakusuma, Jakarta, Selasa (26/11/2024). (CNBC Indonesia/Faisal Rahman)
Soal ini Menteri Koordinator (Menko) Pemberdayaan Masyarakat Muhaimin Iskandar buka suara. Apa kata pria yang akrab disapa Cak Imin itu
"Kalau kelornya bagus, kelor. Kalau UMKM lokal terlibat, harus dilibatkan," ujar Cak Imin di Ragunan, Jakarta Selatan, Rabu (25/12/2024).
Namun untuk usulan susu diganti dengan daun kelor di beberapa daerah katanya masih harus dilakukan simulasi. Menurutnya ini merupakan kewenangan Badan Gizi Nasional.
"Ya itu masih proses semua ya, simulasi, sinkronisasi pusat daerah, lokalitas. Tentu itu kewenangan Badan Gizi," jelasnya.
(wur/wur)
Saksikan video di bawah ini:
Video: Daya Tarik Bisnis Kosmetik Lokal Hadapi Tantangan Bisnis 2025
Next Article Daun Kelor Bisa Menurunkan Diabetes, Mitos atau Fakta?