Adu Royal Dividen BRI, BNI dan Bank Mandiri,: Ada Yang Berani Beri 10%?

5 days ago 9

Jakarta, CNBC Indonesia - Hari ini merupakan hari terakhir perdagangan saham Tanah Air, sebelum libur panjang lebaran yang terpantau hingga 11 hari lamanya.

Pasar saham Tanah Air pun bergerak positif di hari-hari pekan terakhir sebelum libur panjang. Akan tetapi, pada pergerakan pasar saham hari ini, diperkirakan kemungkinan tidak akan semenarik dua hari perdagangan sebelumnya, mengingat sebagian investor telah mulai fokus berlibur dan melakukan perjalanan mudik lebaran sehingga pasar saham akan cenderung sepi transaksi.

Pada perdagangan kemarin Rabu (26/3/2025), Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) melejit 3,80% di level 6.472,36. Kenaikan tersebut menjadi kenaikan IHSG selama dua hari beruntun. Akan tetapi kenaikan IHSG memunculkan GAP baru sehingga berpotensi rawan koreksi hari ini.

Melesatnya IHSG dua hari terakhir didorong dari sentimen pembagian dividen jumbo oleh empat saham perbankan Himbara. Dimana yield dividennya mencapai hingga 10%.

Bank BRI

Bank plat merah yang pertama kali mengumumkan dividen adalah PT Bank Rakyat Indonesia Tbk (BBRI) , yang secara resmi mengumumkan pembagian dividen dari hasil laba tahun buku 2024.

BBRI sepakat membagikan 85% dari laba bersih tahun buku 2024 atau Rp 51,74 triliun sebagai dividen. Nilai tersebut setara dengan Rp 345 per lembar saham.

Adapun pada tahun lalu BRI telah membagikan dividen interim sebesar Rp 20,46 triliun atau setara dengan Rp 135 per lembar saham. Dengan demikian sisa dividen final yang akan dibagikan BRI sebesar Rp 208,40.

Untuk sisa dividen final tersebut, jika dibagi dengan harga saham BBRI di Rp3.610 per lembar, maka yield yang didapatkan setara 5,76%

Sementara jika ditotal seluruhnya Rp354 per lembar, yield mencapai 9,56%, berdasarkan penutupan harga saham BBRI pada Senin (24/3/2025).

Yield dividen BBRI ini terbilang cukup jumbo, berada di atas rata-rata lima tahun sebanyak 5,10% dan lebih tinggi dari rata-rata investasi deposito atau pasar uang.

Sebagai informasi, BRI berhasil mencetak laba bersih secara konsolidasi sebesar Rp60,64 triliun, naik tipis atau 0,36% secara tahunan (yoy).

Mengutip laporan keuangan di media massa, pencapaian tersebut tidak terlepas dari pendapatan bunga bersih sebesar Rp142,05 triliun, naik 3,38% yoy dari setahun sebelumnya Rp137,40 triliun.

Kemudian, penyaluran kredit BRI dan pinjaman syariah yang tercatat sebesar Rp1.348,21 triliun, tumbuh 7,98% yoy pada tahun 2024, dari setahun sebelumnya Rp1.248,51 triliun. Total kredit UMKM tercatat sebesar Rp1.110,37 triliun.

Kualitas kredit pun terjaga dengan rasio kredit bermasalah atau non-performing loan (NPL) gross sebesar 2,94% dan NPL net sebesar 0,75% per Desember 2024. BRI juga mencatatkan NPL coverage sebesar 215,01%.

Pada penghimpunan dana, BRI berhasil mencatatkan total dana pihak ketiga (DPK) sebesar Rp1.365,45 triliun. Dengan porsi dana murah atau current account savings account (CASA) sebesar 67,30%.

Bank Mandiri

Dalam Rapat Umum Pemegang Saham Tahunan (RUPST) PT Bank Mandiri (Persero) Tbk. memutuskan membagikan 78% dari laba tahun buku 2024 atau senilai Rp 43,5 triliun.

Dengan demikian investor akan mendapatkan setara Rp 466,18 per saham, atau yield dividen mencapai 9,84%% jika dilihat dari penutupan perdagangan saham pada Selasa (25/3/2025).

Sementara itu, sebesar Rp 12,27 triliun atau 22% dari laba bersih akan dialokasikan sebagai laba ditahan.

Bila dirinci, pemerintah sebagai pengendali emiten bersandi BMRI akan menerima Rp 22,62 triliun yang jika sebelumnya disetorkan ke rekening kas umum negara, kini akan dikelola oleh Danantara.

Adapun, pada tahun lalu bank bersandi saham BMRI ini membagikan dividen senilai Rp 33,04 triliun dari laba bersih tahun buku 2023. Sehingga, pemegang saham memperoleh Rp 353,96 per lembar saham.

Sebagai informasi, Bank Mandiri mencatatkan laba bersih periode berjalan secara konsolidasi yang dapat diatribusikan kepada pemilik sebesar Rp55,78 triliun sepanjang tahun 2024. Perolehan tersebut tumbuh 1,31% secara tahunan (yoy) dari perolehan tahun 2023 sebesar Rp55,06 triliun.

Mengutip laporan keuangan Bank Mandiri, pencapaian tersebut tidak terlepas dari pendapatan bunga dan syariah bersih sebesar Rp101,75 triliun, naik 6,12% yoy pada 2024.

Pada fungsi intermediasi, penyaluran kredit Bank Mandiri tercatat melesat 19,36% yoy menjadi sebesar Rp1.623,21 triliun, pada periode yang berakhir Desember 2024.

Kualitas kredit pun terjaga dengan rasio kredit bermasalah atau non-performing loan (NPL) gross sebesar 0,97% dan NPL net sebesar 0,33% per Desember 2024.

Pada penghimpunan dana, Bank Mandiri berhasil mencatatkan total dana pihak ketiga (DPK) sebesar Rp1.698,89 triliun, tumbuh 7,74% yoy dari setahun sebelumnya Rp 1.576,94 triliun.

Dengan begitu, rasio pinjaman terhadap simpanan atau loan to depostit ratio (LDR) Bank Mandiri sebesar 98,04% per akhir tahun 2024, melambung dari setahun sebelumnya 86,75%.

Aset Bank Mandiri pun tercatat meningkat 11,63% yoy menjadi Rp2.427,22 triliun pada akhir tahun 2024.

Bank BNI

Emiten bank pelat merah, PT Bank Negara Indonesia Tbk (BBNI) membagikan dividen jumbo.

Berdasarkan keputusan Rapat Umum Pemegang Saham Tahunan (RUPST) pada Rabu siang hari ini (26/3/2025), BBNI sepakat membagikan dividen Rp13,95 triliun atau setara 65% dari laba bersih tahun lalu.

Dengan demikian nilai dividen yang akan diterima pemegang saham adalah sebesar Rp 374,05 per lembar saham, atau yield dividen berkisar 8,80% dari penutupan perdagangan saham BBNI pada Rabu (26/3/2025).

Besaran dividen tahun ini naik signifikan dari tahun sebelumnya, di mana tahun lalu BNI membagikan dividen sebesar 280,49 per saham atau setara 50% laba perusahaan.

Potensi cuan atau dividen yield itu menjadi yang tertinggi dalam sejarah BBNI. Bisa dilihat berikut perkembangan yield dan DPS BBNI yang rutin bagi dividen selama lebih dari dua dekade terakhir.

Adapun BNI mencetak laba sebesar Rp21,46 triliun sepanjang 2024. Perolehan laba itu naik 2,64% secara tahunan (yoy) dari setahun sebelumnya sebesar Rp20,90 triliun pada dari tahun 2023.

Berdasarkan laporan keuangan perusahaan, laba BNI tertekan oleh beban bunga yang melonjak sebesar 29,24% secara tahunan (yoy) menjadi Rp26,1 triliun. Pada periode yang sama pendapatan bunga naik 8,32% yoy menjadi Rp66,58 triliun.

Alhasil pendapatan bunga bersih perusahaan turun 1,92% yoy menjadi Rp40,48 triliun.

Pada fungsi intermediasi, BNI tercatat telah menyalurkan kredit sebesar Rp 775,87 triliun, meningkat 11,62% yoy sepanjang tahun lalu. Seiring dengan peningkatan tersebut, kualitas kredit semakin membaik dengan nonperforming loan (NPL) net menjadi sebesar 0,74% dan NPL gross turun sebesar 1,97%.

Total aset BNI pun per Desember 2024 naik 3,95% yoy menjadi Rp1.124,80 triliun.

Bank BTN

PT Bank Tabungan Negara (Persero) Tbk (BBTN) akan membagikan dividen dengan rasio 25% dari laba tahun buku 2025. Dengan demikian BTN akan menebar dividen Rp 751,8 miliar atau Rp 53,57 per saham. Hal ini berarti yield dividen Bank BTN mencapai 5,99% berdasarkan penutupan perdagangan saham BBTN pada Rabu (26/3/2025).

Hal tersebut telah diputuskan dalam Rapat Umum Pemegang Saham Tahunan (RUPST), Rabu (26/3/2025).

Adapun BTN membukukan laba bersih tahun 2024 sebesar Rp 3 triliun, turun 14,1% secara tahunan (yoy) dari setahun sebelumnya sebesar Rp3,5 triliun.

Pendapatan bunga BTN sepanjang 2024 tumbuh 4,5% yoy menjadi Rp29,55 triliun. Namun, beban bunga melonjak 21,9% yoy menjadi Rp17,84 triliun. Dengan demikian, pendapatan bunga bersih juga turun 14,1% yoy menjadi Rp11,73 triliun.

Sementara itu, pendapatan non-bunga berhasil melonjak 17,6% yoy menjadi Rp4,61 triliun. Namun beban operasional juga melonjak 12,1% yoy menjadi Rp10,44 triliun.

Sepanjang tahun 2024, BTN berhasil membukukan penyaluran kredit dan pembiayaan sebesar Rp357,97 triliun atau tumbuh sebesar 7,3% yoy dibandingkan periode yang sama tahun 2023 sebesar Rp333,69 triliun.


Sanggahan: Artikel ini adalah produk jurnalistik berupa pandangan CNBC Indonesia Research. Analisis ini tidak bertujuan mengajak pembaca untuk membeli, menahan, atau menjual produk atau sektor investasi terkait. Keputusan sepenuhnya ada pada diri pembaca, sehingga kami tidak bertanggung jawab terhadap segala kerugian maupun keuntungan yang timbul dari keputusan tersebut.

CNBC INDONESIA RESEARCH

[email protected]

(saw/saw)

Read Entire Article
Lifestyle | Syari | Usaha | Finance Research