Pria Ini Sukses Ekspor Kerajinan Saat Berjuang Lawan Penyakit Langka

5 hours ago 4

Jakarta, CNBC Indonesia - Di sebuah sudut kota Tangerang, Roby Tanumiharja Putra (30 tahun) tak pernah menyangka bahwa usaha kerajinan semen yang dirintisnya bisa menembus pasar ekspor saat dia sendiri sedang berjuang melawan penyakit langka.

Awalnya Roby bekerja sebagai marketing di perusahaan es krim dan menangani wilayah dari Serang hingga Cirebon. Tak puas hanya menjadi karyawan, ia mencoba berbagai usaha sampingan seperti ramen, gelato, hingga mainan. Semuanya tak ada yang sukses.

Dari rumah produksi di Tangerang, pemilik UMKM Royce.id, Roby dan tim memproduksi tatakan handmade yang dijual lewat Shopee. Semua proses dari cetak hingga finishing dikerjakan manual, Kamis (22/5/2025). (CNBC Indonesia/Ferginadira)Foto: Dari rumah produksi di Tangerang, pemilik UMKM Royce.id, Roby dan tim memproduksi pot hingga tatakan handmade yang dijual lewat Shopee. Semua proses dari cetak hingga finishing dikerjakan manual, Kamis (22/5/2025). (CNBC Indonesia/Ferginadira)

Suatu hari, dalam perjalanan ke Bandung, Roby tertarik pada tanaman kaktus dan sukulen. Ia menjualnya online dan laku keras. Tapi banyak pembeli bertanya soal pot tanaman, yang akhirnya membuatnya berkeliling ke Purwakarta dan menjual pot gerabah. Saat bisnis mulai berkembang, Roby justru didiagnosis menderita penyakit langka, yaitu fistula. 

"Saya cuma bisa kerja dari tempat tidur, sambil dibantu istri," ujar ia bercerita kepada CNBC Indonesia. Dari situ, muncul ide untuk memproduksi pot sendiri dan bersama sang istri, ia mulai dari nol, membuat cetakan, mencari bahan, dan mengatur proses produksi. Kini, Royce.id memproduksi 5.000 pot per hari dengan 60 karyawan yang dibagi menjadi tiga shift setiap harinya.

Produk Royce.id meliputi home living seperti tatakan gelas, vas, botol dekoratif, hingga lilin aroma. Harga produknya terjangkau, mulai dari Rp2.000 hingga Rp14.000. Tak hanya dijual di Shopee dan Naiso, Royce.id juga mengekspor 10.000 produk ke Jepang setiap tiga bulan.

Dari rumah produksi di Tangerang, pemilik UMKM Royce.id, Roby dan tim memproduksi tatakan handmade yang dijual lewat Shopee. Semua proses dari cetak hingga finishing dikerjakan manual, Kamis (22/5/2025). (CNBC Indonesia/Ferginadira)Foto: Dari rumah produksi di Tangerang, pemilik UMKM Royce.id, Roby dan tim memproduksi pot hingga tatakan handmade yang dijual lewat Shopee. Semua proses dari cetak hingga finishing dikerjakan manual, Kamis (22/5/2025). (CNBC Indonesia/Ferginadira)

Masuk ke rumah produksi Royce.id seperti melihat sisi lain dari industri kreatif berbasis semen. Dinding dan rak-rak dipenuhi serpihan sisa adonan semen, lantainya berdebu, dan alat cetak tersebar di mana-mana.

Suasana memang tampak berantakan, tapi justru di sanalah karya-karya unik Royce.id lahir. Setiap pot, tatakan, hingga lilin aroma melewati proses manual: dituangkan, dikeringkan, lalu diamplas hingga halus.

Kunci sukses Roby adalah konsistensi, riset pasar, dan pemanfaatan platform digital. "Target saya, penjualan harus naik 30 persen setiap tahun. Makanya tiap bulan kami rilis lima produk baru," ujarnya. Ia pun aktif mendorong karyawan untuk berkembang, bahkan tim kontennya berasal dari mantan staf packing.

Namun perjalanan Royce.id tidak selalu mulus. Saat masih berproduksi di rumah, ia sempat diusir tetangga karena limbah produksi. Kini ia sudah pindah ke tempat yang lebih layak.

Platform digital seperti Shopee pun berperan besar dalam kesuksesan Royce.id melalui program ekspor yang telah memasarkan lebih dari 50 juta produk UMKM sejak 2019. Roby memanfaatkan kanal Shopee Pilih Lokal dan fitur ekspor lintas negara. Ia juga mendapat banyak permintaan dari wedding organizer dan kementerian untuk produk souvenir.

Berkat digitalisasi dan semangat pantang menyerah, Roby membuktikan keterbatasan yang dalam ini adalah penyakitnya, bukan penghalang untuk tumbuh. Dari rumah orang tua, sewa ruko sendiri untuk produksi, hingga ekspor ke Jepang, Royce.id adalah bukti bahwa UMKM Indonesia bisa mendunia.

Roby juga membagikan tips untuk UMKM yang baru berdiri maupun yang berjalan:

1. Mulai dari apa yang ada. Roby memulai usaha dari rumah, dengan modal kreativitas dan riset sederhana.

2. Manfaatkan platform digital. Menurutnya, Shopee sangat membantu menjangkau pasar yang lebih luas, bahkan ke luar negeri.

3.Riset pasar secara rutin. Produk yang stagnan akan ditinggalkan, karena itu ia selalu menargetkan peluncuran produk baru setiap bulan.

4. Bangun tim yang bertumbuh. Ia percaya karyawan harus diberi kesempatan berkembang, bahkan dari divisi packing bisa jadi tim konten. "Saya selalu tanya ke tim saya, selain ini kamu bisa apa? Agar mereka bisa dapat pengetahuan lain dan semangat," kata dia.

5. Tetapkan target pertumbuhan. Roby selalu menargetkan peningkatan penjualan 30% tiap tahun sebagai motivasi untuk terus bergerak.

"UMKM harus kreatif, produksi sendiri, dan jangan cepat puas. Kalau kita konsisten, hasilnya pasti mengikuti," tutup Roby.


(hsy/hsy)

Saksikan video di bawah ini:

Video: Efek Domino Perang Dagang ke Bisnis Parfum Lokal

Next Article Ekspor Mobil Listrik Naik 100%, Mobil Bensin Makin Ditinggal

Read Entire Article
Lifestyle | Syari | Usaha | Finance Research