Jakarta, CNBC Indonesia - Mulai bulan depan, budaya tradisional Korea "jang" akan dimasukkan ke daftar Warisan Budaya Takbenda UNESCO. Badan evaluasi UNESCO telah merekomendasikan pendaftaran "Pengetahuan, kepercayaan, dan praktik terkait pembuatan jang di Korea Selatan."
Dinas Warisan Korea (KHS) mengatakan bahwa rekomendasi ini secara efektif menetapkan pembuatan jang Korea sebagai warisan budaya. Hal tersebut meliputi "ganjang" (kecap asin), "doenjang" (pasta dari kacang kedelai yang difermentasi), dan "gochujang" (pasta cabai merah terbuat dari paprika dan kacang kedelai).
Setelah resmi ditetapkan, budaya ini akan menjadi warisan Korea ke-23 pada daftar Warisan Budaya Takbenda UNESCO.
"Dengan diterimanya rekomendasi untuk pencantuman 'Pengetahuan, kepercayaan, dan praktik terkait pembuatan jang di Korea Selatan', kami mengharapkan hasil positif pada keputusan akhir yang akan dibuat selama sesi ke-19 Komite Antar Pemerintah untuk Warisan Budaya Takbenda UNESCO, yang dijadwalkan pada tanggal 2 hingga 7 Desember di Asuncion, Paraguay," demikian pernyataan KHS seperti dilansir Korea Times.
Catatan sejarah menunjukkan bahwa masyarakat Korea telah membuat jang sejak Periode Tiga Kerajaan (57 SM-668 M). Jang merupakan makanan fermentasi alami dalam jangka panjang yang menjadi makanan pokok dalam masakan Korea.
Jang menjadi elemen penting untuk menambah rasa dan aroma dari makanan Korea. Uraian protein dari kacang kedelai yang difermentasi menghasilkan produk sampingan, seperti peptida, asam amino, dan asam organik yang dapat membuat jang lebih kaya akan rasa dibandingkan garam biasa.
Jang diklasifikan menurut bahan-bahan dan metode fermentasinya. Jenis jang yang difermentasi dengan garam membutuhkan proses yang lebih lambat daripada yang tidak menggunakan garam. Biasanya memakan waktu selama enam bulan hingga satu tahun. Jang yang diasinkan juga akan memiliki masa simpan lebih panjang selama lebih dari setahun.
Beberapa keluarga di Korea bahkan menyimpan kecap asin selama puluhan tahun untuk menjaga konsistensi rasa dari waktu ke waktu. Biasanya setiap rumah memiliki variasi jang tersendiri sesuai sejarah dan tradisi yang dicerminkan. Berbagai jenis jang ini dapat dikonsumsi bersama ikan, daging, sayuran, bahkan dapat digunakan untuk mengawetkan makanan.
(miq/miq)
Saksikan video di bawah ini:
Video: Inovasi Parfum Lokal 'Berebut" Pasar Saat Daya Beli Lesu
Next Article Kronologi Ribuan Siswa di Korea Keracunan Kimchi