Jakarta, CNBC Indonesia - Warren Buffett pemilik Berkshire Hathaway meningkatkan kepemilikannya di lima perusahaan perdagangan Jepang, menurut dokumen regulasi yang dirilis pada Senin (17/03/2025).
Dilansir dari Reuters, Kepemilikan Berkshire di Mitsui & Co (8031.T) meningkat dari 8,09% menjadi 9,82%. Sementara itu, kepemilikannya di Mitsubishi Corp (8058.T), Sumitomo Corp (8053.T), Itochu (8001.T), dan Marubeni (8002.T) juga mengalami peningkatan beberapa persen, menurut dokumen yang diajukan ke badan pengawas sekuritas Jepang oleh unitnya, National Indemnity Company.
"Seiring waktu, kemungkinan besar Anda akan melihat kepemilikan Berkshire di kelima perusahaan ini meningkat sedikit," tulis Buffett yang tercatat di surat tahunan Warren Buffett kepada pemegang saham Berkshire Hathaway yang dirilis pada Februari 2025.
Dalam surat tersebut, Buffett menyebut bahwa kelima perusahaan perdagangan Jepang telah sepakat untuk "melonggarkan batas kepemilikan" yang sebelumnya membatasi kepemilikan Berkshire di bawah 10%, sehingga memungkinkan peningkatan investasi lebih lanjut.
Buffett melihat perusahaan perdagangan Jepang sebagai investasi jangka panjang yang kuat, dengan fundamental yang kokoh, dividen yang menarik, dan valuasi yang lebih rendah dibandingkan pasar AS. Ditambah dengan pelemahan yen dan peluang untuk meningkatkan kepemilikan, ini menjadi langkah strategis bagi Berkshire Hathaway.
Langkah ini juga mencerminkan strategi Buffett untuk mencari peluang investasi di luar Amerika Serikat, terutama di pasar yang menawarkan valuasi menarik dan prospek pertumbuhan jangka panjang.
Dilansir dari Refinitiv, secara year to date/ytd, yen Jepang terpantau cenderung mengalami penguatan lebih dari 5%. Namun jika ditarik lebih jauh, yen Jepang pada dasarnya masih melemah signifikan dalam beberapa tahun terakhir atau setidaknya sejak 2021.
Secara tahunan, yen Jepang terdepresiasi sebesar 11,47% (2021), 13,93% (2022), 7,59% (2023), dan 11,43% (2024).
Dikutip dari investing.com, pasar saham Jepang mencapai titik tertinggi dalam 33 tahun terakhir, didorong oleh optimisme investor terhadap perbaikan tata kelola perusahaan dan fokus baru pada nilai pemegang saham. Indeks TOPIX (Tokyo Stock Price Index) naik hampir 13,9% tahun ini, sementara Nikkei 225 melonjak lebih dari 16% sejak Januari 2024.
Investor asing telah mengalirkan hampir US$30 miliar dalam lima minggu terakhir, menjadikan Jepang alternatif menarik dibandingkan China yang memiliki risiko geopolitik lebih tinggi. Reformasi ekonomi yang mulai digalakkan sejak era "Abenomics" kini semakin diperkuat oleh perubahan kebijakan domestik yang lebih stabil dan kepastian hukum yang lebih tinggi.
Kunjungan Warren Buffett ke Jepang juga mendorong momentum investasi, tetapi optimisme ini lebih mencerminkan perubahan struktural yang lebih luas di pasar Jepang.
Kebijakan baru dari Japan Exchange Group (TSE) mencakup dorongan untuk meningkatkan rasio harga terhadap Nilai Buku/PBV (Price-to-Book Value Ratio), dan peningkatan transparansi serta akuntabilitas manajemen yang semakin mendorong perusahaan untuk meningkatkan nilai mereka melalui pembelian kembali saham dan peningkatan tata kelola.
Pembelian kembali saham perusahaan Jepang mencapai rekor JPY 9,7 triliun (US$71 miliar) pada tahun keuangan yang berakhir Maret 2021, dan tren ini diperkirakan akan terus berlanjut.
Secara keseluruhan, Jepang kini menjadi tujuan investasi karena situasi pasar saham stabil.
Setelah Warren Buffet meningkatkan investasinya di lima perusahaan dagang terbesar Jepang-Mitsubishi Corp., Mitsui & Co., Itochu Corp., Marubeni Corp., dan Sumitomo Corp terjadi peningkatan signifikan dalam harga saham perusahaan-perusahaan tersebut. Langkah Buffett ini meningkatkan kepercayaan investor terhadap prospek jangka panjang perusahaan-perusahaan tersebut, yang tercermin dalam kenaikan harga saham mereka
Berikut data kenaikkan harga saham setelah Warren Buffet meningkatkan investasinya:
CNBC INDONESIA RESEARCH
(rev/rev)