Auto Kaya! Harga Emas Pecah Rekor Terus, 2025 Diprediksi Tembus Segini

2 weeks ago 12

Jakarta, CNBC Indonesia - Harga emas masih berada di level yang cukup tinggi disepanjang pekan ini di tengah berbagai sentimen yang ada. Bahkan sepanjang 2025, harga emas diperkirakan masih akan cukup tinggi.

Dilansir dari Refinitiv, harga emas dunia mengalami penurunan pada penutupan perdagangan kemarin (17/1/2025) 0,45% di angka US$2.701/troy ons.

Sementara secara mingguan, harga emas masih menguat 0,44% dari US$2.689/troy ons pada 10 Januari 2025.

Harga emas dunia sempat mengalami reli yang cukup signifikan dan menyentuh level tertinggi dalam satu bulan terakhir setelah data ekonomi terbaru AS semakin menekan imbal hasil Treasury, menyusul laporan inflasi inti yang lemah minggu ini.

Klaim awal untuk tunjangan pengangguran negara naik menjadi 217.000 (disesuaikan secara musiman) untuk pekan yang berakhir pada 11 Januari, menurut Departemen Tenaga Kerja pada Kamis. Survei Reuters sebelumnya memperkirakan 210.000 klaim.

"Klaim pengangguran awal lebih tinggi dari yang diharapkan, sehingga menunjukkan adanya pelemahan di pasar tenaga kerja," kata Alex Ebkarian, Chief Operating Officer di Allegiance Gold.

"Kami juga melihat imbal hasil Treasury AS turun, sehingga daya tarik emas kembali meningkat."

Imbal hasil Treasury 10-tahun US10YT=RR memangkas kenaikan sebelumnya dan diperdagangkan pada level terendah lebih dari satu minggu setelah data penjualan ritel, klaim pengangguran, dan harga impor dirilis.

Kendati demikian, harga emas mengalami depresiasi di hari terakhir perdagangan pekan ini bersamaan dengan rencana gencatan senjata antara Israel vs Hamas. Gencatan diharapkan sudah dimulai pada 19 Januari 2025. Kesepakatan ini mencakup pertukaran sandera dan tahanan, usai 15 bulan berkonflik.

Harga Emas Masih Berpotensi Naik

Dikutip dari CBS News, terdapat tiga scenario pergerakan harga emas di 2025 (bull, base, dan bear case).

Skenario 1: Kasus Bullish (Optimis)

Beberapa ahli memproyeksikan kenaikan moderat untuk harga emas tahun ini. Pandangan optimis ini didorong oleh permintaan yang meningkat di berbagai sektor. Konflik global membuat emas lebih menarik bagi investor yang mencari aset aman.

Jika bank sentral AS/The Fed menurunkan suku bunga, hal ini dapat melemahkan dolar dan membuat emas lebih menarik. Dengan bank sentral yang terus membeli emas dalam jumlah besar dan kekhawatiran inflasi yang terus berlanjut, harga emas bisa mendapatkan dukungan kuat sepanjang tahun 2025.

Skenario 2: Kasus Dasar (Stabil)

"Emas kemungkinan akan tetap stabil jika suku bunga tetap dan inflasi kembali normal sekitar 2%," kata ahli keuangan seperti Kevin Shahnazari, pendiri dan CEO FinlyWealth.

Untuk skenario ini terjadi, beberapa faktor harus sejalan: dolar AS yang stabil akan mempertahankan pola perdagangan saat ini, sementara rantai pasok harus berjalan lancar tanpa gangguan. Jika ketegangan geopolitik juga mereda selama periode ini, emas mungkin mempertahankan nilainya tanpa fluktuasi harga yang signifikan.

Skenario 3: Kasus Bearish (Pesimis)

"Penguatan dolar yang lebih besar dari perkiraan, ditambah dengan suku bunga riil yang lebih tinggi, akan menekan harga emas," Shahnazari memperingatkan.

Jika harga turun di bawah level dukungan teknis utama, hal ini bisa memicu penjualan otomatis oleh pedagang teknis yang mengikuti pola grafik. Akibatnya, kita mungkin melihat kelemahan yang berkelanjutan sepanjang tahun.

Sementara berdasarkan sumber lain, JPMorgan memperkirakan akan terjadi kenaikan pada harga emas dunia di 2025.

"Kenaikan harga logam mulia tampaknya akan terus berlanjut, dengan pasokan yang terbatas menjadi faktor pendukung bagi penguatan harga logam dasar di akhir tahun 2025," dalam laporan Market outlook 2025: Navigating cross-currents.

"Kami tetap mempertahankan pandangan bullish jangka panjang kami terhadap emas, karena sebagian besar skenario makro pada tahun 2025 masih condong mendukung kenaikan harga logam ini," kata Gregory Shearer, kepala Strategi Logam Dasar dan Mulia di J.P. Morgan. "Kami memproyeksikan harga emas akan naik menuju US$3.000 per ons tahun depan (2025)."

Sedangkan laporan riset dari Deutsche Bank yang berjudul PERSPECTIVES 2025 ANNUAL OUTLOOK menunjukkan bahwa Logam mulia ini kemungkinan akan tetap diminati pada 2025, meskipun tingkat pasar modal yang relatif tinggi dan dolar AS yang kuat diperkirakan akan terus berlanjut.

Permintaan yang kuat untuk emas fisik, misalnya dari bank sentral, menjadi alasan utama. Selain itu, emas diharapkan mampu menunjukkan pentingnya sebagai komponen lindung nilai risiko dalam portofolio, terutama di masa ketidakpastian yang besar.

"Kami memperkirakan harga emas akan berfluktuasi di sekitar US$2.800/oz pada akhir tahun 2025," dikutip dari laporan riset tersebut.

CNBC INDONESIA RESEARCH

[email protected]

(rev/rev)

Read Entire Article
Lifestyle | Syari | Usaha | Finance Research