Kapuspen TNI: Tak Ada Perintah Campuri Urusan Internal Kampus

5 hours ago 3

Jakarta, CNN Indonesia --

Kepala Pusat Penerangan (Kapuspen) TNI Brigadir Jenderal TNI Kristomei Sianturi menegaskan tidak ada perintah kepada prajurit untuk bertindak represif dan mengintimidasi pihak perguruan tinggi, termasuk mahasiswa.

Selain itu, kata dia, TNI juga tak akan mencampuri urusan internal perguruan tinggi.

"Tidak ada perintah, saya ulangi, tidak ada perintah kita untuk represif, tidak ada perintah kita untuk mengintimidasi, apalagi mencampuri urusan internal kampus," ucap Kristomei saat di Markas Besar TNI, Cilangkap, Jakarta Timur, dikutip dari Antara (24/4).

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Menurut dia, isu negatif mengenai TNI masuk kampus merupakan hal yang dibesar-besarkan. Sebab, TNI tidak memiliki permasalahan dengan mahasiswa ataupun pihak kampus.

Kristomei menyebut kerja sama antara TNI dan perguruan tinggi telah terjalin sejak lama. Contohnya, kata Kristomei, prajurit TNI dilatih di Institut Pertanian Bogor (IPB) dalam rangka bekal untuk kompi pertanian.

TNI juga menggandeng civitas academica kampus untuk pengembangan teknologi pertahanan, seperti radar, drone, hingga senjata.

"Terus masalahnya di mana? Kemudian, kami juga diminta, ingat, ya, kami diminta untuk melatih bela negara, wawasan kebangsaan. Yang meminta siapa? Kampus. TNI tidak ujug-ujug masuk ke sana, kenapa tiba-tiba sekarang dinarasikan seolah-olah TNI dan mahasiswa berhadapan, bermusuhan, kenapa?" katanya.

Kristomei mengajak masyarakat, utamanya mahasiswa, untuk mengkritisi ihwal penyebaran narasi TNI masuk kampus yang dinilai negatif tersebut.

"Apakah ini ada unsur mendelegitimasi pemerintah, merongrong pemerintah, dengan cara membenturkan TNI dengan mahasiswanya," ujar dia.

Dia pun mengingatkan sistem pertahanan Indonesia ialah pertahanan rakyat semesta. Apabila TNI jauh dengan rakyat, sistem pertahanan dan keamanan rakyat semesta (sishankamrata) tidak dapat berjalan.

Ia menduga narasi itu bertujuan melemahkan sistem pertahanan negara, sehingga harus diluruskan.

"Itu yang harus kita sadari bersama. Karena itu, kami mengajak kepada teman-teman mahasiswa, teman-teman kampus, kita menggunakan nalar logis," kata Kristomei.

Kapuspen pun menjelaskan kehadiran bintara pembina desa (babinsa) di kegiatan salah satu kampus belakangan ini hanya untuk memonitor wilayah. Tidak ada tujuan memata-matai.

Tugas monitor babinsa tersebut penting sebagai persiapan kantong-kantong perlawanan apabila terjadi perang gerilya maupun perang berlarut.

"Dia mendata berapa perempuannya, laki-lakinya, di mana ada bengkel yang bisa dijadikan tempat perbaikan senjata, dimana ada ahli yang memang ahli mesiu. Seorang babinsa harus bisa menguasai itu, dia memonitoring wilayah, sehingga apabila terjadi perang tidak aneh lagi dan masyarakat sudah kenal, ini, loh, Babinsanya," ucapnya.

Peristiwa TNI masuk ke lingkungan kampus marak terjadi di sejumlah perguruan tinggi usai DPR mengesahkan RUU TNI. Salah satunya TNI yang masuk ke wilayah kampus UIN Semarang.

Selain itu ada polemik Kodam IX/Udayana yang meneken kerja sama dengan Universitas Udayana yang mencakup pemberian kuliah umum dari tokoh TNI tentang kebangsaan, pelatihan bela negara bersifat non-militeristik.

Teranyar, Dandim 0508/Depok Kolonel Inf Iman Widhiarto mendatangi Kampus Universitas Indonesia (UI) pada Kamis (16/4).

(antara/tsa)

[Gambas:Video CNN]

Read Entire Article
Lifestyle | Syari | Usaha | Finance Research