Alasan Orang Barat Pakai Kloset Duduk Bukan Jongkok seperti di RI

9 hours ago 2

Jakarta, CNBC Indonesia - Tak seperti mayoritas penduduk Asia dan Indonesia, orang Barat menggunakan kloset duduk untuk buang hajat. Ketika bepergian ke Indonesia, misalnya, sudah pasti mereka bakal bingung sebab akan menghadapi kloset jongkok.

Kebiasaan ini terjadi bukan gegara mereka tak bisa jongkok, melainkan kebiasaan yang sudah berlangsung sejak lama. Di berbagai peradaban dunia, khususnya yang berpusat di Eropa, kita bisa melihat bahwa keberadaan toilet atau jamban mayoritas duduk.

Di Yunani kuno, misalnya, pada tahun 100 Masehi, masyarakatnya menggunakan jamban duduk saat buang air besar. Di tempat berskala besar, mereka berdiam di tempat duduk berlubang sembari bercengkrama dengan orang-orang lain.

Lebih jauh lagi, masyarakat era Romawi Kuno sekitar 200 Sebelum Masehi, lebih dulu melakukan hal serupa. Ketika merasa perut tak enak, maka mereka bergegas duduk di toilet berlubang untuk buang hajat. Baik di Romawi Kuno atau Yunani Kuno, semua kotoran mengalir bersama air menuju tempat penampungan kotoran.

Di dunia Barat juga kloset-kloset modern berkembang. Kloset dengan penyiram, misalnya. Inovasinya sudah tercipta oleh orang-orang di Pulau Kreta di Selatan Italia. Mereka mengombinasikan tempat duduk berlubang dan saluran penyiram. Jadi, kotoran akan langsung terbuang jika seseorang menekan saluran penyiram.

Dalam situs History disebutkan pula kalau jamban modern pertama kali diciptakan di Inggris. Tahun 1596, Jong Harinton membuat kloset berpenyiram. Namun, ciptaan ini baru dikomersialisasikan dua abad kemudian ketika Revolusi Industri tercipta.

Jadi, alasan orang Barat pakai kloset duduk lebih didasari oleh faktor kebiasaan yang tercipta akibat proses sejarah. Alasan ini juga yang membuat orang-orang Asia lazim memakai kloset jongkok.

Kloset jongkok sebenarnya adalah cara tertua dan terawal yang dilakukan manusia. Awalnya semua jongkok, tetapi inovasi-inovasi yang dibarengi oleh faktor fisiologis, kultural, hingga spiritual seseorang membuat variasi kloset makin bertambah.

Peradaban terbesar di Asia, yakni China, mendeteksi penggunaan kloset jongkok sejak 2.000 tahun lalu. Mereka jongkok bukan hanya dipengaruhi faktor fisiologis (tinggi badan), tetapi bertujuan untuk menyuburkan tanaman.

"Di China utara, tak ada air. Jadi kotoran sering disimpan untuk menyuburkan tanaman," tutur peneliti Dai Wangyun.

Dari faktor fisiologi, kultural, hingga spiritual lantas membuat orang-orang mengetahui mana kloset terbaik untuk mereka. Negara berpenduduk Muslim, misalnya, menggunakan kloset duduk. Lalu, negara-negara Barat, selain oleh proses sejarah, bentuk fisik juga membuat mereka meyakini kloset duduk adalah bentuk terbaik.

Namun, penelitian kontemporer akhirnya meneguhkan eksistensi kloset duduk. Riset menyebut kloset duduk jauh lebih sehat sebab bisa mengeluarkan kotoran dari usus manusia lebih banyak dan lebih mudah. Ini tidak terjadi pada pengguna kloset duduk.


(mfa/mfa)

Saksikan video di bawah ini:

Video: Di Balik Layar Pabrik Maklon Kosmetik Korea

Next Article Awas Diintip, Begini Cara Deteksi Kamera Tersembunyi di Hotel

Read Entire Article
Lifestyle | Syari | Usaha | Finance Research