Jakarta, CNBC Indonesia - Emas menjadi kelas aset investasi yang paling berkilau sepanjang 2024. Sifat safe haven atau lindung nilai membuat emas diburu oleh para investor di tengah rimba ketidakpastian ekonomi, politik, dan geopolitik dunia.
Tingkat imbal hasil emas bahkan melampaui kelas aset investasi lainnya seperti saham, dolar, hingga komoditas lain.
Sepanjang 2024, per Jumat (27/12/2024), harga emas dunia di pasar spot melesat 27,02% ke US$2.620 per troy ons. Performa sepanjang 2024 adalah yang terbaik sejak 14 tahun silam atau tepatnya pada 2010. Saat itu harga emas melesat 29,55% sepanjang tahun.
Perjalanan emas sepanjang 2024 seperti tidak ada hambatan. Selain performa yang impresif, harga emas juga mampu mencatatkan rekor harga tertinggi sepanjang masa berkali kali.
Pada dua bulan pertama 2024, harga emas dunia bergerak dengan kecenderungan atau tren stagnan.
Bank Sentral Amerika Serikat (AS) The Federal reserve atau The Fed jadi penyebab harga emas dunia bergerak stagnan pada dua bulan pertama 2024. The Fed pada waktu itu diperkirakan tidak akan memangkas suku bunga.
Suku bunga dan harga emas memiliki korelasi negatif. Saat suku bunga naik atau tetap tinggi harga emas dunia, aset tanpa imbal hasil, cenderung turun. Sebaliknya, saat suku bunga turun, harga emas akan banjir permintaan sehingga harganya terungkit.
Menurut risalah rapat pertemuan The Fed Januari 2024, sebagian besar pengambil kebijakan pada pertemuan terakhir The Fed khawatir mengenai risiko penurunan suku bunga terlalu cepat.
Data terbaru yang menunjukkan harga konsumen dan produsen AS yang lebih tinggi dari perkiraan juga mematahkan spekulasi mengenai penurunan suku bunga lebih awal, sehingga semakin membebani emas batangan.
Memasuki Maret, gerak emas dunia bergerak agresif dan mencatatkan kenaikan selama sembilan hari perdagangan beruntun sekaligus mencapai harga tertinggi sepanjang masa di US$2.812,47 per troy ons pada 11 Maret 2024.
Pemantik kenaikan signifikan logam mulia tersebut adalah perkiraan peluang sekitar 59,3% penurunan suku bunga pada bulan Juni, menurut alat CME FedWatch pada waktu itu.
Pembelian bank sentral juga mendukung kenaikan harga emas. Mencerminkan sentimen bullish, spekulan emas COMEX menaikkan posisi beli bersih mereka sebanyak 63.018 kontrak menjadi 131.060 dalam pekan yang berakhir 5 Maret 2024.
Tren harga emas dunia terus berlanjut pada bulan-bulan berikutnya. Pada April, harga emas dunia berada dalam tren penguatan setelah ketegangan geopolitik di timur tengah memanas.
Kekhawatiran pelaku pasar perihal perang yang semakin melebar di Timur Tengah pun muncul mengingat Iran melakukan penyerangan terhadap Israel.
Iran meluncurkan drone lebih dari 300 dan rudal terhadap sasaran militer di Israel pada Sabtu (13/4/2024) dalam serangan yang digambarkan oleh Presiden Amerika Serikat (AS) Joe Biden sebagai "belum pernah terjadi sebelumnya."
Amerika melakukan intervensi untuk membantu Israel secara langsung menembak jatuh hampir semua amunisi yang masuk, kata Biden dalam sebuah pernyataan.
Ketegangan geopolitik mendorong pembelian emas dunia karena statusnya sebagai aset safe haven. Harga emas pun melesat hingga menyentuh harga tertinggi sepanjang sejarah di US$2.431,29 per troy ons. Harga emas pada April pun ditutup menguat 2,38% dalam sebulan perdagangan.
Setelahnya tren harga emas dunia terus menguat dan menciptakan rekor-rekor harga tertinggi berikutnya hingga Oktober 2024.
Harga tertinggi sepanjang masa terakhir yang mampu diraih adalah US$2.786,19 pada perdagangan Rabu (30/10/2024).
Pada waktu itu harga emas dunia memecahkan rekor harga tertinggi sepanjang masa karena banyak ketidakpastian, pemilu Amerika Serikat (AS) dan keputusan suku bunga bank sentral The Federal Reserve, yang membuat aset safe haven banyak peminat.
Musim pemilihan Presiden AS akan mencapai puncaknya pada 5 November, dengan hasil polling yang ketat antara mantan Presiden dari Partai Republik Donald Trump dan Wakil Presiden Demokrat Kamala Harris.
Sementara itu, data menunjukkan pertumbuhan lapangan kerja swasta AS melonjak lebih tinggi dari perkiraan dengan penambahan 233.000 pekerjaan di bulan Oktober, meskipun ada kekhawatiran gangguan sementara akibat badai dan pemogokan. Produk domestik bruto AS tumbuh pada laju tahunan sebesar 2,8%.
Data tenaga kerja ini yang membuat pasar melihat para pembuat kebijakan Fed diperkirakan akan memangkas suku bunga sebesar seperempat poin pada pertemuan Oktober 2024.
CNBC INDONESIA RESEARCh
(ras/ras)