BI, AS, dan Arab Beri Kabar Baik, Saatynya IHSG Pesta

2 weeks ago 15

  • Pasar dibanjiri kabar baik dari Bank Indonesia, Amerika Serikat, hingga perang di Arab
  • BI mengejutkan pasar dengan memangkas suku bunga sebesar 25 basis poin
  • Sementara inflasi inti AS terus berada di jalur penurunan
  • Israel dan Hamas mencapai kesepakatan untuk gencatan senjata yang menurunkan tensi geopolitik

Jakarta, CNBC Indonesia - Kejutan menyenangkan diberikan oleh Bank Indonesia kemarin (15/1/2024) membuat pasar saham Indonesia kembali bergairah. BI mengumumkan menurunkan suku bunga sebesar 25 basis poin menjadi 5,75%.

Penurunan tersebut membuat saham-saham bluechips terbang, terutama saham perbankan yang mendorong laju Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG).

IHSG ditutup melejit 1,77% ke posisi 7.079,56. Melesatnya IHSG membuatnya makin mendekati level psikologis 7.100 di akhir perdagangan, setelah kemarin merana ke level psikologis 6.900.

Nilai transaksi indeks mencapai sekitar Rp 10,4 triliun dengan melibatkan 18,4 miliar saham yang berpindah tangan sebanyak 1,4 juta kali. Sebanyak 330 saham menguat, 264 saham melemah, dan 211 saham stagnan.

Secara sektoral, sektor keuangan dan properti menjadi penopang terbesar IHSG di akhir perdagangan yakni masing-masing mencapai 3,12% dan 2,63%.

Sejalan dengan sektor keuangan yang menjadi penopang terbesar IHSG, saham-saham perbankan raksasa pun mendominasi penopang IHSG, dengan saham PT Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk (BBRI) menjadi yang paling besar yakni mencapai 42,9 indeks poin.

Selain BBRI, ada saham PT Bank Mandiri (Persero) Tbk (BMRI), PT Bank Central Asia Tbk (BBCA), dan PT Bank Negara Indonesia Tbk (BBNI) yang juga menopang IHSG masing-masing sebesar 36,5, 14,9, dan 9,8 indeks poin.

Tak hanya saham perbankan raksasa, saham PT Astra International Tbk (ASII) dan saham PT Telkom Indonesia (Persero) Tbk (TLKM) yang juga menjadi penopang IHSG masing-masing mencapai 7,2 dan 3,4 indeks poin.

Akan tetapi, nilai tukar rupiah malah tersungkur. Dilansir dari Refinitiv, rupiah ditutup melemah 0,34% di angka Rp16.315/US$ pada hari ini, Rabu (15/1/2025). Hal ini berbanding terbalik dengan posisi kemarin (14/1/2025) yang menguat 0,06%.

BI secara mengejutkan memangkas suku bunga acuannya pada pertemuan di awal 2025.

BI menurunkan suku bunga acuannya (BI-Rate) sebesar 25 basis poin (bps) menjadi 5,75% pada hari ini. Ini adalah penurunan suku bunga pertama di tahun ini. Sebelumnya, BI memangkas suku bunga sebesar 25 bps pada September tahun lalu.

Gubernur BI Perry Warjiyo menegaskan ketika BI menurunkan BI Rate, ini sesuai dengan stance atau pandangan bank sentral 'prostability and progrowth'. Ini pun sejalan dengan masih terbukanya ruang penurunan suku bunga. Melihat dari momentumnya, BI menilai keputusan ini sudah sesuai dengan dinamika yang ada.

"Nah, waktunya tentu saja, sesuai dinamika yang terjadi di global dan internasional, Dan itu terus kamiterus ulang-ulang dari bulan ke bulan," kata Perry, dalam paparan hasil RDG BI, Rabu (15/1/2025).

Perry pun mengatakan dinamika yang dipantau BI mencakup dinamika global dan dalam negeri. BI, katanya, sudah memperhatikan arah kejelasan kebijakan yang terutama ditempuh pemerintah AS dan Fed Fund Rate (FFR).

BI mencermati bahwa inflasi dalam negeri cukup rendah dan akan tetap rendah ke depannya. Dengan inflasi rendah, maka ruang penurunan suku bunga terbuka ke depannya.

Selain itu, BI yakin nilai tukar rupiah saat ini tetap stabil dan sejalan dengan nilai fundamentalnya.

BI melihat ada kecenderungan pertumbuhan ekonomi lebih rendah pada tahun ini. Pelemahan ini telah muncul sejak kuartal IV-2024 yang diperkirakan akan lebih rendah dari perkiraan.

Pages

Read Entire Article
Lifestyle | Syari | Usaha | Finance Research