Jakarta, CNBC Indonesia - Dokter bedah umum Amerika Serikat (AS) mendesak peringatan kanker untuk minuman beralkohol. Ini terjadi setelah munculnya sejumlah jenis penyakit itu karena minuman memabukan itu.
Dalam sebuah keterangan kepada Reuters, Jumat (3/1/2025), Dokter Bedah Umum AS Vivek Murthy menyebutkan konsumsi alkohol meningkatkan risiko setidaknya tujuh jenis kanker, termasuk kanker payudara, usus besar, dan hati. Namun sebagian besar konsumen AS masih belum menyadari hal ini.
Murthy juga meminta agar pedoman tentang batas konsumsi alkohol dikaji ulang sehingga orang dapat mempertimbangkan risiko kanker saat memutuskan apakah akan minum alkohol atau tidak. Ini nantinya mirip dengan peringatan yang ada dalam bungkus rokok.
Diketahui, pedoman diet AS saat ini merekomendasikan dua atau kurang minuman alkohol per hari untuk pria dan satu atau kurang minuman alkohol per hari untuk wanita.
Foto: REUTERS/Samrang Pring
Bottles of rum are displayed at the Samai Distillery in Phnom Penh, Cambodia, August 16, 2018. Picture taken August 16, 2018. REUTERS/Samrang Pring
"Konsumsi alkohol merupakan penyebab kanker ketiga yang dapat dicegah di AS, setelah tembakau dan obesitas," kata kantor Murthy dalam sebuah pernyataan.
Murphy menambahkan bahwa alkohol bertanggung jawab atas 100.000 kasus kanker di AS dan 20.000 kematian akibat kanker setiap tahun. Ini lebih banyak dari 13.500 kematian akibat kecelakaan lalu lintas terkait alkohol.
Peringatan serupa juga telah disuarakan Organisasi Kesehatan Dunia (WHO). WHO mengatakan tidak ada tingkat konsumsi alkohol yang aman dan bahwa bahkan sedikit alkohol dapat membahayakan kesehatan
Peringatan ini pun membuat nilai saham di perusahaan alkohol termasuk Diageo, Pernod Ricard, Anheuser-Busch InBev, dan Heineken menurun. Penurunan bahkan hampir menembus hingga 3%.
Sementara itu, asosiasi industri seperti Distilled Spirits Council of the United States (DISCUS), sempat menunjukkan penelitian yang menunjukkan bahwa konsumsi alkohol dalam jumlah sedang dapat memiliki beberapa manfaat kesehatan. Walau begitu, penelitian itu menambahkan tidak seorang pun boleh minum karena alasan tersebut.
Beberapa ilmuwan menuduh industri tersebut menyesatkan masyarakat tentang risiko terkena kanker akibat minum dalam sebuah studi tahun 2017. DISCUS mengatakan para peneliti memiliki bias anti-alkohol dan studi mereka bersifat selektif.
(tps/wur)
Saksikan video di bawah ini:
Video: Industri Kecantikan "Glowing" di Tengah Awan Gelap Ekonomi
Next Article Jokowi Resmikan Gedung Pelayanan Kanker Ibu-Anak RS Dharmais Rp 777 M