Jakarta, CNBC Indonesia - Derasnya aksi jual asing terhadap saham perbankan big caps mendorong penurunan pergerakan saham-saham perbankan big caps termasuk PT Bank Negara Indonesia (Persero) Tbk (BBNI).
Terpantau dalam sebulan terakhir, net foreign sell terhadap saham BBNI sudah tercatat sebesar Rp2,41 triliun.
Dalam sepanjang 2025, saham BBNI telah terkoreksi 8,06% di level Rp4.220 per lembar saham hingga perdagangan intraday hari ini Rabu (16/1/2025). Akan tetapi pada perdagangan intraday hari ini, saham BBNI mampu melesat 2,18% di level Rp4.220 per lembar saham.
Akan tetapi, meskipun derasnya aksi jual asing, justru aksi pembelian investor domestik masih terus berlanjut dan bahkan meningkat. Terpantau dalam sebulan terakhir domestic buy tercatat Rp2,38 triliun dan domestic sell tercatat Rp1,83 triliun.
Hal ini pun mencerminkan penambahan jumlah investor saham BBNI yang didominasi dari investor lokal di tengah penurunan harga sahamnya. Hingga 31 Desember 2024 jumlah investor saham BBNI telah mencapai 184.639 investor dengan kenaikan 9.585 investor dari periode bulan sebelumnya.
Lalu apa yang menjadi alasan investor domestik masih terus melakukan aksi pembelian?
Ternyata kinerja keuangan yang solid yang dicapai oleh PT Bank Negara Indonesia (Persero) Tbk (BBNI) menjadi alasan utama investor domestik masih percaya dengan prospek saham BBNI ke depan.
PT Bank Negara Indonesia (Persero) Tbk (BBNI) mencatat kinerja keuangan yang solid pada kuartal III-2024, didorong oleh perbaikan pendapatan bunga bersih dan pendapatan non bunga. Laba bersih BNI untuk periode sembilan bulan yang berakhir September 2024 mencapai Rp16,3 triliun didorong oleh pulihnya pendapatan operasional dan kualitas aset yang terjaga dengan baik.
Berbeda dengan tahun - tahun sebelumnya, pada 2024 ini pertumbuhan Dana Pihak Ketiga (DPK) BNI terutama berasal dari pertumbuhan tabungan ritel, sejalan dengan program transformasi struktur pendanaan.
Hal ini berdampak pada perbaikan Cost of Fund (CoF) BNI yang tercermin pada rasio Net Interest Margin (NIM) kuartal III-2024. Pertumbuhan ini didukung oleh program terstruktur perusahaan, termasuk digitalisasi aplikasi mobile terbaru, wondr by BNI serta transformasi jaringan cabang yang berfokus pada sales culture.
BNI terus menunjukkan konsistensinya dalam mendukung pertumbuhan ekonomi nasional dengan mengoptimalkan peluang ekspansi yang tersedia. BNI melihat peluang pertumbuhan bisnis yang signifikan dan berkelanjutan sejalan dengan visi pemerintah terkait peningkatan PDB, pengentasan kemiskinan serta berbagai program sektoral meliputi infrastruktur, ketahanan energi dan pangan, pemberdayaan UKM, hilirisasi industri termasuk pertanian dan perikanan, serta program perumahan.
Optimisme terhadap kebijakan prioritas ekonomi pemerintahan baru, yang diiringi dengan proses transisi yang berjalan lancar, diharapkan dapat menjadi katalisator pertumbuhan kredit di sektor perbankan di masa mendatang.
Direktur Utama BNI Royke Tumilaar menyatakan, kinerja solid BNI pada kuartal III-2024 mencerminkan kemampuan perusahaan dalam menghadapi tantangan ekonomi baik domestik maupun global.
BNI mencatatkan recovery kinerja terutama pada kuartal III-2024. Pendapatan operasional sebelum pencadangan atau PPOP pada kuartal III-2024 ini mencapai Rp8,8 triliun atau telah hampir menyentuh posisi tertingginya pada kuartal III tahun lalu sebesar Rp8,9 triliun.
Pencapaian PPOP yang solid ini berasal dari kenaikan margin bunga bersih atau Net Interest Margin (NIM) maupun pendapatan non bunga. NIM perseroan naik 40 bps secara kuartalan menjadi 4,4% ditopang oleh perbaikan yield kredit maupun penurunan biaya dana. Sedangkan pertumbuhan fee income didorong oleh pendapatan loan recovery, trade finance dan transaksi pembayaran melalui aplikasi wondr by BNI yang terus meningkat.
Penyaluran kredit naik 9,5% YoY menjadi Rp735 triliun ditopang oleh segmen berisiko rendah. Kredit korporasi blue chip, baik dari sektor swasta maupun BUMN serta institusi pemerintah, kredit konsumer, dan kontribusi dari perusahaan anak menjadi sumber pertumbuhan terbesar.
Selain itu, kinerja positif BNI tersebut tidak terlepas dari transformasi digital perbankan yang dilakukan perseroan tahun ini. Terbaru, BNI memperkenalkan New BNIdirect pada 9 Oktober 2024, setelah sebelumnya pada 5 Juli 2024 BNI meluncurkan aplikasi perbankan digital terbarunya wondr by BNI.
BNI menyediakan BNIdirect untuk memenuhi kebutuhan pelayanan segmen wholesale banking yang memfasilitasi transaksi bisnis nasabah dan debitur bisnis secara digital. Fitur terbaru single sign on untuk BNIdirect memungkinkan nasabah mengakses berbagai layanan perbankan segmen bisnis melalui satu platform terintegrasi.
Pada akhir kuartal III-2024, nilai transaksi melalui BNIdirect meningkat 15,3% (yoy) menjadi Rp5.743 triliun, dengan jumlah transaksi naik 28,6% (yoy) mencapai 878 juta transaksi. Penguatan digital banking ini menjadikan operasional layanan BNI semakin efisien dan efektif.
Adapun untuk segmen ritel, aplikasi terbaru mobile banking wondr by BNI mengalami pertumbuhan yang signifikan. Jumlah pengguna layanan BNI Mobile Banking dan wondr by BNI, meningkat 14,8% (yoy) menjadi 17,9 juta pengguna. Transaksi digital banking juga tumbuh signifikan, mencapai 1,04 miliar transaksi atau naik 40,9%, dengan nilai transaksi yang meningkat 26,2% (yoy) menjadi Rp1.104 triliun.
Hal ini menunjukkan bahwa solusi perbankan digital BNI dapat memenuhi berbagai kebutuhan nasabah dengan baik.
Meskipun baru berjalan kurang dari tiga bulan, wondr by BNI sudah menunjukkan pertumbuhan yang menarik. Sebanyak 70% dari nasabah tabungan BNI dikontribusikan oleh nasabah pengguna wondr by BNI. Pengguna aktif yang melakukan transaksi di platform ini mencapai 50%.
Kedua layanan digital tersebut turut mendukung produk unggulan BNI lainnya yaitu Xpora. Produk ini merupakan solusi yang menawarkan pelayanan digital kepada para pelaku UKM berorientasi ekspor yang ingin meningkatkan kapasitas bisnis hingga memperluas pasar.
Adapun total kredit untuk nasabah ekspor hingga September 2024 mencapai Rp31 triliun dari Rp19,1 triliun pada Desember 2021 dengan CAGR 19,2%. Total nasabah yang sudah terlayani mencapai 44.000 UKM. Sektor manufaktur dan perdagangan dari bidang perikanan, produksi kayu, tekstil dan kerajinan tangan, mendominasi bisnis di Xpora.
Kemudian dari sisi kinerja intermediasi BNI tumbuh positif dan seimbang, sejalan dengan pemulihan ekonomi nasional yang semakin membaik. Mesin pertumbuhan bisnis BNI berada dalam kondisi prima untuk melakukan ekspansi sambil tetap menjaga kualitas aset.
Hal ini tercermin dalam penyaluran kredit yang tumbuh 9,5% (yoy) menjadi Rp735 triliun hingga September 2024. Pertumbuhan ini didorong oleh segmen korporasi yang mencatat kenaikan sebesar 15,1% (yoy) menjadi Rp409,2.
Selain itu, segmen konsumer secara keseluruhan mencatat pertumbuhan 14,6% (yoy) menjadi Rp137 triliun, dengan kredit personal (payroll) dan Kredit Pemilikan Rumah (KPR) sebagai pendorong utama. Tahun ini untuk segmen menengah dan kecil masih difokuskan dalam hal perbaikan credit underwriting sehingga kedua segmen ini akan siap menjadi diversifikasi pertumbuhan kredit BNI tahun depan.
CNBC INDONESIA RESEARCH
(saw/saw)