Deretan Perusahaan Milik Konglo Ini Siap IPO, Mana Paling Menarik?

3 weeks ago 13

Jakarta, CNBC Indonesia - Tahun 2025 menjadi tahunnya saham-saham Initial Public Offering (IPO) milik para pengusaha dan konglomerat. Terpantau sudah dua saham IPO milik pengusaha dan konglomerat RI yang sudah masuk dalam daftar IPO di Bursa Efek Indonesia (BEI).

Emiten pertama datang dari emiten milik Happy Hapsoro, PT Raharja Energi Cepu Tbk (RATU) yang merupakan anak usaha dari PT Rukun Raharja Tbk (RAJA), kedua entitas usaha PT Pantai Indah Kapuk Dua Tbk (PANI), yaitu PT Bangun Kosambi Sukses Tbk (CBDK) milik konglomerat RI Sugianto Kusuma atau Aguan.

BEI pun menargetkan adanya pencatatan 66 perusahaan baru melalui skema IPO dan 407 efek baru secara keseluruhan (meliputi sukuk, obligasi, dan waran terstruktur). Selain itu, BEI juga menargetkan 2 juta investor baru pasar modal pada 2025.

Kini terdapat kabar pasar akan ada antrian IPO lagi setelah saham RATU dan CBDK yang dimiliki deretan pengusaha sekaligus konglomerat RI.

CNBC Indonesia Research merangkum lima calon perusahaan yang kemungkinan akan melakukan IPO pada 2025.

PT Chandra Daya Investasi

PT Chandra Daya Investasi (PT CDI) yang merupakan anak perusahaan PT Chandra Asri Pacific Tbk (Perseroan) yang bergerak di bidang investasi khususnya dalam infrastuktur, berencana untuk melakukan pencatatan saham di BEI pada tahun ini.

"Perseroan memang mulai menjajaki untuk kemungkinan rencana IPO atas PT CDI, namun terhadap hal ini masih dalam tahap pembahasan internal," tulis manajemen, Selasa (20/8).

Manajemen menyebut, PT CDI juga menjadi salah satu motor pertumbuhan dari Chandra Asri Group, oleh karena bisnis infrastuktur ini merupakan bisnis dengan prospek yang baik.

"Perseroan tentu saja akan tetap mengikuti dan mematuhi ketentuan dari peraturan pasar modal yang berlaku," pungkasnya.

Diketahui TPIA merupakan bagian dari Barito Grup milik dari konglomerat RI Prajogo Pangestu.

PT Griya Idola

Berikutnya masih dari afiliasi konglomerat yang sama dengan Prajogo Pangestu. Menurut kabar beredar, PT Barito Pacific Tbk (BRPT) akan membuka peluang IPO anak usahanya, PT Griya Idola.

Sebelumnya, Direktur Utama Barito Pacific Agus Salim Pangestu memberikan sinyal bahwa perseroan akan menggelar ekspansi di lini bisnis properti, selain fokus pada petrokimia melalui PT Chandra Asri Pacific Tbk (TPIA) dan panas bumi melalui PT Barito Renewables Energy Tbk (BREN).

"Di segmen properti, kami telah memulai rencana pengembangan tahap awal untuk memperluas kawasan industri kami di Subang," ungkap putra Prajogo Pangestu itu dalam keterangan resmi yang dikutip Kamis (1/8/2024).

Agus melanjutkan jika kawasan industri perseroan berlokasi strategis berdekatan dengan Pelabuhan Patimban. Posisi prima tersebut, lanjutnya, akan menempatkan BRPT secara optimal dalam memanfaatkan peluang yang muncul dalam pengembangan fasilitas manufaktur otomotif dan menyelaraskan dengan rencana pemerintah untuk lebih meningkatkan investasi asing langsung.

Sebagai informasi, Griya Idola memiliki empat portofolio aset yang terdiri dari segmen residensial, industrial, perkantoran dan hospitality. Di segmen residensial, perusahaan tengah mengembangkan Griya Idola Residence Tangerang. Pembangunan klaster ini telah dimulai sejak 2023 dan ditargetkan selesat dalam lima tahun mendatang.

PT Summarecon Investment Property

Anak usaha PT Summarecon Agung Tbk. (SMRA) dikabarkan bakal melantai di Bursa Efek Indonesia (BEI), yakni PT Summarecon Investment Property (SMIP) yang bergerak dalam bidang investasi properti.

Ada beberapa sinyal yang merujuk pada potensi IPO anak usaha SMRA ini mengingat dalam beberapa waktu terakhir Summarecon Mal Kelapa Gading dijual ke ke SMIP yang dinilai merupakan bagian dari langkah restrukturisasi guna mempersiapkan SMIP untuk melaksanakan IPO tahun ini.

SMRA juga mencatat biaya yang dibayar di muka sebesar Rp 11 miliar yang diakui sebagai "biaya IPO entitas anak".

Kini IPO anak usaha SMRA masih dalam tahap pengkajian internal manajemen.

PT Vidio.com

PT Vidio.com merupakan anak usaha PT Surya Citra Media Tbk (SCMA) yang bergerak di operator layanan streaming over-the-top Vidio.

Sebelumnya, pihak manajemen menyebut, perusahaan memang sudah berencana untuk membawa Vidio ke pasar modal. Sebab, IPO merupakan strategi jalan keluar paling nyaman bagi investor.

Namun, dalam merealisasikannya memerlukan kesiapan untuk menciptakan kepercayaan pada masyarakat. Tujuannya, agar masyarakat dapat menganggap perusahaan-perusahaan tersebut sudah memiliki pertumbuhan dan keuntungan yang sehat sehingga patut diinvestasi.

Saat ini manajemen sedang berupaya memperbaiki dari sisi internal, seperti Vidio yang mana terdapat technology investment yang semula berfokus pada pertumbuhan dan jumlah subscriber.

Selain itu, manajemen juga melakukan efisiensi serta kegiatan yang dapat memberikan kontribusi terhadap peningkatan subscription, namun hal ini tentu membutuhkan waktu.

Di sisi lain, saat ini kondisi pasar modal juga sedang tidak dalam kondisi yang optimal, sehingga manajemen juga perlu menunggu kondisi dan momentum yang tepat untuk melaksanakan IPO.


CNBC INDONESIA RESEARCH

[email protected]

(saw/saw)

Read Entire Article
Lifestyle | Syari | Usaha | Finance Research