Ternyata Trump Super Pelit, Punya Harta Rp100 T tapi Ogah Lakukan Ini

1 week ago 9

Jakarta, CNBC Indonesia -  Calon Presiden Partai Republik, Donald Trump, resmi memenangi Pemilu 2024 dengan perolehan 295 suara elektoral. Dia mengalahkan rivalnya petahana Kamala Harris yang hanya memperoleh 226 suara. 

Dengan demikian, Trump sah menjadi Presiden AS ke-47 selama 4 tahun ke depan. Dia pun kembali memegang pucuk pimpinan tertinggi AS setelah sebelumnya menjabat Presiden ke-45 periode 2016-2020. 

Trump mengawali karier bukan di dunia pemerintahan atau politik, melainkan sebagai pengusaha. Dia tercatat sebagai pemilik The Trump Organization LLC yang memiliki gurita bisnis di seluruh dunia. Dari sini dia konsisten masuk dalam jajaran miliarder dunia selama 30 tahun terakhir.

Kini, dia tercatat punya harta US$ 6 miliar atau mencapai Rp100 Triliun. Meski punya duit 'segunung', Trump tak seperti pengusaha lain yang suka melakukan kegiatan filantropi. Alih-alih bertindak demikian, Trump malah menunjukkan sikap kebalikannya, yakni pelit. 

Miliarder Pelit

Sejak berbisnis dari 1968, Donald Trump sebenarnya punya yayasan amal. Namanya, Donald J. Trump Foundation yang berdiri pada 1987. Dia pun menyebut dirinya sebagai "miliarder dermawan", sehingga membuat banyak orang terpukau atas sikapnya.

Namun, laporan The New York Times pada 2016 lalu mengungkap fakta berlainan. Donald Trump bukan sosok dermawan, tapi super pelit. Hal ini tercermin dalam berbagai sikap dan pernah diungkap langsung oleh banyak orang.

Sebut saja seperti kesaksian kepala operasional Trump Plaza Hotel & Casino, Jack O'Donnell, pada akhir 1980-an.

Kala itu, Trump didatangi orang meminta sumbangan ribuan dollar yang hanya secuil dari total hartanya. Alih-alih memberi, dia malah menolak dan mempertanyakan maksud sumbangan orang itu.

"Ngapain kita ngasih? Apa iya kita harus ngasih uang sebanyak itu?," kata Trump ditirukan ulang O'Donneld.

Selain itu, pada suatu waktu Trump juga pernah menolak mentah-mentah delegasi Akademi Militer New York. Sebelumnya, sejarah mencatat dia pernah sekolah di sana. Sekaligus juga pernah menyebut almamaternya itu adalah yang paling hebat di antara lainnya. Bahkan, dia juga spesifik menyebut telah memberi pengalaman terbaik dalam sejarah kehidupannya. 

Namun, saat sekolah kebanggaan Trump tersebut terlilit utang dan meminta bantuan kepada alumni orang terkaya bernama Trump, mereka malah mendapat pepesan kosong. Trump dengan tegas dan cepat menjawab: tidak!.

"Kami kecewa. Kami pikir dia akan membuka buku ceknya," kata Rich Pezzullo, alumni yang datang meminta sumbangan ke Trump. Padahal Trump kala itu sedang menghambur-hamburkan uang mengikuti lelang properti.

Malahan, tulis New York Times, sumbangan dari yayasan yang secara eksklusif didanai orang lain, malah dipakai untuk memenuhi kebutuhan Trump sendiri ketimbang dialihkan untuk penerima yang membutuhkan.

Kelakuan pelit Trump juga pernah diungkap Forbes. Pada 2018, situs bisnis ternama itu mengungkap kalau yayasan amal Donald J. Trump Foundation malah menjadi sarana pencitraan diri dan ajang promosi Trump.

"Selama 30 tahun, yayasan menjadi kendaraan untuk promosi diri. Di yayasan itu, Trump menerima sumbangan dari orang lain, tapi dia malah sesumbar bahwa dana yayasan murni dari uangnya sendiri ketika melakukan aksi filantropi," tulis Forbes. 

Akibat kelakuan ini, Trump pernah didakwa melakukan perbuatan hukum oleh Jaksa Agung New York pada 2018. Dalilnya karena dia telah menjadikan yayasan sebagai ajang promosi diri. Jaksa Agung meminta denda sebesar US$2,8 juta. 

Selain pelit, Trump juga dikenal sebagai miliarder tak taat bayar pajak. Dalam laporan berbeda yang dibuat The New York Times pada 2020 silam, diketahui Trump secara sengaja menghindari pajak selama berbisnis. 

Caranya dengan memanfaatkan catatan kerugian supaya mengurangi pajak. Di AS, perusahaan atau pebisnis yang mengalami kerugian besar bisa mendapat pengurangan pajak.

Trump melihat kebijakan ini sebagai peluang. Dia lantas membuat laporan keuangan yang menunjukkan bahwa dia mengalami kerugian besar. Dari sini, pemerintah pun memberikannya keringanan pajak. Tanpa tahu, bahwa miliarder itu melakukan manipulasi.

Menurut The New York Times, kelakuan Trump ogah membayar pajak dilakukan 10-15 tahun sebelum menjadi presiden. Bahkan saat menjadi presiden pun, dia tetap ogah membayar pajak sesuai harta yang triliunan rupiah. 


(mfa/mfa)

Saksikan video di bawah ini:

Video: Lirik Prospek Bisnis Produk Perawatan Rambut Lokal Go Global

Read Entire Article
Lifestyle | Syari | Usaha | Finance Research