Jakarta, CNBC Indonesia - Kematian merupakan suatu hal yang pasti bagi setiap makhluk hidup. Jelang kematian, ternyata ada banyak penyesalan paling umum yang dirasakan manusia.
Bronnie Ware yang merupakan seorang perawat Australia yang menghabiskan waktunya bekerja di ruang perawatan paliatif atau ruang sekarat mengungkapkan pengalamannya selama beberapa tahun di sana. Bronnie mengatakan dirinya kerap mendengarkan rasa bersalah dan penyesalan dari orang-orang yang berada di ranjang menjelang kematian. Dia mengumpulkan cerita-cerita itu dan menuangkannya dalam bukunya "The Top Five Regrets of The Dying."
Dalam buku tersebut, Bronnie menyebut ada 5 kalimat penyesalan yang paling diutarakan oleh para pasiennya. Lima kalimat itu di antaranya.
1. Seandainya saya lebih berani menjalani kehidupan yang jujur pada diri saya sendiri, bukan kehidupan yang diharapkan orang lain dari saya.
2. Seandainya saya tidak bekerja terlalu keras.
3. Saya berharap saya memiliki keberanian untuk mengungkapkan perasaan saya.
4. Saya berharap saya tetap berhubungan dengan teman-teman saya.
5. Saya berharap saya membiarkan diri saya menjadi lebih bahagia.
"Ketika orang menyadari bahwa hidup mereka hampir berakhir dan melihat ke belakang dengan jelas, mudah untuk melihat berapa banyak impian yang tidak terpenuhi," tulis Bronnie.
"Kebanyakan orang tidak mencapai bahkan setengah dari impian mereka dan harus mati karena mengetahui bahwa itu disebabkan oleh pilihan yang telah mereka buat, atau tidak buat."
Bronnie menulis mungkin banyak orang yang memilih jurusan kuliah, jalur karier, atau pekerjaan yang diinginkan oleh orang tua. Banyak pula orang yang mungkin mengorbankan Impian berkeliling dunia, demi tetap dekat dengan orang yang dicintai.
"Selamatkan diri Anda dari penyesalan seumur hidup dengan mengutamakan kepentingan dan kebahagiaan Anda saat mengambil keputusan," kata Bronnie menyarankan.
Mengenai penyesalan karena terlalu keras bekerja, penelitian yang dilakukan Haris Poll terhadap 1.170 pekerja di Amerika Serikat menyebutkan bahwa 78% dari mereka mengorbankan waktu liburannya untuk tetap bekerja.
Memprioritaskan pekerjaan di atas segalanya membuat upaya menjaga kesehatan mental dan hubungan menjadi lebih sulit. Pendiri Microsoft, Bill Gates pernah menceritakan pengalamannya soal bekerja terlalu keras dalam pidato wisuda di Northern Arizona University.
"Saat saya seusiamu, saya tidak pernah liburan. Saya tidak percaya pada akhir pekan. Saya tidak percaya orang-orang yang bekerja dengan saya juga harus melakukannya," kata Gates. Namun, dia mengaku tidak menyadari ada lebih banyak hal dalam hidup ini selain bekerja. Gates baru menyadari hal itu ketika dirinya menjadi seorang ayah.
"Jangan menunggu selama saya menunggu untuk mempelajari pelajaran ini," katanya. "Luangkan waktu untuk membina hubungan Anda. Untuk merayakan kesuksesan Anda. Dan untuk pulih dari kerugian Anda. Beristirahatlah saat Anda membutuhkannya. Bersantailah pada orang-orang di sekitar Anda saat mereka membutuhkannya juga."
Mencurahkan waktu dan perhatian kepada teman dan keluarga, mengutamakan kepentingan diri sendiri dan tetap setia pada diri sendiri semuanya berperan dalam kebahagiaan dan kepuasan hidup secara keseluruhan, menurut Bronnie.
"Kebanyakan orang tidak menyadari hal itu sampai semuanya terlambat," tulisnya dalam postingan blognya.
"Banyak yang tidak menyadari sampai akhir bahwa kebahagiaan adalah sebuah pilihan. Mereka tetap terjebak dalam pola dan kebiasaan lama. Apa yang disebut 'kenyamanan' dari keakraban meluap ke dalam emosi mereka... Ketika jauh di lubuk hati, mereka ingin tertawa dengan benar dan merasakan kekonyolan dalam hidup mereka lagi," tulisnya.
"Hidup adalah sebuah pilihan," tambah Bronnie. "Ini adalah hidup ANDA. Pilihlah dengan sadar, pilihlah dengan bijak, pilihlah dengan jujur. Memilih kebahagiaan."
(hsy/hsy)
Saksikan video di bawah ini:
Video: Seruput Cuan Bisnis Kopi, Kala Dompet Kelas Menengah Susut
Next Article 5 Penyesalan Terbesar Manusia Jelang Ajal & Kematian