Jakarta, CNBC Indonesia - Wakil Menteri Kesehatan (Wamenkes RI), Dante Saksono Harbuwono menyebut bahwa Kementerian Kesehatan (Kemenkes RI) akan melengkapi seluruh puskesmas di Indonesia dengan alat ultrasonografi (USG) tiroid untuk menunjang program "kado ulang tahun" skrining gratis mulai tahun depan.
Dante mengungkapkan, Kemenkes RI sudah mulai bersiap untuk implementasi program skrining kesehatan gratis berdasarkan usia setiap hari ulang tahun mulai 2025 mendatang, salah satunya untuk mendeteksi potensi penyakit tiroid.
Ia menyebut, saat ini setiap puskesmas telah memiliki alat USG, termasuk untuk memantau perkembangan janin pasien. Namun, Kemenkes RI akan kembali melengkapi setiap puskesmas dengan alat USG tambahan, yakni untuk pemeriksaan tiroid.
"Semua puskesmas sekarang sudah punya USG. Kita lengkapi dengan sarana untuk melakukan USG pada tiroid," kata Dante saat ditemui di Kuningan, Jakarta, Selasa (5/10/2024). "Sedangkan laboratorium sudah tersebar hampir di semua rumah sakit di seluruh kabupaten di Indonesia," sambungnya.
Berkaitan dengan penyakit tiroid, Dante mengungkap bahwa sekitar 70 persen populasi masyarakat Indonesia memiliki benjolan pada kelenjar tiroidnya. Ia menyebut, hal itu ditemukan berdasarkan pemeriksaan alat USG.
"Kalau mau jujur, ya, itu kira-kira 70 persen populasi masyarakat indonesia itu ada benjolan di tiroidnya. Itu 70 persen kalau di-skrining menggunakan USG," ungkap Dante. "Sementara kalau menggunakan cadaver (mayat manusia yang dapat digunakan untuk kebutuhan medis), itu kira-kira 50 persen," lanjutnya.
Menurut Wamenkes, sebagian besar masyarakat Indonesia masih belum menyadari terkait ancaman dan gejala-gejala penyakit tiroid. Bahkan, banyak masyarakat yang salah mengidentifikasi ketika mengalami gejala tiroid, salah satunya jantung berdebar yang dinilai sebagai penyakit jantung.
"Untuk angka hiper dan hipotiroid, itu pasti lebih rendah karena kelainan fungsional. Namun, terkadang masyarakat enggak tau kelainan-kelainan tersebut," beber Dante.
"Misalnya gejala hipertiroid, dia gejalanya mild (ringan) cuma deg-degan (berdebar) saja. Dia (penderita gejala tiroid) pergi ke dokter jantung, tidak teridentifikasi. Dikiranya sakit jantung, padahal tiroid," jelasnya.
Akibat hal tersebut, Dante menyebut bahwa BPJS Kesehatan harus menggelontorkan dana sebesar Rp750 miliar per tahun untuk pengobatan pasien penyakit Tiroid.
Guna menekan nilai pengeluaran tersebut, pemerintah pun meluncurkan skrining tiroid gratis bagi balita setiap hari ulang tahun.
"[Biaya yang dikeluarkan oleh BPJS Kesehatan] Rp750 miliar setahun. Setahun. Itu untuk pengobatan," ungkap Dante.
Mulai 2025, Kemenkes RI Bakal Beri Kado Ulang Tahun Skrining Kesehatan Gratis untuk Seluruh Warga RI
Sebelumnya, Menteri Kesehatan (Menkes RI), Budi Gunadi Sadikin mengatakan bahwa pemerintah akan memberikan kado ulang tahun bagi seluruh warga Indonesia berupa program skrining kesehatan gratis. Menteri yang kerap disapa BGS itu menyebut, hadiah ini disediakan oleh pemerintah untuk deteksi dini dan mencegah penyakit sesuai kategori usia.
Nantinya, masyarakat dapat menerima kado skrining kesehatan gratis ini di puskesmas terdekat. Selain itu, skrining kesehatan ini juga dilakukan ke setiap sekolah untuk menyasar kelompok anak-anak.
"[Skrining kado ulang tahun ini] ada yang dilakukan di puskesmas, ada yang dilakukan di sekolah," kata Budi usai rapat kerja (raker) bersama Komisi IX DPR RI di Kompleks Parlemen, Jakarta, Kamis (31/10/2024) lalu.
Menkes RI mengatakan, masyarakat Indonesia tak perlu melakukan registrasi apapun lagi secara daring, termasuk melalui aplikasi SATUSEHAT untuk mendapatkan skrining gratis setiap tahunnya. Dengan demikian, setiap warga yang berulang tahun bisa langsung mengunjungi puskesmas terdekat untuk mendapatkan layanan ini hanya dengan membawa identitas.
"Kita, kan, ada datanya dari Dukcapil (Kependudukan dan Pencatatan Sipil). Kita ambil. Nah, kita menggunakan basis data Dukcapil itu untuk melakukan implementasi program," jelas Budi.
"Betul (masyarakat bisa langsung ke puskesmas terdekat untuk skrining kesehatan gratis saat ulang tahun)," imbuhnya.
Secara rinci, BGS menegaskan bahwa kado ulang tahun untuk seluruh masyarakat Indonesia ini berbeda dari skrining Jaminan Kesehatan Nasional (JKN) yang mencakup 14 jenis penyakit. Ia menyebut, kado skrining ini akan mendeteksi berbagai jenis penyakit sesuai golongan usia.
Berikut kategori kado skrining kesehatan gratis berdasarkan golongan usia.
Skrining Balita
Difokuskan untuk mendeteksi penyakit bawaan lahir, seperti hipotiroid kongenital (penyakit tiroid) yang jika teridentifikasi secara dini dapat diobati untuk mencegah kematian atau kecacatan.
Skrining Remaja (di bawah 18 tahun)
Meliputi pemeriksaan obesitas, diabetes, dan kesehatan gigi untuk mendeteksi masalah kesehatan yang sering muncul pada usia anak hingga remaja.
Skrining Dewasa
Difokuskan pada deteksi dini kanker, termasuk kanker payudara dan serviks bagi perempuan dan kanker prostat untuk laki-laki.
Skrining Lansia
Pemeriksaan alzheimer, osteoporosis, serta kesehatan umum terkait penuaan.
(miq/miq)
Saksikan video di bawah ini:
Video: Hampir 20 Juta Orang Indonesia Kena Diabetes
Next Article KRIS BPJS Kesehatan Bisa Bikin RS di RI Kehilangan 23.220 Tempat Tidur