Sering Disangka Sehat, 8 Gula Ini Bisa Berbaya bagi Kesehatan

1 month ago 11

Daftar Isi

Jakarta, CNBC Indonesia - Pemanis buatan banyak digunakan untuk produk makanan dan minuman sehat untuk diet. Pemanis tersebut dapat berasal dari bahan alami, seperti tanaman herbal dan hasil olahan gula.

Kendati memiliki manfaat bagi yang menjalani diet, ternyata tidak semua pemanis buatan itu sehat. Sebab pemanis buatan merupakan pengganti gula yang dihasilkan melalui proses kimiawi.

Jenis pemanis ini dinilai memiliki rasa manis yang lebih tinggi dibandingkan pemanis biasa atau gula. Jika dikonsumsi berlebihan maka dapat menyebabkan masalah pencernaan dan memicu peningkatan gula darah.

Berikut adalah beberapa pemanis buatan yang kemungkinan dapat membahayakan tubuh menurut Healthline.

1. Gula tebu mentah

Gula tebu mentah diperoleh dari tebu, yang merupakan tanaman asli daerah tropis di dunia, seperti di Indonesia.

Gula ini digunakan untuk mempermanis segala hal mulai dari makanan penutup hingga minuman panas dan sering kali lebih disukai daripada jenis gula lainnya karena sifatnya yang serbaguna, ketersediaannya yang luas, dan rasanya yang manis dan sedikit beraroma buah.

Meskipun gula tebu mentah sering dipasarkan sebagai alternatif yang sehat untuk gula biasa, tidak ada perbedaan nyata di antara keduanya.

Faktanya, keduanya identik dalam hal komposisi kimia dan terbuat dari sukrosa, molekul yang dibentuk oleh unit gula sederhana, seperti glukosa dan fruktosa.

Seperti halnya gula biasa, mengonsumsi gula tebu mentah dalam jumlah banyak dapat menyebabkan penambahan berat badan dan dapat memicu perkembangan kondisi kronis seperti penyakit jantung dan diabetes.

2. Sakarin

Sakarin adalah pemanis buatan yang sering digunakan sebagai pengganti gula dalam minuman ringan dan permen rendah kalori, permen karet, dan makanan penutup.

Karena tubuh Anda tidak dapat mencernanya, sakarin dianggap sebagai pemanis non-nutrisi, yang berarti tidak memberikan kalori atau karbohidrat pada diet.

Beberapa penelitian menunjukkan bahwa penggunaan pemanis bebas kalori seperti sakarin sebagai pengganti gula biasa dapat mengurangi asupan kalori untuk mendukung penurunan berat badan.

Meskipun demikian, sakarin juga dapat membahayakan kesehatan. Beberapa penelitian pada hewan menemukan bahwa mengonsumsi sakarin dapat menyebabkan perubahan pada mikrobioma usus dan dapat mengurangi bakteri usus yang baik, yang memainkan peran utama dalam segala hal mulai dari fungsi kekebalan tubuh hingga kesehatan pencernaan.

Gangguan pada bakteri baik di usus juga dapat dikaitkan dengan masalah kesehatan, termasuk obesitas, penyakit radang usus (IBD), dan kanker kolorektal.

Meski begitu, penelitian lebih lanjut diperlukan untuk mengevaluasi bagaimana sakarin dapat memengaruhi kesehatan manusia secara keseluruhan.

3. Aspartam

Aspartam adalah pemanis buatan populer yang sering ditemukan dalam produk diet, seperti minuman soda bebas gula, es krim, yogurt, dan permen.

Seperti pemanis buatan lainnya, aspartam bebas karbohidrat dan kalori, menjadikannya pilihan populer di kalangan mereka yang ingin meningkatkan penurunan berat badan.

Beberapa penelitian menunjukkan bahwa aspartam dapat merusak menambah berat badan. Terlebih lagi, dibandingkan dengan gula, aspartam dikaitkan dengan kadar kolesterol HDL (baik) yang lebih rendah, yang merupakan faktor risiko penyakit jantung.

Beberapa orang juga mengklaim bahwa aspartam dapat menyebabkan gejala seperti sakit kepala, pusing, dan depresi, meskipun penelitian lebih lanjut diperlukan untuk mengetahui efek samping ini.

4. Sukralosa

Sukralosa paling sering ditemukan dalam pemanis buatan nol kalori, yang sering digunakan sebagai pengganti gula untuk mempermanis minuman panas seperti kopi atau teh.

Beberapa penelitian yang lebih lama menunjukkan bahwa sukralosa tidak memengaruhi kadar gula darah atau mengubah hormon yang terlibat dalam pengendalian gula darah pada tingkat yang sama seperti gula.

Namun, satu penelitian tahun 2013 menunjukkan bahwa mengonsumsi sukralosa meningkatkan kadar gula darah dan insulin pada 17 orang gemuk yang biasanya tidak menggunakan pemanis non-nutrisi.

Terlebih lagi, beberapa penelitian menunjukkan bahwa pemanis ini mungkin memiliki efek samping berbahaya lainnya.

Beberapa penelitian pada hewan menemukan bahwa sukralosa dikaitkan dengan penurunan bakteri usus yang baik, risiko peradangan yang lebih tinggi, dan peningkatan berat badan.

Memanggang dengan sukralosa juga bisa berbahaya karena terbentuknya kloropropanol, yang merupakan senyawa kimia yang dianggap beracun.

5. Acesulfame K

Acesulfame K, juga dikenal sebagai acesulfame potassium atau Ace-K, sering dikombinasikan dengan pemanis lain karena rasanya yang sedikit pahit.

Ace-K biasanya ditemukan dalam makanan penutup beku, makanan panggang, permen, dan manisan rendah kalori. Ini adalah salah satu dari sedikit pemanis buatan yang tahan panas.

Meski Food and Drug Administration (FDA) mengkategorikan Ace-K dalam bahan pemanis yang aman, tetap saja pemanis buatan ini masih menjadi perdebatan.

Beberapa peneliti bahkan mengusulkan untuk mengevaluasi secara lebih lanjut dari efek yang berpotensi menyebabkan kanker. Beberapa studi bahkan menyatakan bahwa paparan Ace- K dalam jangka panjang dapat berbahaya bagi aspek kesehatan lainnya, seperti misalnya satu studi selama 40 minggu menyatakan bahwa penggunaan Ace-K secara teratur dapat mengganggu fungsi mental dan memori.

6. Xylitol

Xylitol adalah gula alkohol yang diekstrak dari pohon birch dan ditambahkan ke banyak permen karet, permen mint, dan pasta gigi.

Dibandingkan dengan gula biasa, xylitol memiliki indeks glikemik (IG) yang jauh lebih rendah, yang artinya tidak akan meningkatkan kadar gula darah atau insulin seperti halnya gula.

Selain itu, penelitian menunjukkan bahwa xylitol mungkin sangat efektif untuk mencegah gigi berlubang pada anak-anak dengan risiko efek samping yang minimal.

Di balik manfaatnya tersebut, xylitol ternyata memiliki efek pencahar dalam dosis tinggi. Alhasil, penggunaannya dapat menyebabkan gangguan pencernaan seperti masalah pada buang air besar dan gas.

Hal ini dapat memicu gejala pada mereka yang memiliki sindrom iritasi usus besar, sebuah kondisi kronis yang memengaruhi usus besar dan menimbulkan gejala mulai dari sakit perut, diare, hingga sembelit. Oleh sebab itu, sangat disarankan untuk memulai penggunaan xylitol dalam dosis kecil secara perlahan demi meningkatkan kemampuan untuk menoleransi xylitol ataupun alkohol gula lainnya.

Harap diingat bahwa xylitol sangat beracun bagi anjing, serta dapat menyebabkan rendahnya kadar gula darah, gagal hati, bahkan kematian pada manusia.

7. Nektar agave

Nektar agave, atau sirup agave, adalah pemanis populer yang berasal dari beberapa spesies tanaman agave.

Nektar ini sering dianggap sebagai alternatif sehat untuk gula biasa, karena memiliki GI rendah, yang merupakan ukuran seberapa banyak makanan meningkatkan kadar gula darah Anda.

Nektar agave sebagian besar terdiri dari fruktosa, sejenis gula sederhana yang telah diklaim tidak memengaruhi kadar gula darah atau insulin secara signifikan. Oleh karena itu, nektar ini sering digunakan dalam permen dan makanan ringan yang dipasarkan sebagai makanan yang cocok untuk penderita diabetes.

Namun, penelitian menunjukkan bahwa asupan fruktosa secara teratur dikaitkan dengan risiko penyakit hati berlemak dan resistensi insulin yang lebih tinggi, yang dapat mengganggu kontrol gula darah dalam jangka panjang.

Asupan fruktosa juga dapat meningkatkan kadar kolesterol LDL (jahat) dan trigliserida, yang merupakan faktor risiko utama penyakit jantung.

8. Sorbitol

Sorbitol adalah gula alkohol alami yang ditemukan di banyak buah dan tanaman. Tidak seperti pemanis lainnya, sorbitol hanya memiliki sekitar 60% daya pemanis gula biasa dan mengandung sepertiga lebih sedikit kalori.

Sorbitol dikenal karena teksturnya yang lembut, rasa manis, dan aftertaste yang ringan, sehingga sangat cocok untuk minuman dan makanan penutup bebas gula.

Meskipun umumnya dianggap aman, sorbitol bertindak sebagai pencahar dengan merangsang pergerakan saluran pencernaan Anda.

Mengonsumsi sorbitol dalam jumlah banyak dapat menyebabkan masalah pencernaan seperti kembung, sakit perut, kram, dan diare. Oleh karena itu, sebaiknya kurangi asupan gula dan berhati-hatilah jika merasakan efek samping.


(hsy/hsy)

Saksikan video di bawah ini:

Video: Hampir 20 Juta Orang Indonesia Kena Diabetes

Next Article 12 Tanda-Tanda Tubuh Overdosis Gula, Termasuk Jerawatan!

Read Entire Article
Lifestyle | Syari | Usaha | Finance Research