Banjir Data Genting, Pasar RI Akan Baik-Baik Saja?

3 weeks ago 13

  • Pekan ini banjir beragam sentimen penting yang dapat menjadi penggerak pasar
  • Bank Indonesia akan mengumumkan suku bunga pada pekan ini
  • Inflasi AS juga akan memberikan pengaruh terhadap pergerakan pasar minggu ini

Jakarta, CNBC Indonesia - Pasar saham diperkirakan akan penuh gejolak pada perdagangan minggu ini karena ramai sentimen rilis data ekonomi penting. Mulai dari pengumuman suku bunga Bank Indonesia hingga inflasi Amerika Serikat.

Beragam sentimen penting tersebut akan diulas di halaman ketiga beserta agenda emiten di halaman empat.

Pasar keuangan Indonesia sendiri masih belum mampu keluar dari tekanan yang sudah terjadi sejak 2024. Pasar saham ditutup bergairah pada akhir perdagangan Jumat (10/1/2025), setelah beberapa hari terakhir cenderung mendatar.

Indeks Harga Saham Gabungan pun anjlok 1% sepekan. Berdasarkan Refintiv pada perdagangan Jumat (10/1/2025) IHSG ditutup di posisi 7.088,87. IHSG sempat pulih ke level psikologis 7.100. Namun pada akhir perdagangan hari ini, IHSG lagi-lagi ditutup di level psikologis 7.000, tepatnya di 7.080-an.

Sentimen pemberat IHSG sepanjang pekan kemarin datang dari eksternal. seperti negara dagang dan hasil risalah Federal Open Market Committee (FOMC) Minutes bank sentral AS (Federal Reserve/The Fed).

Serangkaian data ketenagakerjaan AS juga rilis pekan ini, seperti JOLs Job Openings, Job Quit, Klaim pengangguran, sampai pada akhirnya data terakhir yang dinanti Jumat ini adalah Non-Farm Payroll (NFP) dan tingkat pengangguran.

Data NFP menjadi sangat penting karena akan memberikan gambaran berapa tenaga kerja dari karyawan di perusahaan swasta dan pemerintah. Sekitar 80% tenaga kerja di AS terhitung sebagai NFP, jadi data ini cukup ideal jadi gambaran untuk employment AS terkini.

Sementara itu, nilai tukar rupiah terhadap dolar Amerika Serikat (AS) stabil di level Rp16.100-an di tengah ekspektasi pasar terhadap data ketenagakerjaan AS (Non-Farm Payroll/NFP) dan prospek kebijakan moneter bank sentral AS Federal Reserve atau The Fed.

Merujuk data Refinitiv, rupiah ditutup di posisi Rp16.180/US$ pada Jumat (10/1/2025), menguat 0,09% dibandingkan hari sebelumnya, sekaligus mencatat apresiasi mingguan sebesar 0,03%.Rupiah memulai pekan ini di zona stabil, dengan fluktuasi ringan yang terlihat sejak Selasa (7/1/2025) ketika nilai tukar sempat mencapai Rp16.125/US$, level terkuat selama seminggu terakhir.

Laporan NFP AS yang dirilis Jumat malam menunjukkan penciptaan 256.000 lapangan kerja pada Desember, jauh di atas ekspektasi pasar sebesar 160.000 pekerjaan. Hasil tersebut mempertegas ketahanan pasar tenaga kerja AS dan memicu spekulasi bahwa The Fed akan lebih lambat dalam melonggarkan kebijakan suku bunganya.

Meski demikian, volatilitas pasar akibat NFP memberikan ruang bagi rupiah untuk tetap stabil. Investor tetap wait and see terhadap rencana kebijakan moneter AS, terutama di tengah potensi inflasi yang lebih tinggi akibat tekanan dari pasar tenaga kerja.Selain itu, indeks dolar AS (DXY) menunjukkan tren mendatar sepanjang pekan, berakhir di 109,28 pada Jumat, sedikit lebih tinggi dibandingkan 109,16 sehari sebelumnya. Pergerakan dolar yang stabil menjadi faktor pendukung bagi performa rupiah.

Meski apresiasi rupiah pekan ini tergolong tipis, pergerakan positif ini menandai ketahanan rupiah di tengah ketidakpastian global. Dengan rilis data NFP yang lebih kuat dari ekspektasi, perhatian pasar kini beralih.

Pages

Read Entire Article
Lifestyle | Syari | Usaha | Finance Research