Jakarta, CNBC Indonesia - Sabun produksi Indonesia ternyata laku keras di pasar ekspor. Bahkan, data The Observatory of Economic Complexity (OEC) menunjukkan, Indonesia pemasok sabun nomor 6 dunia, dengan nilai mencapai US$ 86,2 juta pada tahun 2022.
Permintaan atas produk sabun (HS 34012020) asal Indonesia tahun 2023 pun dilaporkan meningkat pesat, ditopang tingginya permintaan global. Seperti diketahui, sabun adalah salah satu produk hilir turunan minyak sawit. Dan, bukan rahasia, Indonesia adalah raja penguasa nomor 1 minyak sawit di dunia.
Tentu saja, ini jadi nilai tambah daya saing produk sabun Indonesia. Karena membantu menjaga stabilitas harga bahan baku dan pasokan produk jadi, faktor penting yang berkontribusi pada keberhasilan ekspor Indonesia di pasar internasional.
Lantas, ke mana saja ekspor sabun RI terbanyak?
India menempati posisi teratas. Negara ini mengimpor sabun Indonesia senilai US$ 48,9 juta dengan total volume sebesar 58,1 juta kilogram.
Lalu ada Filipina dan Pakistan berada di posisi kedua dan ketiga, dengan nilai impor masing-masing US$ 29,8 juta (35,5 juta kg) dan US$ 6,2 juta (9,1 juta kg).
Amerika Serikat dan Saudi Arabia menyusul dengan impor senilai US$ 5,5 juta (6 juta kg) dan US$ 3,3 juta (3,6 juta kg).
Tingginya permintaan dari negara-negara ini menunjukkan daya saing produk sabun Indonesia, baik dari sisi kualitas maupun harga yang kompetitif.
Sabun Indonesia dikenal dengan kandungan asam lemak tinggi juga rempah-rempah. Hal ini membuat produk sabun Indonesia memiliki daya pembersih kuat dan aman bagi kulit, menjadikannya pilihan utama di berbagai pasar Asia, Timur Tengah, dan Amerika Serikat.
Ekspor ini memberikan dampak signifikan bagi sektor industri dalam negeri, terutama bagi para petani kelapa sawit dan perajin bahan mentah. Tingginya permintaan sabun otomatis meningkatkan kebutuhan bahan baku lokal, memberikan peluang ekonomi bagi petani kecil di sentra-sentra perkebunan sawit. Selain itu, industri pengolahan sabun menciptakan lapangan kerja, khususnya bagi produsen bahan kimia, pengolah minyak nabati, dan pekerja pabrik di berbagai wilayah.
Dari sisi pasar global, produk sabun Indonesia diolah lebih lanjut menjadi sabun cuci, pembersih lantai, dan sabun antiseptik yang banyak digunakan untuk kebutuhan rumah tangga hingga industri.
Tren global yang mengarah ke produk alami dan berkelanjutan membuka peluang besar bagi produsen Indonesia untuk memperluas pangsa pasar dengan inovasi produk ramah lingkungan. Dukungan pemerintah dalam bentuk insentif ekspor dan promosi produk hijau sangat penting untuk mendorong daya saing dan keberlanjutan produk sabun Indonesia di pasar global.
Ke depan, potensi ekspor sabun Indonesia diperkirakan akan terus tumbuh seiring dengan peningkatan kebutuhan akan produk pembersih yang berkualitas di Asia dan Timur Tengah d terutama setelah pandemi.
Amerika Serikat juga diyakini bakal menjadi pasar potensial bagi sabun Indonesia. Terpilihnya Donald Trump sebagai Presiden Amerika Serikat serta suku bunga yang lebih rendah diharapkan akan semakin menggerakkan ekonomi AS sehingga permintaan barang Indonesia, seperti sabun.
Melalui optimalisasi rantai pasok dan peningkatan kualitas produk, produsen sabun Indonesia dapat mengukuhkan posisinya sebagai pemain utama di industri sabun dunia, mendukung pertumbuhan ekonomi nasional, dan memperluas peluang bagi masyarakat lokal.
(emb/dce)
Saksikan video di bawah ini:
Video: Inovasi Parfum Lokal 'Berebut" Pasar Saat Daya Beli Lesu
Next Article 10 Kota Hantu Paling Misterius di Dunia, Ngeri!