Jakarta, CNBC Indonesia - Tingkat kepercayaan konsumsi di Indonesia mengalami perbaikan pada Desember 2024. Kenaikan ini semakin memperpanjang tren positif yang terjadi sejak 2022.
Bank Indonesia (BI) kemarin, Kamis (9/1/2025) telah merilis data Indeks Keyakinan Konsumen (IKK) untuk periode Desember 2024 yakni sebesar 127,7. Angka ini lebih tinggi dibandingkan dengan periode November 2024 yang sebesar 125,9.
Jika ditarik lebih jauh, posisi IKK Desember 2024 juga sama dengan April 2024 yang berada di level 127,7.
Momen IKK yang meningkat pada bulan Desember tidak hanya terjadi pada 2024, melainkan pada tahun-tahun sebelumnya. Sebagai contoh pada 2019, 2020, 2022, dan 2023, IKK Desember tampak lebih tinggi dibandingkan bulan November.
Namun memang terjadi anomali pada 2021 yang tercatat IKK Desember lebih rendah dibandingkan November.
Ekspektasi Warga RI Soal Konsumsi Meningkat
Angka positif soal konsumsi tidak hanya tercermin dari sisi IKK, melainkan juga Indeks Ekspektasi Konsumen (IEK) tampak membaik.
Untuk diketahui, IEK merupakan indikator yang menunjukkan keyakinan konsumen terhadap kondisi ekonomi di masa mendatang tepatnya enam bulan ke depan dibandingkan kondisi Desember 2024. Indeks ini merupakan salah satu komponen pembentuk IKK.
IEK didapatkan dari hasil survei konsumen yang dilakukan secara rutin oleh BI. Survei ini melibatkan sejumlah rumah tangga yang dipilih secara acak.
Beberapa komponen yang membentuk IEK, di antaranya: Indeks Ekspektasi Ketersediaan Lapangan Kerja, Indeks Ekspektasi Kegiatan Usaha, Indeks Ekspektasi Penghasilan.
Peningkatan IEK dapat menunjukkan bahwa konsumen memiliki keyakinan yang kuat terhadap kondisi ekonomi di masa mendatang.
IEK Indonesia pada November dan Desember 2024 terpantau melesat dengan signifikan yakni masing-masing sebesar 138,3 dan 139,5.
Posisi IEK Indonesia pada Desember 2024 merupakan yang tertinggi sejak Juni 2022 atau sekitar 2,5 tahun terakhir.
Peningkatan IEK ini juga tercermin dari tiga komponen pembentuknya yakni Indeks Ekspektasi Ketersediaan Lapangan Kerja, Indeks Ekspektasi Kegiatan Usaha, Indeks Ekspektasi Penghasilan yang masing-masing juga mengalami kenaikan pada Desember 2024 menjadi 137,6; 137,4; dan 143,3.
Warga RI Optimis Hingga Juni 2025
Apabila dibedah lebih dalam, beberapa sentimen di awal tahun ini menjadi pendorong optimisme warga Indonesia yang berujung pada daya beli dan konsumsi masyarakat dapat ikut terdongkrak naik.
1. Kenaikan UMP 2025
Upah Minimum Provinsi (UMP) Indonesia pada 2025 mengalami kenaikan sebesar 6,5%, di mana Presiden Prabowo Subianto menyatakan kebijakan ini bertujuan untuk menjaga kesejahteraan pekerja sekaligus mempertimbangkan stabilitas ekonomi.
Angka kenaikan ini lebih tinggi dari rekomendasi awal Menteri Ketenagakerjaan yang hanya mengusulkan kenaikan 6%. Penyesuaian tersebut diatur dalam Peraturan Menteri Ketenagakerjaan (Permenaker) Nomor 16 Tahun 2024, yang mulai berlaku sejak 4 Desember 2024.
Selain UMP, pemerintah juga menetapkan Upah Minimum Sektoral Provinsi (UMSP) untuk beberapa sektor unggulan di berbagai wilayah.
Dengan meningkatnya upah masyarakat, maka daya beli akan mengalami peningkatan dan tingkat konsumsi masyarakat juga berpotensi bertambah.
2. Penghapusan Utang UMKM
Menteri Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah (UMKM) Maman Abdurrahman mengungkapkan program penghapusan piutang macet bagi UMKM bakal berlangsung pada pertengahan Januari ini.
"Tadi dibicarakan pak presiden, minggu kedua bulan Januari, minggu depan. Kita akan launching, 3 ribuan yang kita undang mendapatkan hapus tagihan," kata Maman, di Istana Bogor, Jumat (3/1/2025).
Rencananya, pada peluncuran tahap awal ini ada 67 ribu UMKM yang akan dihapus tagihkan. Maman menjelaskan penghapusan piutang itu merupakan yang sudah masuk dalam daftar hapus buku di perbankan, artinya piutang para pelaku usaha UMKM itu akan diputihkan.
"Untuk masuk ke hapus tagih sampai hari ini potensinya bisa 67 ribuan, target kita memang semua 1 juta itu mau dihapus tagihkan. Semua bisa putih lagi dan bisa mendapatkan fasilitas pembiayaan lagi," terangnya.
Ia menerangkan nominal dari 67 ribu nasabah itu mencapai Rp 2,5 triliun. Maman juga menegaskan bahwa tidak ada isu keuangan yang terjadi pada bank himbara yang melakukan hapus buku tersebut.
Diketahui penghapusan piutang kepada UMKM ini tertuang Peraturan Pemerintah Nomor 47 Tahun 2024 tentang Penghapusan Piutang Macet Kepada UMKM. Beleid ini ditandatangani pada Selasa (5/11/2024) lalu.
Targetnya penghapusan piutang ini berjumlah mencapai 1 juta nasabah. Menurut Maman nilainya itu setara dengan kurang lebih Rp 14 triliun.
Penghapusan utang dapat meringankan beban UMKM yang terjerat utang, sehingga mereka dapat memulai kembali usaha tanpa beban finansial yang menghambat. Lebih lanjut, hal ini juga akan menaikkan daya beli masyarakat.
3. Makan Bergizi Gratis
Kebijakan Makan Bergizi Gratis (MBG) ini diharapkan dapat memberikan keringanan bagi orangtua dalam hal pengeluaran untuk anak-anaknya di sekolah.
Sebagai informasi, target program MBG ini adalah anak-anak sekolah dan kelompok rentan lainnya. Kelompok sasaran dari program ini adalah pelajar dari PAUD hingga SMA. Kemudian balita, ibu hamil, serta ibu menyusui.
Program yang telah dilaksanakan pada 6 Januari 2025 ini memakan anggaran sebesar Rp71 triliun. Kendati angka tersebut cukup besar, namun Kementerian Keuangan menyampaikan bahwa hal ini tidak akan membebani Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN) 2025.
Direktur Jenderal Anggaran Kemenkeu Isa Rachmatarwata menjelaskan anggaran ini sudah dimasukkan ke dalam APBN 2025 dan sudah diperhitungkan di target defisit.
"MBG ini sudah ada di APBN 2025 jadi sudah dianggarkan dalam APBN 2025 sebesar Rp 71 triliuun, jadi apakah ini sebabkan tambahan defisit 2025 mestinya tidak," ujar Isa, dalam konferensi pers APBN KITA 2024, dikutip Selasa (7/1/2025).
CNBC INDONESIA RESEARCH
(rev/rev)