Berenang di Sungai, Warga Kalimantan Temukan Berlian Rp6 M

2 months ago 13

Jakarta, CNBC Indonesia - Hidup dikelilingi sungai membuat banyak orang Kalimantan punya kebiasaan berenang di sepanjang batang air. Termasuk dilakukan oleh salah satu warga pinggiran Sungai Barito, Kalimantan Tengah. 

Warga itu, yang tak disebutkan namanya, punya hobi berenang di Sungai Barito. Hampir setiap hari dia melakukannya dengan tujuan rekreasi atau mencari sesuatu yang bisa dijual kembali. Namun, suatu waktu terjadi kejadian yang mengubah jalan hidup warga tersebut.

Alkisah pada suatu hari di bulan Desember 1954, dia berenang di sungai sepanjang 1.090 Km itu. Tak ada persiapan apapun. Dia pun asyik menyelam menerjang lumpur-lumpur yang menghalangi pandangan.

Namun, di tengah keasyikan itu, dia tiba-tiba melihat benda bercahaya. Benda itu kontras sebab berada di tengah sungai berlumpur yang gelap. Dia pun segera mengambilnya dan menuju ke permukaan.

Saat menghirup udara dan membersihkan mata, dia terkejut melihat benda bercahaya itu. Ternyata harta karun sangat bernilai, yakni berlian. Dia bergegas ke daratan dan menuju tempat penjualan. Dari sini diketahui, berlian itu seberat 30 karat yang dia jual seharga Rp500 ribu. 

Pada tahun 1954 uang Rp500 ribu jangan dianggap remeh. Dalam harian Indonesia Raja (9 Juni 1954) diketahui, harga 1 gram emas di tahun 1954 bisa dibeli hanya Rp86. Artinya, uang Rp500 ribu bisa membeli 5,8 Kg emas. Jika dikonversi, berarti berlian 30 karat seharga Rp500 ribu atau setara 5,8 Kg emas tahun 1954 senilai Rp6 miliar pada masa sekarang. 

"Seketika, orang itu, yang tadinya miskin, mendadak jadi orang sangat kaya," tulis harian Merdeka (24 Desember 1954).

Ternyata, peristiwa orang yang mendadak kaya berkat penemuan berlian bukan hanya terjadi kepada salah satu warga saja. Harian Merdeka mencatat ada banyak orang serupa di Kalimantan yang beruntung mendapat berlian dengan karat berbeda. Mulai dari 22 karat sampai 50 karat yang dijual seharga Rp850 ribu.

Dari banyaknya berita ini kemudian muncul profesi baru, yakni pemburu berlian di sungai-sungai Kalimantan.

Pulau Penghasil Berlian

Penemuan berlian di sungai Kalimantan tak mengherankan. Sebab, sudah sejak lama Kalimantan disoroti sebagai penghasil berlian.

Penjelajah Portugis Tome Pires dalam catatan perjalanan berjudul Suma Oriental telah menyoroti keberadaan berlian di Pulau Khatulistiwa. Katanya, banyak kota-kota pelabuhan di Kalimantan, seperti Banjar di Kalimantan Selatan atau Lawe di Kalimantan Barat, telah menjadikan berlian sebagai barang komoditas ekspor. 

Bahkan, berlian-berlian dari Kalimantan disebutnya sebagai berlian terbaik di dunia yang tak bisa ditemukan di daerah lain di muka bumi. Selain Pires, pejabat Inggris Thomas Stanford Raffles dalam karya besarnya History of Java (1817) juga menyoroti hal sama.

Saat menjadi orang nomor satu di Hindia Belanda kurun 1811-1816, dia melihat berlian bisa mudah diperoleh di Kalimantan. Entah di sungai, kaki bukit, bahkan dataran biasa. Bahkan, menurutnya, semakin dalam tanah digali, kualitas berlian juga semakin baik.

Tak heran, berlian jadi objek eksploitasi selain rempah-rempah oleh penjajah. Tercatat, sejak 1738, Belanda sudah mengekspor berlian dari hasil tambang di Kalimantan senilai US$200 ribu - US$ 300 ribu setiap tahunnya. Seluruh berlian kemudian digunakan sebagai perhiasan orang-orang kaya di dunia. 

Sampai sekarang, berlian asal Kalimantan masih mempesona. Aktivitas tambang dan penjualan masih berjalan. 


(mfa/sef)

Saksikan video di bawah ini:

Video: Lirik Prospek Bisnis Produk Perawatan Rambut Lokal Go Global

Next Article Bongkar Rumah, Kuli Desa Temukan Emas Rp5 Miliar

Read Entire Article
Lifestyle | Syari | Usaha | Finance Research