Jakarta, CNBC Indonesia - Lebih dari 500 gym di Korea Selatan tutup massal sepanjang 2024. Angka ini bahkan melebihi jumlah gym yang terpaksa tutup selama pandemi lalu. Ada apa di balik fenomena ini?
Melansir laporan Korea Herald, meski warga Korea Selatan dikenal memiliki obsesi terhadap penampilan yang sempurna, banyak gym yang berguguran. Bahkan, jumlah gym yang tutup sepanjang 2024 mencapai rekor tertinggi sejak pengumpulan data dimulai pada tahun 1990.
Menurut Data Izin Usaha Lokal dari Kementerian Dalam Negeri dan Keamanan, gelombang penutupan ini bahkan lebih parah daripada selama pandemi COVID-19, ketika pemerintah memaksa penutupan sementara dan pembatasan jam operasional sejumlah pusat kebugaran.
Sebagai perbandingan, 430 gym tutup pada 2020, angka itu kemudian sedikit turun menjadi 402 gym pada 2021. Namun pada 2024 jumlah gym yang tutup melonjak menjadi 553.
Setidaknya 36 gym lainnya telah tutup pada awal tahun 2025.
Selain kesulitan ekonomi, industri gym Korea Selatan tenggelam dalam persaingan yang ketat. Gym berjaringan besar menawarkan biaya keanggotaan yang sangat rendah -- beberapa di antaranya hanya 10.000 hingga 20.000 won (sekitar Rp112.000-Rp224.000) per bulan. Gym independen, yang tidak mampu bersaing dengan diskon besar ini, mengalami kerugian besar dan terpaksa tutup.
Penutupan yang curang menjadi masalah serius lainnya. Sejumlah gym tutup setelah menagih pembayaran di muka dalam jumlah besar, sehingga pelanggan tidak mendapatkan pengembalian uang dan tidak ada jalan keluar.
Bulan lalu, gym terkemuka di Goyang, Provinsi Gyeonggi, tutup tiba-tiba, sehingga banyak anggota prabayar terlantar. Kasus serupa di Hwaseong, juga di Provinsi Gyeonggi, November lalu memicu keluhan konsumen. Banyak anggota yang terdampak telah membayar di muka jutaan won untuk sesi latihan pribadi, tetapi polisi menyuruh mereka untuk "menunggu" penyelidikan.
Menurut Badan Konsumen Korea, pengaduan tentang penipuan prabayar di pusat kebugaran terus meningkat -- dari 2.406 kasus pada tahun 2021 menjadi 2.521 kasus pada September 2024.
Pengacara Kwak Jun-ho dari Firma Hukum Chung memperingatkan bahwa beberapa pusat kebugaran sengaja menjalankan promosi diskon besar-besaran sebelum tutup. "Jika pusat kebugaran tiba-tiba menawarkan biaya keanggotaan yang sangat rendah, itu bisa menjadi tanda bahaya," katanya.
(hsy/hsy)
Saksikan video di bawah ini:
Video: Meracik Strategi Bisnis Wewangian Rajai Pasar Lokal
Next Article 6 Destinasi Wisata yang Dulu Viral Sekarang Sepi Bak Kuburan