Catatan Bursa Saham 2024: Pernyataan Prabowo-Aturan Penuh Kontroversi

1 month ago 20

Jakarta, CNBC Indonesia - Pergerakan pasar saham tanah air tahun ini diwarnai dengan sejumlah aturan hingga pernyataan kontroversi. Sejumlah aturan bahkan sempat mengundang "kemarahan" investor karena dinilai merugikan.

Sepanjang 2024, BEI mengeluarkan sejumlah regulasi baru yang sempat mengguncang pasar saham, mulai dari Full Call Auction (FCA), short selling, hingga single stock futures.

CNBC Indonesia Research merangkum beberapa kaleidoskop di pasar saham Indonesia mulai dari regulasi BEI hingga pernyataan Presiden Prabowo Subianto yang sempat mengguncang pasar saham tanah air.

1. Full Call Auction (FCA)

Penerapan Full Call Auction (FCA) menjadi perhatian khusus para investor maupun trader pada tahun ini. FCA yang diimplementasikan sejak 25 Maret 2024 dan merupakan kelanjutan tahap I (hybrid call auction) yang sudah diterapkan pada 12 Juni 2023, sempat di kecam oleh beberapa pelaku pasar. Tak sedikit pula investor yang protes atas kebijakan metode FCA ini.

Mula keributan FCA terjadi usai suspensi saham Energi Baru dan Terbarukan (EBT) milik konglomerat Prajogo Pangestu yakni PT Barito Renewables Energy Tbk (BREN) kembali dibuka pada perdagangan sesi I Rabu (29/5/2024).

Namun sayangnya, setelah dibuka suspensinya oleh Bursa Efek Indonesia (BEI), kini saham BREN diperdagangkan menggunakan sistem FCA. Saham BREN saat itu pun langsung anjlok dengan menyentuh auto reject bawah (ARB).

Sejak keributan saat itu, BEI pun mengkaji ulang sistem FCA dan merevisinya pada Juni 2024. Sebagaimana diketahui, terdapat 11 kriteria yang menyebabkan suatu saham masuk dan keluar dari PPK FCA.

Bursa Efek Indonesia (BEI) telah mengubah beberapa kriteria saham notasi khusus yang dapat berpotensi masuk FCA. BEI pun merevisi kriteria nomor 1, 6, 7 dan 10. Berikut perubahannya:

2. Short Selling

Bursa Efek Indonesia (BEI) kembali melakukan aturan terkait margin short selling pada 3 Oktober 2024. Akan tetapi, pada implementasinya sampai saat ini belum ada Anggota Bursa (AB) yang telah menerima lisensi sebagai penyedia Short Selling sehingga layanan tersebut belum bisa dimanfaatkan oleh investor.

Direktur Pengembangan Bursa Efek Indonesia (BEI), Jeffrey Hendrik mengungkapkan terdapat 23 Anggota Bursa (AB) yang berminat untuk mengajukan lisensi sebagai penyedia short selling.

Jeffrey berharap proses ini bisa dilakukan dengan lancar sehingga pada akhir 2024 diharapkan sudah ada AB yang telah menerima lisensi short sell dan pada kuartal satu 2025 sudah ada AB yang memfasilitasi short sell kepada investor.

Manfaat short selling dapat menambah likuiditas dan dapat memaksimalkan profit kepada investor baik dalam kondisi market bullish dan bearish.

3. Single Stock Futures

Pada tahun ini, BEI meluncurkan produk derivatif baru yakni Single Stock Futures (SSF) pada November 2024. Dengan produk ini, masyarakat bisa membeli kontrak saham blue chip dengan lebih hemat.

Direktur Utama BEI Iman Rachman mengatakan, saat ini sudah ada tiga anggota bursa (AB) yang telah mendapatkan izin penyelenggara SSF. Ia juga berharap pada saat peluncuran sudah ada investor yang mentransaksikan produk baru itu.

Single Stock Futures (SSF) merupakan Perjanjian atau kontrak antara dua belah pihak untuk menjual atau membeli suatu saham. Dengan kata lain, yang menjadi underlying SSF nantinya adalah saham.

Perbedaan utama antara SSF dan saham terletak pada modal transaksi. Jika membeli saham harus menyiapkan modal penuh sebesar 100% dari harga 1 lot, Fee Transaksi SSF bisa berkisar hanya 4% dari harga 1 lot tersebut per kontrak. Selain itu, investor bisa mengambil posisi short saat market turun.

Dengan adanya instrumen ini, investor pun bisa menikmati pergerakan harga emiten-emiten 'mahal' dengan merogoh kocek yang tidak terlalu besar. Apalagi SSF menggunakan underlying saham konstituen Indeks LQ45, dengan satuan kontrak sebanyak 100 saham.

4. Kasus Gratifikasi Pegawai BEI

Pada tahun ini, BEI juga di hebohkan dengan kasus gratifikasi pegawai BEI yang sempat menjadi perbincangan para investor. Beredar surat terkait temuan pelanggaran oleh oknum karyawan BEI terkait permintaan imbalan dan gratifikasi atas jasa penerimaan emiten untuk dapat tercatat sahamnya di BEl. Informasi tersebut telah beredar di kalangan pasar modal.

Dalam surat tersebut, tertulis bahwa manajemen BEI pada bulan Juli-Agustus 2024 akhirnya melakukan pemecatan kepada lima orang karyawan pada Divisi Penilaian Perusahaan BEI sebagai buntut dari kasus tersebut. Adapun Divisi Penilaian Perusahaan BEl, yaitu divisi yang bertanggung jawab terhadap penerimaan calon Emiten.

Dalam surat tersebut, tertulis oknum karyawan tersebut membantu memutuskan proses penerimaan calon emiten untuk dapat listing dan diperdagangkan sahamnya di bursa.

Praktek oleh oknum karyawan penilaian perusahaan tersebut dikabarkan telah berjalan beberapa tahun dan melibatkan beberapa emiten yang saat ini telah tercatat sahamnya di bursa, dengan nilai uang imbalan berkisar ratusan juta sampai satu miliaran rupiah per emiten.

Melalui praktek terorganisir ini, bahkan para oknum tersebut kabarnya membentuk suatu perusahaan jasa penasehat yang pada saat dilakukan pemerikasaan ditemukan sejumlah akumulasi dana sekitar Rp 20 miliar.

Proses penerimaan emiten untuk dapat masuk bursa ini, disinyalir juga melibatkan oknum Otoritas Jasa Keuangan (OJK) yang memiliki kewenangan untuk menyatakan apakah sebuah perusahaan layak melakukan penawaran umum atau IPO saham, dan selanjutnya mencatatkan sahamnya di bursa.

Bursa Efek Indonesia (BEI) membenarkan terkait pemberitaan yang beredar di masyarakat bahwa telah terjadi pelanggaran etika yang melibatkan lima karyawan. Seluruh karyawan tersebut telah dipecat sesuai dengan aturan yang berlaku.

BEI tetap berkomitmen memenuhi prinsip Good Corporate Governance melalui penerapan Sistem Manajemen Anti Penyuapan (SMAP) melalui implementasi ISO 37001:2016.

5. Prabowo "saham itu judi"

Presiden Prabowo Subianto sempat menyoroti investasi saham yang merugikan investor kecil. Katanya, jika orang kecil main-main saham, pasti kalah. Yang menang pasti bandar besar. Buat orang keci, ujarnya, main-main saham sama dengan judi.

Viralnya ungkapan presiden Prabowo pun mendorong kejatuhan IHSG di sepanjang bulan Desember 2024.

Ungkapan tersebut pun mendapat respon dari pihak BEI.

Direktur Pengembangan BEI Jeffrey Hendrik mengatakan, pihaknya seirama dengan konteks pernyataan Prabowo.

"Kami sangat sepakat dengan pesan yang disampaikan oleh Prabowo. Hal yang sama juga selalu kami sampaikan bahwa investor harus selalu mengambil keputusan secara rasional dengan memperhatikan fundamental perusahaan," kata Jeffrey.

Dia pun menyoroti keputusan investor untuk membeli dan menjual saham yang hanya berdasarkan rekomendasi influencer atau rumus tertentu tanpa memahami fundamental saham yang akan dibeli. Hal itu, tukasnya, bukanlah keputusan yang bijak.

CNBC Indonesia Research

[email protected]

(saw)

Read Entire Article
Lifestyle | Syari | Usaha | Finance Research