Jakarta, CNBC Indonesia - Sejumlah kota global kini berlomba-lomba menjadi pusat unggulan AI dengan menanamkan investasi besar-besaran dan membangun ekosistem inovatif yang mendukung.
Kecerdasan buatan (AI) semakin menjadi pusat perhatian dunia, tidak hanya dalam pengembangan teknologi mutakhir tetapi juga sebagai pendorong pertumbuhan ekonomi jangka panjang. Seiring dengan kemajuan teknologi dan meningkatnya adopsi AI di berbagai sektor, kota-kota global kini berlomba-lomba menjadi pusat unggulan AI
Amerika Serikat: San Francisco dan Seattle di Puncak Dominasi
San Francisco tetap menjadi pusat kekuatan AI dunia. Terletak di jantung Silicon Valley, kota ini dikenal sebagai rumah bagi ratusan perusahaan rintisan AI, serta institusi pendidikan dan riset bergengsi seperti Stanford University dan UC Berkeley.
Kombinasi antara modal ventura, talenta teknis, dan kolaborasi antara sektor publik dan swasta menjadikan San Francisco sebagai ikon dalam peta AI global.
Sementara itu, Seattle menunjukkan keunggulan tersendiri dalam adopsi AI korporat. Kehadiran raksasa teknologi seperti Amazon dan Microsoft yang berkantor pusat di kota ini mempercepat penetrasi solusi AI dalam dunia bisnis, logistik, dan komputasi awan.
Asia Timur: Beijing dan Seoul Bertarung di Barisan Depan
Di Asia, Beijing menjadi andalan China dalam mengejar supremasi AI. Kota ini memiliki lebih dari dua ribu perusahaan rintisan AI dan mendapat dukungan besar dari raksasa teknologi nasional seperti Baidu, Tencent, dan Alibaba. Pemerintah China pun secara aktif memfasilitasi kemajuan teknologi ini dalam bidang keamanan, pendidikan, dan industri.
Korea Selatan tak ketinggalan. Ibukotanya, Seoul, memperkuat posisinya melalui inisiatif pemerintah dan pembangunan pusat inovasi AI. Pemerintah setempat menargetkan Seoul sebagai "zona inovasi AI," dengan strategi memperluas kolaborasi antara universitas, perusahaan rintisan, dan industri besar.
Eropa: London dan Paris Menjadi Pilar AI di Benua Biru
London tampil sebagai salah satu kota paling menjanjikan di Eropa dalam hal pengembangan AI. Berbagai perusahaan seperti DeepMind yang berada di bawah naungan Google berkontribusi besar terhadap riset mendalam tentang machine learning dan neural networks.
Ekosistem AI di London juga diperkuat oleh peran aktif komunitas startup dan kemitraan dengan lembaga pendidikan.
Sementara itu, Paris menunjukkan kemajuan yang pesat. Dengan pusat riset seperti INRIA dan Université Paris-Saclay, serta dukungan kebijakan dari pemerintah Prancis, Paris menjelma menjadi pusat AI Eropa yang tangguh dan kompetitif.
Toronto dan Shenzhen: Bintang Baru di Kancah Global
Di Amerika Utara, Toronto berhasil menempatkan dirinya dalam jajaran terdepan kota AI berkat kehadiran lembaga riset unggulan seperti Vector Institute dan Mila. Pemerintah Kanada mendukung ekosistem teknologi ini melalui insentif dan pendanaan strategis.
Foto: Reuters
Shenzen
Di sisi lain, Shenzhen - dikenal sebagai "Silicon Valley-nya China" - menancapkan pengaruh lewat investasi agresif dalam pengembangan AI industri. Kota ini juga menjadi markas perusahaan besar seperti Huawei dan Tencent, yang mendorong inovasi di bidang chip AI dan aplikasi smart city.
AS Masih Menjadi Pemimpin Global dalam Investasi AI
Secara keseluruhan, Amerika Serikat tetap mendominasi lanskap investasi AI dunia, dengan nilai mencapai lebih dari US$ 62 miliar pada 2024. China berada di posisi kedua dengan nilai sekitar US$ 7 miliar, diikuti oleh negara-negara Eropa yang turut meningkatkan belanja sektor ini sebagai bagian dari strategi digitalisasi nasional.
Peta investasi AI global menunjukkan bahwa kota-kota yang mampu menggabungkan inovasi, kebijakan yang progresif, dan talenta teknologi unggul akan menjadi pusat pertumbuhan ekonomi masa depan. Dari San Francisco hingga Seoul, dari Paris hingga Shenzhen kompetisi global dalam membentuk masa depan kecerdasan buatan telah dimulai.
CNBC INDONESIA RESEARCH