Perang Dagang Trump Memanas, Tradisi Rupiah Jelang Lebaran Bisa Kandas

5 days ago 9

Jakarta, CNBC Indonesia - Libur Hari Raya Idul Fitri atau Lebaran semakin mendekat. Pasar keuangan Indonesia, termasuk pasar mata uang akan ditutup pada hari ini sebelum libur panjang hingga 7 April mendatang.  Pelaku pasar perdagangan mata uang pun harus mempertimbangkan sejumlah sentimen yang akan berdampak pada hari ini hingga pasar kembali dibuka nanti. Secara sejarah, rupiah sebenarnya memiliki catatan positif menjelang lebaran.

Dikutip dari SKB 3 Menteri Nomor 1017 Tahun 2024, Nomor 2 Tahun 2024, dan Nomor 2 Tahun 2024 tentang Hari Libur Nasional dan Cuti Bersama Tahun 2025, berikut rinciannya.

- Jumat, 28 Maret 2025: Cuti bersama Hari Suci Nyepi (Tahun Baru Saka 1947)

- Sabtu, 29 Maret 2025: Libur akhir pekan/Libur nasional Hari Suci Nyepi (Tahun Baru Saka 1947)

- Minggu, 30 Maret 2025: Libur akhir pekan

- Senin, 31 Maret 2025: Libur nasional Idul Fitri 1446 Hijriah

- Selasa, 1 April 2025: Libur nasional Idul Fitri 1446 Hijriah

- Rabu, 2 April 2025: Cuti bersama Idul Fitri 1446 Hijriah

- Kamis, 3 April 2025: Cuti bersama Idul Fitri 1446 Hijriah

- Jumat, 4 April 2025: Cuti bersama Idul Fitri 1446 Hijriah

- Sabtu, 5 April 2025: Libur akhir pekan

- Minggu, 6 April 2025: Libur akhir pekan

- Senin, 7 April 2025: Cuti bersama Idul Fitri 1446 Hijriah

Dilansir dari Refinitiv, berdasarkan pantauan CNBC Indonesia Research, nilai tukar mata uang Garuda cenderung mengalami penguatan terhadap dolar AS seminggu sebelum libur lebaran.

Sejak 2019 hingga 2024, rupiah mayoritas mengalami penguatan seminggu sebelum libur lebaran. Hanya pada 2022, rupiah tampak tertekan sebesar 1,06%.

Sementara secara rata-rata dalam 10 tahun terakhir, rupiah cenderung mengalami penguatan sebesar 0,4% seminggu sebelum libur lebaran.

Namun kali ini memang sedikit berbeda mengingat dalam satu minggu terakhir hingga penutupan perdagangan kemarin (26/3/2025), rupiah tampak masih melemah 0,33%.

Mengingat hari ini adalah hari terakhir rupiah mengalami pergerakan, maka rupiah harus berada di bawah level Rp16.470/US$ akan dapat dikatakan mengalami penguatan sepekan sebelum libur panjang.

Hal ini tentu bukanlah sesuatu yang mudah mengingat indeks dolar AS (DXY) pada penutupan perdagangan kemarin tampak mengalami apresiasi sebesar 0,35% di angka 104,55.

Menjelang libur panjang, rupiah juga akan menghadapi "musuh abadainya" yakni indeks dolar. Pergerakan indeks dolar sendiri akan sangat ditentukan oleh kebijakan dalam negeri AS. Sayangnya, kabar buruk justru datang sebelum liburan.

Presiden Donald Trump pada Rabu (26/3/2025) waktu setempat mengumumkan penerapan tarif sebesar 25% untuk impor mobil yang tidak diproduksi di dalam negeri.

Kebijakan ini diperkirakan akan makin memperburuk ketegangan dengan mitra dagang utama AS, terutama menjelang pengenaan tarif tambahan yang dijadwalkan pekan depan, di samping menaikkan harga mobil.

"Apa yang akan kami lakukan adalah mengenakan tarif 25% untuk semua mobil yang tidak dibuat di Amerika Serikat. Jika mereka dibuat di Amerika Serikat, maka tidak akan dikenakan tarif sama sekali," ujar Trump dalam konferensi pers di Gedung Putih, dilansir dari AFP.

Langkah ini akan mulai berlaku pada 2 April dan berdampak pada mobil serta truk ringan yang diproduksi di luar negeri.

Kebijakan ini menambah daftar tarif yang sebelumnya telah diberlakukan Trump, termasuk tarif impor dari Kanada, Meksiko, dan China, serta tarif sebesar 25% untuk baja dan aluminium.

Sekitar 50% mobil yang dijual di AS diproduksi secara domestik. Dari separuh mobil impor yang masuk ke AS, sebagian besar berasal dari Meksiko dan Kanada, sementara Jepang, Korea Selatan, dan Jerman juga menjadi pemasok utama.

Center for Automotive Research memperkirakan bahwa tarif ini, termasuk tarif tambahan untuk logam dan mobil impor, dapat meningkatkan harga kendaraan hingga ribuan dolar dan berpotensi mengancam pasar tenaga kerja di sektor otomotif.

Selain industri otomotif, Trump juga mengincar sektor-sektor lain untuk dikenakan tarif tambahan, termasuk farmasi dan semikonduktor. Pada Rabu, ia menegaskan kembali niatnya untuk memberlakukan tarif atas kayu dan obat-obatan.

Kebijakan baru Trump ini diperkirakan akan menggoyang pasar keuangan dunia, termasuk Indonesia, pada hari ini.

CNBC INDONESIA RESEARCH

[email protected]

(rev/rev)

Read Entire Article
Lifestyle | Syari | Usaha | Finance Research