Karyawan mengambil gambar layar digital yang menampilkan pergerakan Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) di Bursa Efek Indonesia (BEI), Jakarta, Senin (1/9/2025). Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) Bursa Efek Indonesia (BEI) tercatat pada senin pagi dibuka melemah 210,39 poin atau 2,69 persen ke posisi 7.620,10. Sedangkan pada penutupan IHSG masih berada zona merah ke posisi 7.736,06 atau ditutup merosot 1,21 persen dari level 7.830,49.
REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA – PT Bursa Efek Indonesia (BEI) melaporkan terdapat 11 perusahaan dalam pipeline atau antrean untuk melangsungkan penawaran umum perdana saham (initial public offering/IPO) di pasar modal Indonesia. Bursa menargetkan jumlah emiten dapat mencapai 1.000 pada akhir 2025.
“Sampai 26 September 2025, telah tercatat 23 perusahaan yang mencatatkan saham di BEI dengan dana dihimpun Rp15,05 triliun,” ujar Direktur Penilaian Perusahaan BEI, I Gede Nyoman Yetna, dalam keterangan yang diterima di Jakarta, Senin (29/9/2025).
Dari 11 perusahaan yang antre IPO, Nyoman menjelaskan empat perusahaan beraset skala besar di atas Rp 250 miliar, sesuai ketentuan Peraturan Otoritas Jasa Keuangan (POJK) Nomor 53/POJK.04/2017. Sementara itu, tujuh perusahaan lainnya beraset skala menengah dengan nilai antara Rp50 miliar hingga Rp250 miliar.
Ia merinci, dari sebelas perusahaan tersebut, terdapat dua perusahaan sektor barang baku, dua perusahaan sektor industri, dan dua perusahaan sektor transportasi dan logistik. Selain itu, dua perusahaan berasal dari sektor keuangan, satu dari sektor barang konsumen nonprimer, satu dari sektor barang konsumen primer, serta satu perusahaan dari sektor teknologi.
Hingga 26 September 2025, BEI juga mencatat penerbitan sebanyak 134 emisi dari 70 penerbit Efek Bersifat Utang dan Sukuk (EBUS) dengan total dana dihimpun Rp156,4 triliun. Saat ini terdapat 20 emisi dari 15 penerbit EBUS yang masih berada dalam antrean untuk diterbitkan.
Sementara itu, aksi penambahan modal dengan hak memesan efek terlebih dahulu (rights issue) juga mencatatkan aktivitas signifikan. Sampai periode tersebut, 10 perusahaan telah melangsungkan rights issue dengan total nilai Rp16,63 triliun. Dalam antrean, ada empat perusahaan yang berencana melangsungkan rights issue, terdiri atas dua perusahaan sektor barang baku, satu perusahaan sektor transportasi dan logistik, serta satu perusahaan sektor kesehatan.
Dengan perkembangan tersebut, jumlah perusahaan tercatat di BEI mencapai 966 perusahaan. Bursa menargetkan jumlah emiten dapat mencapai 1.000 pada akhir 2025.
sumber : ANTARA