Jakarta, CNBC Indonesia - Liga Spanyol, LALIGA bersama FIFPRO dan European Leagues resmi mengadukan Federasi Sepak Bola Internasional (FIFA) ke Komisi Uni Eropa. Pengaduan ini dilayangkan akibat padatnya jadwal pertandingan internasional yang ditetapkan oleh FIFA.
Melansir dari laman resmi LALIGA, pengaduan yang dilayangkan oleh LALIGA bersama FIFPRO dan European Leagues resmi disampaikan kepada Jenderal Persaingan Komisi Uni Eropa usai dilakukan tinjauan menyeluruh oleh para pengacara. Dilaporkan, para dewan telah menyetujui tindakan hukum ini pada Juli 2024 lalu.
Kalender pertandingan internasional yang padat, termasuk keputusan FIFA terkait Piala Dunia Antarklub FIFA 2025 menjadi salah satu alasan laporan ini dilayangkan. Sebagai informasi, FIFA baru saja menambah jadwal pertandingan berupa mencakup 32 tim dari seluruh dunia.
Piala Dunia Antarklub rencananya digelar pada Juni hingga Juli 2025 mendatang. Penambahan tersebut membuat para pemain bisa tampil dalam 72 pertandingan untuk klub dan tim nasional selama setahun.
Para penggugat menilai, kalender internasional yang ditetapkan oleh FIFA memiliki dampak signifikan terhadap beberapa aspek, termasuk kesejahteraan, kesehatan, dan panjang usia karier para pemain eropa. Selain itu, FIFA juga dinilai mengancam keberlanjutan serta stabilitas ekonomi dan sosial dari kompetisi nasional.
Para eksekutif dari FIFPRO, European Leagues, dan LALIGA menyebutkan bahwa proses hukum dan keterlibatan dari FIFA dengan para pemain dan liga dalam penyusunan kalender internasional sangat minim. FIFA dituding menggunakan kekuatan regulasinya untuk mempromosikan kepentingan komersialnya dengan mengorbankan para pemain dan liga.
Menurut surat pengaduan, keputusan FIFA terkait kalender internasional merupakan penyalahgunaan kekuasaan dan melanggar hukum Uni Eropa.
Berdasarkan yurisprudensi pengadilan Uni Eropa terbaru, FIFA wajib melibatkan perwakilan serikat pemain dan liga dalam proses pengambilan keputusan terkait masalah-masalah terkait kalender internasional. Namun, FIFA diklaim tak melakukan hal tersebut.
"Peraturan dan perilaku FIFA jauh dari apa yang diwajibkan hukum Uni Eropa dan merugikan kepentingan ekonomi liga nasional, serta kesehatan dan keselamatan pemain dalam sepak bola Eropa," tulis laporan LALIGA, dikutip Selasa (15/10/2024).
"Gugatan hukum di hadapan Komisi Eropa telah menjadi tindakan untuk melindungi sektor sepak bola Eropa yang merupakan pusat budaya dan hiburan global," lanjut laporan serupa.
Melansir dari Football Espana, LALIGA merupakan salah satu "korban" dari bertambahnya jadwal dari FIFA. Dilaporkan, jumlah cedera di Liga Spanyol itu bertambah sebesar empat persen pada awal musim ini. Seluruh cedera berkaitan dengan jeda antar pertandingan yang mepet dengan kompetisi liga dan laga internasional.
Para Petinggi Liga Buka Suara: FIFA Menolak untuk Mendengarkan
Presiden FIFPRO, David Terrier menyebut bahwa dalam pengambilan keputusan terkait kalender internasional, FIFA menolak untuk mendengarkan dan melibatkan para pemain. Padahal, FIFPRO telah berupaya untuk mendengarkan secara langsung keluhan yang disampaikan oleh para pemain.
"Dalam berbagai diskusi dan kunjungan ke ruang ganti, kami menerima pesan yang sama untuk jangka waktu yang lama, yaitu mereka bermain terlalu banyak dan tidak memiliki cukup waktu untuk pulih," jelas Terrier.
Sementara itu Presiden LALIGA, Javier Tebas menyebut bahwa FIFA mulai bertindak dan mengambil keputusan "demi kepentingan sendiri" tanpa mempertimbangkan risiko negatif terhadap seluruh ekosistem sepak bola.
"Serikat pemain dan liga jelas-jelas selaras dalam melindungi kompetisi nasional dan para pemainnya yang semakin terpapar dampak negatif dari jadwal yang padat. Dengan memperkenalkan format baru dan memperluas kompetisi secara sepihak, FIFA bertindak semata-mata demi kepentingannya sendiri," ujar Tebas.
"Sangat penting untuk melindungi olahraga kita dan memastikan bahwa keputusan dibuat dengan mempertimbangkan semua pemangku kepentingan sepak bola, bukan secara sepihak," lanjutnya.
(hsy/hsy)
Saksikan video di bawah ini: