IHSG 2024 Hancur Lebur: Anehnya Asing Masih Net Buy Rp 15 T, Kok Bisa?

1 month ago 21

Jakarta, CNBC Indonesia - Dana investor asing terpantau masih keluar dari Indonesia di akhir perdagangan bursa saham Indonesia. Namun beberapa terlihat mulai masuk ke pasar saham RI.

Berdasarkan data pasar pada perdagangan terakhir di 2024 yakni Senin (30/12/2024) kemarin, terpantau asing mencatatkan penjualan bersih (net sell) atau outflow mencapai Rp 254,26 miliar di pasar reguler.

Sedangkan di pasar tunai dan negosiasi, asing mencatatkan pembelian bersih (net buy) sebesar Rp 815,15 miliar, sehingga jika ditotal, maka asing membukukan net buy atau inflow sebesar Rp 560,89 miliar.

Sepanjang 2024, di pasar reguler sayangnya asing masih mencatatkan outflow cukup besar yakni mencapai Rp 28,72 triliun. Namun di pasar tunai dan negosiasi, jumlahnya cenderung lebih besar yakni mencapai Rp 44,7 triliun, sehingga jika ditotal, maka asing mencatatkan inflow sebesar Rp 15,98 triliun.

Jika dibandingkan dengan 2023, sejatinya memang lebih membaik. Tetapi jika dibandingkan dengan 2022, arus dana asing di 2024 lebih buruk. Pada 2023 lalu, asing tercatat outflow di pasar saham RI sebanyak Rp 6,2 triliun. Sedangkan di 2022, asing tercatat inflow cukup besar yakni mencapai Rp 60,6 triliun.

Asing yang 'kabur' dari pasar saham RI menjelang akhir tahun tampaknya disebabkan karena pasar saham luar negeri, terutama di Amerika Serikat (AS) lebih menarik ketimbang di pasar saham RI.

Kepala Departemen Komunikasi Bank Indonesia (BI) Ramdan Denny Prakoso menyampaikan aliran dana keluar tersebut dipicu oleh dinamika perekonomian global dan domestik terkini.

Namun dari beragam instrumen yang menjadi indikator stabilitas nilai tukar rupiah, dana dari Sekuritas Rupiah Bank Indonesia (SRBI) menjadi yang paling banyak mengalir ke luar atau mencatatkan outflow, terutama pada pekan lalu.

"[Outflow] terdiri dari jual neto sebesar Rp0,63 triliun di pasar saham, Rp0,86 triliun di pasar SBN [surat berharga negara], dan Rp2,82 triliun di SRBI," ujarnya dalam keterangan resmi, dikutip Minggu (29/12/2024).

Secara umum, aliran modal yang keluar pada pekan pengujung 2024 tercatat lebih kecil daripada aliran keluar modal asing pada pekan sebelumnya yang mencapai Rp 8,81 triliun.

Di sisi lain, aliran masuk modal asing yag tercatat pada pekan kedua Desember 2024 menjadi inflow pertama sejak awal Oktober 2024.

Meski begitu, dana asing yang keluar dari pasar keuangan RI, terutama pasar saham RI turut membebani Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG). Bahkan hingga perdagangan terakhir di 2024, IHSG tak mampu untuk bangkit kembali ke level psikologis 7.100.

Hal ini seakan menjadi ironis karena pada September 2024, IHSG sempat menyentuh rekor tertingginya di 7.900-an. Bahkan berkat IHSG yang berhasil menyentuh rekor tertinggi barunya saat itu, banyak pengamat memproyeksikan IHSG dapat menutup 2024 di level psikologis 7.900-8.000.

Namun realitanya, IHSG masih sangat jauh dari level psikologis 7.900 di perdagangan terakhir 2024.

Secara kinerja, IHSG di 2024 lebih buruk dari 2023, di mana sepanjang 2024, IHSG terpantau ambles 2,65%. Hal ini berkebalikan dari 2023 yang melonjak hingga 6,16%.

Kinerja IHSG di 2024 mirip-mirip dengan kinerjanya di 2018, di mana saat itu IHSG juga merana hingga 2,54%. Namun sayangnya, kinerja di 2024 lebih buruk dari 2018.

Sebagaimana dijelaskan sebelumnya, dana asing yang keluar dari pasar saham RI terjadi karena pasar saham AS sudah lebih menarik. Hal ini terjadi setelah Donald Trump terpilih sebagai Presiden AS berikutnya.

Secara historis, di periode pemerintahan Trump 2018-2019, kinerja IHSG juga tak sebagus dua tahun sebelumnya yakni 2016 dan 2017. Historis ini seakan cenderung kembali terulang di 2024. Padahal, kondisi saat ini Trump belum resmi menjabat sebagai Presiden AS berikutnya.

Trump berencana membuat kebijakan yang akan menguntungkan warga AS sendiri, membuat pasar keuangan AS kembali semakin menarik. Alhasil, asing di pasar keuangan RI pun bakal kembali melirik pasar keuangan AS.

Kebijakan Trump dikhawatirkan ikut berdampak besar ke Asia, termasuk ke Indonesia, karena biasanya asing akan kembali tertarik ke pasar saham AS ketika kebijakan pemerintahannya lebih ramah bagi masyarakat di AS.

CNBC INDONESIA RESEARCH

[email protected]

(chd/chd)

Read Entire Article
Lifestyle | Syari | Usaha | Finance Research