Kisah Pria Jepang Hasilkan Rp 1,2 M Pertahun Tanpa Lakukan Apapun

22 hours ago 5

Jakarta, CNBC Indonesia - Seorang pria asal Jepang Shoji Morimoto mengaku dipecat dari sebuah perusahaan pada tahun 2018. Ia dikritik atasannya karena kurang inisiatif dan tidak berkontribusi bagi perusahaan.

Namun siapa sangka, pria berusia 41 tahun itu kini telah mengubah kariernya secara tak terduga. Morimoto bisa menghasilkan uang dengan tidak melakukan apa pun.

Pekerjaan harian Morimoto hanya menyewakan dirinya sendiri kepada orang asing yang mencari teman untuk banyak keperluan, mulai dari menunggu pelari maraton di garis finis, hingga panggilan video untuk klien yang bosan. Suatu kali, seorang klien yang tidak dapat menghadiri konser bersama seorang teman menyewa Morimoto untuk menggantikannya.

Shoji Morimoto. (Dok. Shoji Morimoto via CNBC Internasional)Foto: Shoji Morimoto. (Dok. Shoji Morimoto via CNBC Internasional)

"Saya pernah ditempatkan dalam situasi yang secara objektif sulit, seperti mengantre di bawah terik matahari, berdiri berjam-jam dalam udara dingin yang menusuk, menghadiri pesta hanya dengan orang asing, dan berdiri sendirian di atas panggung di depan banyak orang tanpa melakukan apa pun," kata ayah seorang anak berusia tujuh tahun itu kepada CNBC Make It.

"Namun, tidak peduli kemalangan apa pun yang telah saya alami, saya merasa itu adalah sesuatu yang istimewa yang hanya terjadi karena saya melakukan pekerjaan ini, jadi saya masih bisa menghargainya," katanya.

Bukan terapis

Tugas terlama Morimoto adalah perjalanan selama 17 jam dengan duduk di jalur kereta yang sama, dari ujung ke ujung, dari pagi hingga kereta terakhir. "Kami menempuh 13 putaran di Jalur Yamanote (stasiun kereta)," katanya.

Ada juga beberapa permintaan agar Morimoto menjadi pendengar yang baik di hari-hari buruk kliennya. Namun, dalam hal percakapan, Morimoto memberikan jawaban yang paling sederhana dan paling minim. Dengan kata lain, ia mengangguk dan mendengarkan dengan penuh perhatian, tetapi ia berusaha untuk tidak berperan sebagai terapis.

Morimoto mengatakan kepada CNBC bahwa ia menerima sekitar 1.000 tawaran pekerjaan per tahun, dan membiarkan kliennya memutuskan berapa biaya yang harus dibayar kepadanya. Ia biasa mengenakan tarif tetap antara 10.000 yen hingga 30.000 yen (Rp 1 juta hingga Rp 3 juta) untuk sesi dua hingga tiga jam, dan memperoleh sekitar US$ 80.000 (sekitar Rp1,2 miliar) tahun lalu.

Morimoto memperkenalkan model bayar sesuai keinginan akhir tahun lalu.

Meskipun tidak ada statistik resmi yang melacak industri penyewaan orang di Jepang, negara ini merupakan rumah bagi banyak layanan penyewaan untuk pacar sementara, teman sewaan, dan bahkan keluarga sewaan.

"Profesi ini sangat sesuai dengan kebutuhan orang Jepang, yang tidak mencari cinta atau pernikahan, dan tidak menginginkan repotnya hubungan semacam itu, tetapi menginginkan seseorang yang dapat diajak berkencan atau makan malam bersama," kata Ai Sakata, konsultan di Nomura Research Institute kepada CNBC.


(hsy/hsy)

Saksikan video di bawah ini:

Video: Pelatih Jepang Sebut Laga Lawan Timnas Indonesia Akan Sulit

Next Article Video: Pelatih Jepang Sebut Laga Lawan Timnas Indonesia Akan Sulit

Read Entire Article
Lifestyle | Syari | Usaha | Finance Research