Jakarta, CNBC Indonesia - Instrumen investasi di Amerika Serikat (AS) semakin digemari investor bahkan mendatangkan inflow yang besar. Dana yang diperdagangkan di bursa AS (ETF) tercatat inflow sebesar US$1,1 triliun sepanjang 2024.
Berdasarkan data dari Morningstar, investor mengalirkan rekor US$1,1 triliun ke dalam ETF pada tahun 2024 atau sekitar Rp17,82 kuadriliun, didorong oleh lonjakan pasar saham dan semakin beragamnya pilihan investasi.
Gelombang arus masuk ini mendorong total aset ETF melampaui US$10 triliun. Angka tersebut setara dengan sekitar sepertiga dari total pasar dana di AS. Lompatan dramatis dari pangsa pasar ETF sebesar 14% pada akhir 2014 dan 5% pada 2004.
Foto: 2024 Was a Year of Milestones for ETFs
Sumber: Morningstar Direct. Data as of Dec. 31, 2024
Sepanjang 2024, investor mengalirkan US$1,1 triliun ke dalam ETF AS, mencatatkan rekor baru.
Seperti biasa, ETF S&P 500 terbesar menerima arus masuk tertinggi, sementara iShares spot Bitcoin ETF menarik US$37,2 miliar, menempati posisi ketiga. Optimisme investor terhadap big tech, ekonomi AS, dan kemenangan Presiden AS, Donald Trump dalam pemilu menjadi pendorong utama arus masuk sepanjang tahun, seiring dengan sejumlah kelas aset yang mencatatkan imbal hasil dua digit.
iShares Core S&P 500 ETF mendorong harga saham BlackRock ke level tertinggi sepanjang masa pada 2024.
Setelah mendapatkan persetujuan regulasi awal tahun ini, iShares spot Bitcoin ETF mencetak banyak rekor. Meskipun investor menarik dana dalam jumlah besar dari ETF ini pada Desember akibat menurunnya permintaan dari investor institusional, ETF ini tetap berada di posisi tiga besar.
Di peringkat kelima, Invesco QQQ ETF mencatat peningkatan arus dana tiga kali lipat dibandingkan 2023. ETF ini, yang melacak Nasdaq 100, memiliki US$325 miliar dalam aset, mencakup hampir setengah dari total aset ETF Invesco yang terdaftar di AS.
Sementara itu, Invesco's equal-weight S&P 500 ETF masuk dalam 10 besar ETF teratas, menunjukkan adanya permintaan dari investor yang lebih berhati-hati di tengah dominasi perusahaan megacap. Secara keseluruhan, lima dari ETF teratas melacak indeks S&P 500, yang mengalami lonjakan sebesar 23,3%.
Mayoritas ETF dengan arus masuk terbesar adalah ETF ekuitas. Namun, hingga November, ETF obligasi tumbuh lebih cepat karena investor berusaha mengamankan imbal hasil lebih tinggi sebelum pemotongan suku bunga. Pada November, arus masuk ETF bersih melonjak ke rekor bulanan sebesar US$164 miliar, dengan fokus utama pada ETF ekuitas dan Bitcoin, menyusul kemenangan Trump dalam pemilu.
Bagaimana dengan Indonesia
Data Bank Indonesia (BI) selama 2024 hingga data setelmen 24 Desember 2024 menunjukkan investor asing tercatat beli neto sebesar Rp15,61 triliun di pasar saham, Rp37,94 triliun di pasar Surat Berharga Negara (SBN) dan Rp167,83 triliun di Sekuritas Rupiah Bank Indonesia (SRBI).
Angka tersebut terlihat cukup baik dengan net foreign inflow triliunan rupiah, namun jika dibandingkan dengan data ETF yang masuk ke pasar AS, maka aksi beli neto investor asing ke Indonesia di berbagai pasar keuangan domestik tampak sangat kecil.
CNBC INDONESIA RESEARCH
(rev/rev)