Mau Beli Kripto? "Senjata" Ini Bisa Buat Anda Cuan di 2025

1 month ago 16

Jakarta, CNBC Indonesia - Tahun 2024 menjadi momen yang baik bagi beberapa naratif kripto atau cerita, ide, atau kepercayaan yang mendorong tren di dunia kripto. Naratif terbesar salah satunya datang dari naratif Artificial Intelligence (AI) yang telah naik nyaris 3.000% dalam satu tahun.

Dikutip dari coingecko.com, narasi kripto yang paling menguntungkan di 2024 adalah AI, yang mencatatkan kenaikan harga rata-rata tertinggi sebesar 2.939,8% sepanjang tahun (year to date/ytd), diikuti oleh memecoin dengan pengembalian sebesar 2.185,1% ytd. Hal ini menjadikan narasi AI dan memecoin lebih dari dua kali lipat lebih menguntungkan dibandingkan narasi kripto populer lainnya.

Narasi memecoin awalnya mulai mengungguli narasi lainnya pada Maret 2024, ketika pengembaliannya melonjak dari 96,6% menjadi 1.713,1% hanya dalam satu bulan.

Memecoin terus meraih pengembalian tertinggi dan memimpin sebagai narasi paling menguntungkan sepanjang sebagian besar 2024, meskipun volatilitasnya tinggi. Namun, setelah mencapai rekor pengembalian tertinggi sebesar 3.211,4% pada 9 Desember, narasi memecoin mengalami koreksi harga karena minat terhadap memecoin mulai berkurang.

Sebaliknya, narasi AI menikmati reli kuat di akhir tahun dengan pengembaliannya hampir dua kali lipat, dari 1.598,1% menjadi 2.939,8% pada Desember. Peningkatan ini sebagian besar didorong oleh popularitas yang melonjak dari platform peluncuran agen AI Virtuals Protocol (VIRTUAL), yang juga menjadi token kripto dengan keuntungan salah satu yang tertinggi di 2024. Akibatnya, narasi AI akhirnya melampaui narasi memecoin pada akhir Desember.

Sementara itu, narasi RWA (Real World Asset) menempati peringkat ketiga sebagai narasi kripto paling menguntungkan dengan rata-rata pengembalian sebesar 819,5% ytd.

Narasi RWA memulai tahun dengan pengembalian yang terus meningkat hingga mencapai 365,3% pada 12 April, tetapi stagnan selama enam bulan berikutnya. Narasi RWA kemudian melanjutkan reli pada bulan November, dipimpin oleh lonjakan harga MANTRA (OM).

Naratif dalam Kripto

Dalam konteks kripto, naratif mengacu pada tema atau cerita utama yang mendorong minat, inovasi, dan investasi di ekosistem cryptocurrency dan blockchain pada waktu tertentu. Naratif ini sering mencerminkan tren pasar, teknologi baru, perkembangan regulasi, atau pergeseran minat investor.

Elemen Utama dari Naratif dalam Kripto:

  1. Inovasi Teknologi: Kemajuan dalam teknologi blockchain atau penggunaan baru, seperti tokenisasi aset dunia nyata (Real World Asset) atau integrasi kecerdasan buatan (AI), sering menjadi naratif dominan.
  2. Regulasi: Perubahan kebijakan pemerintah, seperti persetujuan ETF Bitcoin atau undang-undang tentang stablecoin, dapat memengaruhi bagaimana investor dan pengguna memandang aset digital.
  3. Perilaku Pasar: Gelombang bullish atau bearish sering kali dikaitkan dengan naratif tertentu, seperti "DeFi Summer" pada 2020 atau "NFT Boom" pada 2021.
  4. Krisis atau Ancaman Baru: Naratif juga dapat dipengaruhi oleh tantangan seperti kekhawatiran keamanan (misalnya, ancaman komputasi kuantum) atau tekanan eksternal seperti ketegangan geopolitik dan dampaknya pada penggunaan mata uang kripto.
  5. Dukungan Institusi: Partisipasi lembaga keuangan besar, seperti bank sentral, perusahaan besar, atau peluncuran produk keuangan berbasis kripto, juga sering menjadi naratif penting.

Konvergensi antara teknologi AI dan blockchain menjadi fokus utama atau narasi penting di 2024, dengan token terkait AI mengalami pertumbuhan yang substansial. Tren ini mencerminkan penekanan industri pada peningkatan efisiensi dan pengembangan aplikasi inovatif.

Selain itu narasi memecoin juga terpantau melesat di 2024. Token yang terinspirasi oleh meme internet mendapatkan popularitas luar biasa, menarik minat dari investor ritel maupun institusi. Daya tarik luas ini menyoroti pengaruh besar proyek berbasis komunitas dalam ruang kripto.

CNBC INDONESIA RESEARCH

[email protected]

(rev/rev)

Read Entire Article
Lifestyle | Syari | Usaha | Finance Research