Jakarta, CNBC Indonesia - Diperlukan cara yang tepat untuk membangun mental anak agar dapat menghadapi kerasnya kehidupan. Anda mungkin bisa meniru cara orang Finlandia membangun mental tangguh anak-anaknya.
Selama tujuh tahun berturut-turut, Finlandia tercatat sebagai negara paling bahagia sedunia. Tak hanya itu, sistem pendidikan yang diterapkan di negara tersebut juga berperan besar dalam membangun mental anak.
Orang Finlandia bahagia karena mereka memiliki rasa kebersamaan dan keterhubungan yang kuat. Hal ini dapat dicontoh sebagai cara mendidik dan membangun mental tangguh anak, lho.
Finlandia jadi negara paling bahagia sedunia dengan sistem pendidikan terbaik
Menurut Laporan Kebahagiaan Dunia, Finlandia menduduki posisi teratas dalam peringkat tahunan negara paling bahagia sedunia. Peringkat ini ditentukan berdasarkan penilaian hidup dan jawaban para responden dengan menilai kehidupan mereka saat ini dari skala 0 sampai 10.
Dilansir CNBC Make It, laporan tersebut juga dipertimbangkan berdasarkan variabel-variabel lainnya, yakni PDB per kapita, dukungan sosial, harapan hidup sehat, kebebasan, kemurahan hati, dan kebebasan korupsi.
Menurut seorang filsuf dan pakar psikologi Finlandia, Frank Martela, orang-orang di negaranya bahagia karena mampu melakukan perbuatan baik untuk orang lain dan menemukan tujuan yang jelas bagi diri sendiri.
"Akan lebih akurat jika dikatakan bahwa Finlandia adalah negara dengan jumlah orang tidak bahagia paling sedikit di dunia," tuturnya kepada CNBC Make It.
Kebahagiaan orang Finlandia juga sangat berkaitan dengan sistem pendidikan mereka. Mengutip Business Insider, sistem pendidikan tidak biasa yang diterapkan Finlandia merupakan yang terbaik di dunia. Sejak reformasi pendidikan besar-besaran dilakukan 40 tahun lalu, sistem sekolah di Finlandia secara konsisten berada di posisi teratas dalam sistem pendidikan untuk pemeringkatan internasional.
Berbeda dengan kebanyakan negara, anak-anak di Finlandia baru mulai bersekolah di usia tujuh tahun. Ujian atau pekerjaan rumah juga tidak diberikan kepada anak sekolah hingga mencapai usia remaja. Bahkan, cuma ada satu ujian nasional di Finlandia yang hanya diwajibkan untuk siswa 16 tahun.
Lebih lanjut, kesejahteraan anak sekolah juga sangat terjaga. Jika di Indonesia kebanyakan kelas ditentukan berdasarkan tingkat prestasi murid, di Finlandia, baik anak pintar maupun yang tidak, semua ditempatkan di kelas yang sama. Tidak hanya itu, diketahui bahwa 100 persen sistem sekolah mereka didanai oleh negara.
Sistem penitipan menjadi kunci membangun mental anak
Selain keberhasilan sistem pendidikan, sistem penitipan anak yang mendukung juga menjadi kunci membangun mental anak di Finlandia. Menurut Motherly, anak-anak di sana dibiarkan menjadi anak-anak yang bermain dan tidur siang bersama. Mereka tidak dilatih secara agresif dan akademis.
Di Finlandia, ada yang namanya sisu, yakni keterampilan yang dipelajari anak untuk menjadi berani, tangguh, dan kuat bertahan meskipun dalam situasi yang berat dan sulit. Hal ini sering dipelajari anak-anak selama berada di penitipan, seperti menyelesaikan perselisihan dengan anak lain atau menyusun permainan teka-teki yang sulit.
Sisi kemandirian juga dipupuk oleh anak-anak Finlandia. Misalnya, meletakkan piring kotor ke tempatnya setelah selesai makan atau mengenakan jaket salju sendiri. Kreativitas anak juga dikembangkan dengan membuat cincin dari kancing bekas sebagai hadiah untuk ibunya. Hal ini mendorong pola pikir anak untuk mendaur ulang daripada membuang barang bekas.
Lebih lanjut, orang-orang di Finlandia berkomitmen terhadap kesetaraan baik di tempat penitipan anak atau prasekolah, yang artinya setiap anak diperlakukan sebagai individu dengan pendekatan yang masuk akal. Kemudian di usia 3-5 tahun, orang tua biasanya ditawarkan sumber daya atau bantuan tambahan seperti terapi wicara hingga terapi fisik yang berguna bagi anak-anak dengan kondisi tertentu.
Pasi Sahlberg dalam bukunya yang berjudul Finnish Lessons 2.0: What Can the World Learn from Educational Change? mengatakan bahwa taman kanak-kanak di Finlandia tidak berfokus pada persiapan anak untuk sekolah secara akademis. Sebaliknya, tujuan utamanya adalah memastikan bahwa semua anak menjadi individu yang bahagia dan bertanggung jawab.
Cara membangun mental tangguh anak menurut pakar Finlandia
Pasi Sahlberg adalah pendidik dan penulis, sekaligus mantan dirjen Kementerian Pendidikan Finlandia yang identik dengan pendidikan negara tersebut di panggung internasional. Menurutnya, bermain, kepercayaan, dan kesehatan merupakan tiga fokus utama sebagai cara membangun mental anak.
"Yang membuat pendekatan Finlandia unik adalah penekanan pada permainan yang bebas, tidak terstruktur, dan berpusat pada anak. Kami memahami bahwa bermain penting untuk tumbuh kembang, membangun identitas, dan harga diri," jelasnya kepada Motherly.
Ia melanjutkan, "Anak-anak akan tumbuh lebih sehat dan bahagia jika kita orang dewasa menganggap bermain sebagai bagian penting dari keseluruhan pengajaran di sekolah."
Sahlberg juga menekankan hak-hak yang didapat anak seperti mendapat waktu istirahat selama 15 menit setiap jam pelajaran di sekolah. Ia mengatakan, "Kami memiliki berbagai macam hak untuk anak-anak terkait pembelajaran, kesejahteraan, dan kesehatan mereka. Misalnya anak-anak memiliki hak untuk mendapat waktu 15 menit setiap jam sekolah untuk diri mereka sendiri, di mana mereka sering kali keluar rumah."
Mengenai keterampilan sisu, Sahlberg menjelaskan bahwa sekolah Finlandia tidak mengajarkan sisu sebagai topik, melainkan sebagai bagian dari budaya di banyak sekolah.
"Anak-anak di Finlandia diajarkan sejak dini bahwa mereka harus menyelesaikan apa yang dimulai terlepas dari seberapa sulit tugas yang ada," ucapnya.
Ia kemudian berkata, "Beberapa orang berpendapat bahwa mentalitas lama sisu akan menurun di kalangan anak muda Finlandia. Jika itu benar, mungkin mengajarkan sisu secara lebih langsung bukanlah ide yang buruk."
(miq/miq)
Saksikan video di bawah ini:
Video:Resmi Dibuka, Jakarta X Beauty 2024 Hidupkan Industri Kecantikan
Next Article Ayah-Bunda, Ini Rekomendasi Screen Time Anak Sesuai Umur