Jakarta, CNBC Indonesia - Pasar saham Indonesia diyakini akan membaik pada 2025. Target pencapaian Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) pun jauh lebih tinggi dibandingkan 2024. Hal ini juga turut mendorong proyeksi harga saham emiten Bluechips.
CNBC Indonesia menghimpun konsensus dari 10 institusi dalam memperkirakan potensi penguatan IHSG pada 2025. Median yang dihasilkan memproyeksikan IHSG bisa menguat menembus level All Time High (ATH) baru di 8000.
Data yang dihimpun menunjukkan potensi bullish paling optimis IHSG akan berada di 8200, sementara proyeksi konservatif diperkirakan bakal menguat sampai 7.574. Berikut rinciannya :
Selain IHSG yang diperkirakan mengalami pembalikan, emiten-emiten Bluechips juga diprediksi akan menguat pada 2025.
Berdasarkan konsensus Refinitiv, harga saham emiten Bluechips berpeluang menguat hingga 20% pada 2025. Berikut rincian target harga emiten Bluechips menurut konsensus Refinitiv:
Walaupun proyeksi pasar saham Indonesia diselimuti optimisme kebangkitan, tetap ada risiko-risiko yang perlu diwaspadai. Ketidakpastian ekonomi dan politik diperkirakan akan semakin kencang menghantui dunia dan Indonesia tahun ini.
Terpilihnya Donald Trump sebagai Presiden Amerika Serikat (AS), kebijakan bank sentral Amerika Serikat (AS) The Federal Reserve (The Fed), ketegangan geopolitik, dan macetnya ekonomi China menjadi sejumlah faktor mengapa dunia menatap penuh kecemasan di 2025.
Dari dalam negeri, banyak kekhawatiran juga belum reda. Pelemahan daya beli, banyaknya pemutusan hubungan kerja (PHK), serta pelemahan harga komoditas menjadi alasan pesimisme.
Januari akan menjadi periode awal yang berat, dimulai dari rilis data penggajian AS yang akan memberikan investor pandangan baru tentang kesehatan dan kekuatan ekonomi negeri Paman Sam.
Hal tersebut kemudian berlanjut menjadi pertimbangan utama pada keputusan rapat FOMC pertama 2025 yang sebelumnya diisyaratkan lebih sedikit pemotongan karena prospek inflasi yang tidak pasti.
Berlanjut pada pelantikan Trump pada 20 Januari yang potensi memberikan kejutan bagi pasar. Presiden Terpilih AS, Donald Trump diperkirakan bakal merilis setidaknya 25 perintah eksekutif pada hari pertamanya mengenai berbagai masalah mulai dari imigrasi hingga kebijakan energi dan kripto.
Pemerintahan baru selalu membawa dampak ketidakpastian yang besar. Salah satu yang dikhawatirkan adalah trade war 2.0 terutama terhadap negara mitra dagang terbesar RI, yakni Tiongkok.
Sementara itu dari domestik, kekuatan pasar akan diuji oleh rilis kinerja keuangan bagi perusahaan-perusahaan yang melaporkan kinerja sepanjang 2024, serta potensi aksi korporasi oleh emiten untuk meningkatkan likuiditas seperti buyback dan bagi dividen.
Sanggahan: Artikel ini adalah produk jurnalistik berupa pandangan CNBC Indonesia Research. Analisis ini tidak bertujuan mengajak pembaca untuk membeli, menahan, atau menjual produk atau sektor investasi terkait. Keputusan sepenuhnya ada pada diri pembaca, sehingga kami tidak bertanggung jawab terhadap segala kerugian maupun keuntungan yang timbul dari keputusan tersebut.CNBC INDONESIA RESEARCH
(ras/ras)