Jerawat itu Muncul Gegara Hormonal atau Bakteri? Ini Kata Dokter Kulit

1 week ago 4

Jakarta, CNBC Indonesia - Banyak penyebab bisa memicu munculnya jerawat. Namun untuk mendapatkan pengobatan yang tepat, penting untuk mengetahui jenis jerawat apa yang tumbuh, apakah disebabkan oleh faktor hormonal atau bakteri.

Melansir laman Laser Skin Surgery, dokter spesialis kulit Dr. Roy Geronemus menjelaskan, bahwa mengenali jenis jerawat dan penyebab utamanya itu penting agar seseorang bisa mencegah jerawat datang kembali. Dengan begitu, kata ia, seseorang bisa mendapatkan kulit yang lebih sehat.

Jerawat hormonal biasanya disebabkan oleh peningkatan hormon androgen. Jenis hormon ini biasanya dominan pada pria. Lonjakan hormon ini merangsang kelenjar minyak di kulit untuk memproduksi lebih banyak sebum. Produksi minyak berlebih ini dapat menyumbat pori-pori dan memicu pertumbuhan bakteri penyebab jerawat.

Jenis jerawat ini umumnya muncul dalam bentuk benjolan merah yang dalam dan terasa sakit, terutama di bagian bawah wajah seperti rahang, dagu, leher, dan pipi. Remaja dan wanita paling sering mengalami jerawat hormonal, khususnya saat menstruasi, kehamilan, atau menopause.

Sementara itu, jerawat bakteri disebabkan oleh pertumbuhan berlebihan bakteri di permukaan kulit. Bakteri tersebut sebenarnya alami berada di kulit, tetapi jika jumlahnya meningkat, bisa memicu peradangan dan menyebabkan jerawat bernanah atau berisi cairan.

Jerawat bakteri umumnya muncul di area wajah yang lebih berminyak, seperti dahi, hidung, dan dagu. Kondisi ini bisa terjadi kapan saja, tapi sering memburuk saat stres atau perubahan hormon.

Bagaimana membedakannya?

Jerawat Hormonal:
- Umumnya terjadi pada wanita dan remaja
- Muncul di bagian bawah wajah (rahang, dagu)
- Sering muncul saat haid, ovulasi, kehamilan, atau menopause
- Berbentuk kista besar dan terasa sakit
- Bisa disertai gejala lain seperti menstruasi tidak teratur atau rambut rontok
- Kurang responsif terhadap obat oles biasa

Jerawat Bakteri:
- Muncul di area berminyak seperti dahi, hidung, dagu
- Bentuknya bisa berupa jerawat merah, pustula, atau komedo
- Respon baik terhadap obat oles atau antibiotik
- Bisa timbul kapan saja, namun sering meningkat saat stres

Untuk memastikan jenis jerawat yang dialami, dokter kulit biasanya akan melakukan pemeriksaan fisik, tes darah untuk melihat kadar hormon, atau swab kulit untuk mengecek komposisi bakteri.

Pengobatan Jerawat Hormonal
Beberapa pilihan pengobatan jerawat hormonal antara lain:

1. Terapi Cahaya Accure
Teknologi berbasis cahaya ini menargetkan kelenjar minyak yang terlalu aktif dan dapat mengurangi frekuensi jerawat. Waktu perawatan hanya sekitar 30 menit hingga 1 jam.

2. Obat Oles
Krim atau gel yang mengandung retinoid, benzoyl peroxide, spironolactone, dan asam salisilat bisa membantu mengurangi peradangan.

3. Pil KB
Membantu menstabilkan kadar hormon dan menurunkan produksi testosteron.

4. Gaya Hidup Sehat
Tidur cukup, minum air putih, menghindari gula dan produk susu, serta mengelola stres dapat membantu mencegah jerawat.

Pengobatan Jerawat Bakteri
Pengobatan jerawat bakteri biasanya lebih sederhana, seperti:

1. Retinoid
Meningkatkan regenerasi sel dan mencegah penyumbatan pori-pori.

2. Benzoyl Peroxide
Membunuh bakteri penyebab jerawat dan mengurangi minyak berlebih.

3. Asam Salisilat
Membantu membuka pori-pori yang tersumbat dan mengurangi bengkak.

4. Antibiotik Oral
Seperti tetracycline, doxycycline, dan minocycline untuk mengatasi infeksi dari dalam tubuh.

5. Accure
Teknologi ini juga efektif untuk jerawat bakteri, terutama dalam mengatasi whitehead, blackhead, dan pustula.

Selain itu, ada jerawat jamur. Jerawat jamur sebenarnya bukan jerawat, melainkan infeksi akibat pertumbuhan jamur berlebih di kulit. Gejalanya mirip dengan jerawat, yaitu benjolan merah, pustula, dan komedo kecil.

Jerawat jamur biasanya merespons baik terhadap krim antijamur seperti ketoconazole dan butenafine. Jika tidak membaik, dokter dapat meresepkan obat oral seperti itraconazole atau fluconazole.

Read Entire Article
Lifestyle | Syari | Usaha | Finance Research