Mirip Bridgestone, Ini 5 Perusahaan Jadi Primadona Tapi Ambruk Juga

2 months ago 26

Jakarta, CNBC Indonesia - Badai krisis keuangan kembali menelan korban perusahaan besar. Kali ini produsen ban asal Jepang, Bridgstone Corp yang segera menutup pabrik dan terancam melakukan Pemutusan Hubungan Kerja (PHK).

Bridgestone adalah salah satu nama dari perusahaan brand besar yang terkena krisis sehingga harus tutup pabrik. Sebelumnya, ada The Body Shop hingga JD.ID yang terpaksa tutup pabrik bahkan hingga gulung tikar.

Berikut nama-nama brand ternama yang harus terkena kejamnya krisis saat ini:

Bridgestone Tutup Pabrik dan PHK Karyawan

Bridgestone  Corp. berencana untuk menutup pabrik di Lanklaar, Belgia pada semester pertama 2025. akibat masalah performa profitabilitas.

Berdasarkan media Jepang Nippon, penutupan pabrik di Belgia adalah bagian upaya Bridgestone untuk merestrukturisasi operasinya di Eropa yang tengah menghadapi masalah profitabilitas.

Perusahaan mengaku bahwa pihaknya telah menginformasikan rencana penutupan pabrik yang dijalankan oleh anak perusahaan Bridgestone, Bandag Europe NV tersebut kepada 111 karyawan.

Sementara itu, media Belgia VRT NWS melaporkan bahwa perusahaan bidang produksi ban bus dan truk ini mengambil langkah penutupan pabrik akibat biaya produksi yang tinggi dan penjualan menurun.

Manajemen perusahaan mengklaim bahwa saat ini permintaan suku cadang ban bus dan truk kepada pihaknya menurun lebih dari sepertiganya di Eropa, terutama akibat banyaknya impor produk yang lebih murah dari Asia Timur.

The Body Shop Tutup Ratusan Gerai di Amerika Serikat

Perusahaan kosmetika termasyhur dunia, The Body Shop bangkrut dan menutup ratusan gerainya di Amerika Serikat dan Kanada.

Ratusan toko di AS termasuk toko online tidak lagi beroperasi sejak 1 Maret 2024. Sedangkan di Kanada ada 33 toko dari 105 toko dijual.

"Inflasi yang tinggi dalam beberapa tahun terakhir telah merugikan toko-toko seperti The Body Shop yang sebagian besar beroperasi di luar mal dan ditujukan untuk kelas menengah," dikutip dari laporan CNN, Jakarta, Senin (11/3/2024).

Perusahaan kosmetika ternama di dunia, The Body Shop bangkrut dan menutup ratusan tokonya d Amerika Serikat dan Kanada. Operasional perusahaan tertekan inflasi. (REUTERS/Hollie Adams)Foto: Perusahaan kosmetika ternama di dunia, The Body Shop bangkrut dan menutup ratusan tokonya d Amerika Serikat dan Kanada. Operasional perusahaan tertekan inflasi. (REUTERS/Hollie Adams)
Perusahaan kosmetika ternama di dunia, The Body Shop bangkrut dan menutup ratusan tokonya d Amerika Serikat dan Kanada. Operasional perusahaan tertekan inflasi. (REUTERS/Hollie Adams)

Silicon Valley Bank (SVB) Kolaps

SVB dinyatakan kolaps pada 2023 dan bikin geger seantero dunia. Investor pun takut krisis 2008 akan kembali terjadi.

Bank terbesar urutan ke-16 di Amerika Serikat (AS) ini resmi bangkrut hanya 48 jam setelah berencana mengumpulkan dana untuk menambah modal.

Dapat dikatakan, perjalanan empat dekade SVB sebagai pemberi pinjaman pilihan dunia teknologi berakhir. Perusahaan ditutup karena kekhawatiran likuiditas.

Kebangkrutannya membuat pasar di AS panik. Presiden AS Joe Biden, Menteri Keuangan Janet Yellen, serta bank sentral The Fed langsung bersuara dan mengadakan rapat soal kejadian ini.

Saat SVB kolaps tak hanya pasar AS yang panik, investor dunia pun mulai khawatir bahwa tren suku bunga tinggi akan memakan korban lebih banyak dan menyebar ke seluruh bank di dunia.

JD.ID Harus Tutup Lapak

JD.ID pertama kali beroperasi di Indonesia pada November 2015. JD.ID lahir dari kongsi antara Jingdong (JD.com) dengan firma ekuitas asal Singapura, Provident Capital.

Setelah rentetan PHK dan menutup layanan logistik, JD.ID resmi menutup layanannya memasuki tahun ke-delapan beroperasi di Indonesia. Dalam pengumumannya, layanan tutup pada 31 Maret 2023.

JD.com mengumumkan penutupan itu dalam situs resminya. Perusahaan juga menyatakan tidak lagi menerima pesanan per 15 Februari 2023.

Nokia Menolak Adaptasi, Bangkrut Didapati

Nokia sempat menjadi primadona di masa keemasannya. Namun sekarang, divisi produsen ponsel asal Finlandia tersebut bangkrut.

Dalam waktu kurang dari satu dekade, Nokia muncul untuk memimpin revolusi ponsel. Pada puncaknya, Nokia menguasai pangsa pasar ponsel global lebih dari 40 persen.

Namun posisinya di puncak hanya sebentar, penurunan bisnis Nokia dimulai dengan penjualan bisnis telepon selulernya ke Microsoft pada tahun 2013.

Kehadiran pesaing seperti Apple, Samsung dan produsen lainnya bisa saja disalahkan atas kematian Nokia. Namun jika dilihat Nokia mulai runtuh dari dalam, jauh sebelum perusahaan-perusahaan ini memasuki pasar ponsel.

Pada masa kemajuan teknologi ini, perubahan pasar yang cepat, dan kompleksitas yang berkembang, menganalisis kisah Nokia memberikan pelajaran yang bermanfaat bagi perusahaan manapun yang ingin mempertahankan posisi dalam industri ini.

 A cyclist rides past a Nokia logo during the Mobile World Congress in Barcelona, Spain February 25, 2018. REUTERS/Yves HermanFoto: REUTERS/Yves Herman
FILE PHOTO: A cyclist rides past a Nokia logo during the Mobile World Congress in Barcelona, Spain February 25, 2018. REUTERS/Yves Herman

Badai Terlalu Besar, Giant Harus Tutup Lapak

Bisnis ritel dengan format hypermarket ini sebenarnya sudah mulai melemah sejak 2015. Pada saat itu, perusahaan memutuskan untuk menutup 75 gerai Giant di sejumlah daerah karena faktor rendahnya penjualan.

Selain itu, manajemen mengaku pelemahan ekonomi dan turunnya daya beli menjadi pendukung diambilnya keputusan tersebut.

Berselang tiga tahun, sejumlah gerai Giant, terutama Giant Expres kembali mengalami nasib serupa.

Dari awalnya berjumlah 166 gerai, terpangkas menjadi 142 gerai. Hal ini berlanjut pada Juli 2019, Giant yang merupakan bagian dari Hero Group ini tutup di sejumlah lokasi.

Pada akhirnya manajemen menegaskan menutup seluruh gerai Giant pada akhir Juli 2021.

Sebelum bergabung di unit bisnis HERO, Giant diketahui merupakan perusahaan asal Malaysia yang didirikan pada 1944 oleh Keluarga Teng. Berkantor pusat di Shah Alam, Selanggor Darul Ehsan, Giant menyediakan berbagai keperluan harian, dari mulai makanan hingga kebutuhan sandang.

Ini tentunya turut membuat kekecewaan para emak-emak di Tanah Air sebab Giant dikenal dengan tempat berbelanja murah.

Suasana pusat perbelanjaan di Giant Ekspres Kemayoran terlihat sepi pengunjung, Jakarta, Senin (31/5/2021). PT Hero Supermarket TbkTbk menutup seluruh gerai Giant di Indonesia pada bulan Juni mendatang.  (CNBC Indonesia/Tri Susilo)Foto: Suasana pusat perbelanjaan di Giant Ekspres Kemayoran terlihat sepi pengunjung, Jakarta, Senin (31/5/2021). PT Hero Supermarket TbkTbk menutup seluruh gerai Giant di Indonesia pada bulan Juni mendatang. (CNBC Indonesia/Tri Susilo)
Suasana pusat perbelanjaan di Giant Ekspres Kemayoran terlihat sepi pengunjung, Jakarta, Senin (31/5/2021). PT Hero Supermarket TbkTbk menutup seluruh gerai Giant di Indonesia pada bulan Juni mendatang. (CNBC Indonesia/Tri Susilo)

CNBC INDONESIA RESEARCH

(ras/ras)

Read Entire Article
Lifestyle | Syari | Usaha | Finance Research