Jakarta, CNBC Indonesia - Pasar saham Tanah Air terpantau sumringah dalam dua hari perdagangan ini, tersisa perdagangan akhir pekan yang diharapkan dapat melanjutkan penguatan. Mengingat pada pekan depan sudah mulai banjir Rapat Umum Pemegang Saham Tahunan (RUPST) terutama dari saham-saham perbankan.
Pada perdagangan Kamis (20/3/2025), IHSG ditutup melejit 1,11% di level 6.381,67. Penguatan tersebut menjadi kenaikan IHSG selama dua hari beruntun.
Sentimen RUPST tersebut dapat menjadi angin segar bagi pergerakan saham perbankan terutama bank Himbara hingga pekan terakhir bulan Maret 2025.
CNBC Indonesia Research mencatat level strong support dan resistance terdekat untuk menjadi acuan para pelaku pasar.
Saham-saham bank Himbara berencana akan melaksanakan RUPST pada pekan terakhir di bulan Maret, tanggal ini mundur dari yang seharusnya dilaksanakan pada pekan ini.
Dalam RUPST tersebut, diperkirakan masing-masing perseroan akan mengumumkan jumlah dividen yang akan dibagikan. Diperkirakan jumlah dividen yang akan ditebar akan jauh lebih besar dibandingkan tahun lalu.
Lantaran, Presiden RI Prabowo Subianto menyampaikan dividen dari perusahaan Badan Usaha Milik Negara (BUMN) mencapai Rp 300 triliun pada 2025. Jumlah tersebut berdasarkan laporan dari Menteri BUMN Erick Thohir.
Dividen jumbo BUMN akan menjadi salah satu sumber penghematan baru dari pemerintahan Prabowo. Prabowo menegaskan pemerintah akan mengambil Rp200 triliun dari setoran BUMN tersebut. Sementara sisanya sebesar Rp100 triliun akan dikembalikan dalam bentuk penyertaan modal negara (PMN).
Adapun sejumlah perusahaan pelat merah tercatat di Bursa Efek Indonesia. Perusahaan BUMN tersebut memiliki ragam sektor bisnis.
Sementara itu, beberapa di antaranya telah memberikan sinyal dividen jumbo. Direktur Utama BRI Sunarso mengatakan bahwa rasio pembagian dividen tahun buku 2024 bank pelat merah itu diharapkan berada di kisaran 80% hingga 85%.
Menurutnya, BRI memiliki permodalan yang sangat lebih dari cukup untuk membagikan dividen jumbo. Posisi rasio kecukupan modal (CAR) bank di level 26%.
Terpisah, Direktur Utama BNI Royke Tumilaar memperkirakan rasio pembagian dividen dari laba tahun buku 2024 akan berada pada rentang 55% hingga 60%.
Persentase itu lebih tinggi jika dibandingkan realisasi rasio dividen tahun 2023 sebesar 50% dari total laba bersih atau senilai Rp10,45 triliun. Namun, Royke juga menegaskan bahwa keputusan akhir terkait besaran dividen berada di meja RUPS.
Direktur Keuangan dan Strategi Bank Mandiri Sigit Prastowo mengatakan bahwa dividend payout ratio atau rasio dividen dalam 5 tahun terakhir dijaga pada level 60%. "Ini sesuai arahan Kementerian BUMN sebagai pemegang saham utama," katanya.
Pada kesempatan berbeda, Direktur Utama Bank Mandiri Darmawan Junaidi juga mengatakan bahwa setidaknya rasio dividen dari laba tahun buku 2024 akan serupa dengan dividen laba tahun buku 2023. "Nggak ada perubahan. Kinerja Mandiri bagus, jadi paling tidak sama dengan tahun lalu untuk rasionya," ujarnya.
Adapula, PT Bank Tabungan Negara (Persero) Tbk (BBTN) mengungkapkan rencana untuk membagikan dividen Tahun Buku 2024 pada 2025, dengan perkiraan dividend payout ratio berada di kisaran 20%-25% dari total laba.
Jika kita menghitung dividen saham perbankan dari payout ratio diatas maka estimasi dividen saham perbankan diestimasikan sebagai berikut:
Sanggahan: Artikel ini adalah produk jurnalistik berupa pandangan CNBC Indonesia Research. Analisis ini tidak bertujuan mengajak pembaca untuk membeli, menahan, atau menjual produk atau sektor investasi terkait. Keputusan sepenuhnya ada pada diri pembaca, sehingga kami tidak bertanggung jawab terhadap segala kerugian maupun keuntungan yang timbul dari keputusan tersebut.
CNBC INDONESIA RESEARCH
(saw/saw)