Senasib Sepenanggungan: Bursa Saham RI dan Turki Sama-sama Kena Hantam

1 week ago 12

Jakarta, CNBC Indonesia - Pasar keuangan Indonesia dan Turki sama-sama tengah terkena hantaman yang sangat keras baik di pasar saham, nilai tukar, dan imbal hasil surat utang tenor 10 tahun.

Bursa sahan Turki dan Indonesia mengalami pukulan telak bahkan sampai diberlakukan trading halt karena bursa jatuh sangat dalam.

Berikut ini tiga hal yang menunjukkan keterpurukan pada Indonesia dan Turki di pekan lalu.

1. Trading Halt Bursa Saham

Bursa Turki ambruk bahkan diberlakukan trading halt karena bursa jatuh sangat dalam. Secara mingguan, XUTUM (BIST All Shares Index) telah ambruk 15,52%.

Bursa Turki ditutup di 9.044,64 pada perdagangan Jumat (21/3/2025). Bursa jatuh 7,81% dan memperpanjang rekor negatifnya selama empat hari.

Dalam empat hari tersebut bursa ambruk 16,73%. Dalam sepakan, bursa Turki jatuh 16,57. Ini adalah rekor terburuknya sejak 2008 saat terjadi Krisis Keuangan Global. Pada Oktober 2008, bursa Turki jatuh 17,6% sepekan.

Bursa Turki juga menjadi yang terburuk di dunia sepanjang bulan ini.

Aktivitas perdagangan di bursa Turki bahkan sempat dihentikan atau dibekukan yakni pada Jumat pukul 11:27 waktu Turki setelah bursa terjun 7,01%.

Begitu pula dengan Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) yang sempat mengalami trading halt pada Selasa (18/3/2025) setelah IHSG ambruk 5,02% ke 6.146.

Ini adalah kali pertama IHSG terkena trading halt sejak Maret 2020 atau awal pandemi Covid-19.

Secara mingguan, tampak IHSG mengalami tekanan dengan pelemahan sebesar 3,95%.

2. Nilai Tukar Lira & Rupiah

Tidak hanya bursa saham, mata uang lira juga ambruk. Lira Turki ambruk 2,37% dalam sepekan. Mata yang Lira ditutup di posisi TRY 37,36/US$. Nilai penutupan kemarin berada di atas level terendah sepanjang masa di TRY 37,56/US$ yang dicatat Rabu pekan lalu (19/3/2025). Secara keseluruhan, lira telah melemah 6,7% sejak awal tahun ini.

Ambruknya mata uang Lira dan saham ini terjadi pasca penangkapan mengejutkan Wali Kota Istanbul, Ekrem Imamoglu, seorang rival Presiden Turki Recep Tayyip Erdogan dan tokoh utama partai oposisi atas tuduhan yang ia bantah.

Imamoglu, yang memenangkan jabatan wali kota di kota terpadat Turki pada April 2023, ditangkap atas tuduhan termasuk terorisme dan kejahatan terorganisir, menurut media pemerintah Anadolu yang mengutip Kantor Kejaksaan Umum Istanbul. Laporan tersebut juga menyebut bahwa jaksa telah mengeluarkan surat perintah penangkapan terhadap 100 orang lainnya dari partai politik Imamoglu.

Penahanan ini memicu gelombang protes dengan ribuan orang turun ke jalan di berbagai kota.

Seorang demonstran yang mengenakan pakaian darwis dan masker gas, menunjuk ke arah polisi selama protes pada hari Wali Kota Istanbul Ekrem Imamoglu dipenjara sebagai bagian dari penyelidikan korupsi, di Istanbul, Turki, 23 Maret 2025. (REUTERS/Murad Sezer)Foto: Seorang demonstran yang mengenakan pakaian darwis dan masker gas, menunjuk ke arah polisi selama protes pada hari Wali Kota Istanbul Ekrem Imamoglu dipenjara sebagai bagian dari penyelidikan korupsi, di Istanbul, Turki, 23 Maret 2025. (REUTERS/Murad Sezer)
Seorang demonstran yang mengenakan pakaian darwis dan masker gas, menunjuk ke arah polisi selama protes pada hari Wali Kota Istanbul Ekrem Imamoglu dipenjara sebagai bagian dari penyelidikan korupsi, di Istanbul, Turki, 23 Maret 2025. (REUTERS/Murad Sezer)

Ribuan warga Turki juga melakukan aksi demonstrasi besar-besaran pada Kamis (20/3/2025), meskipun pemerintah memberlakukan larangan terhadap aksi unjuk rasa di jalanan.

Mereka memprotes penahanan Wali Kota Istanbul, Ekrem Imamoglu, yang dianggap sebagai tindakan anti-demokrasi.
Oposisi menyalahkan Presiden Recep Tayyip Erdogan atas langkah hukum ini dan menilai bahwa penahanan Imamoglu merupakan upaya politis untuk membungkam lawan politik menjelang pemilu.

Bank sentral Turki dilaporkan telah menjual sekitar US$10 miliar cadangan devisa setelah lira mencapai rekor terendah pada Rabu.

Selain itu, bank sentral Turki yakni Central Bank of the Republic of Turkey (CBRT) mengambil langkah likuiditas untuk membatasi volatilitas dan meredam permintaan valas.

Dikutip dari Reuters, beberapa analis dan investor juga khawatir tentang dampak lanjutan terhadap kebijakan moneter, terutama bahwa penurunan tajam lira dapat menunda atau menghentikan siklus pemotongan suku bunga, mengingat bank sentral telah memastikan apresiasi riil mata uang tersebut selama berbulan-bulan.

Bank sentral Turki memulai siklus pelonggaran kebijakan moneter pada Desember lalu, setelah 18 bulan pengetatan yang membalikkan kebijakan ekonomi tidak ortodoks dan kebijakan uang longgar yang didorong oleh Erdogan, yang sebelumnya membuat ekonomi terlalu panas dan inflasi melampaui 70%. Erdogan sendiri telah mendukung langkah-langkah bank sentral menuju kebijakan yang lebih ortodoks.

Pendukung Wali Kota Istanbul Ekrem Imamoglu berkumpul di luar gedung Pemerintah Kota Metropolitan Istanbul untuk memprotes penahanan Imamoglu, di Istanbul, Turki, 19 Maret 2025. (REUTERS/Tolga Uluturk)Foto: Pendukung Wali Kota Istanbul Ekrem Imamoglu berkumpul di luar gedung Pemerintah Kota Metropolitan Istanbul untuk memprotes penahanan Imamoglu, di Istanbul, Turki, 19 Maret 2025. (REUTERS/Tolga Uluturk)
Pendukung Wali Kota Istanbul Ekrem Imamoglu berkumpul di luar gedung Pemerintah Kota Metropolitan Istanbul untuk memprotes penahanan Imamoglu, di Istanbul, Turki, 19 Maret 2025. (REUTERS/Tolga Uluturk)

"Dengan guncangan nilai tukar ini, mereka perlu mempertahankan suku bunga pada level saat ini untuk sementara waktu," kata seorang bankir, kepada Reuters.

Sedangkan rupiah tampak lebih stabil dengan depresiasi yang hanya 0,92% dalam sepekan lalu.

Mata uang Garuda tertekan pekan lalu bersamaan dengan perang tarif, ketegangan geopolitik Rusia-Ukraina dan Timur Tengah.

Kekhawatiran resesi di AS juga menjadi pemicu lain dari melemahnya mata uang Asia termasuk rupiah.

Perang tarif serta ancaman resesi di AS membuat pasar Asia tertekan parah. Terlebih, bank sentral AS The Federal Reserve (The Fed) memangkas proyeksi pertumbuhan ekonomi AS menjadi hanya 1,7% pada tahun ini, dari sebelumnya 2,1%.

The Fed pekan ini memutuskan untuk menahan suku bunga acuan di 4,25-4,5% pada Rabu waktu AS.

Kekhawatiran membuat investor asing menarik dananya dari Emerging Markets, seperti Indonesia, dan membawanya kembali ke AS.

3. Imbal Hasil Obligasi Pemerintah Tenor 10 Tahun

Sejak 12 Maret 2025, imbal hasil surat utang pemerintah Turki tenor 10 tahun terus mengalami kenaikan yakni dari 26,05% dan menyentuh level yang sangat tinggi yakni 31,07% pada 21 Maret 2025.

Begitu pula imbal hasil Surat Berharga Negara (SBN) tenor 10 tahun Indonesia yang melesat ke 7,19% pada 21 Maret 2025 yang merupakan posisi tertinggi sejak 15 Januari 2025 atau sekitar dua bulan terakhir.

Kenaikan imbal hasil obligasi tenor 10 tahun biasanya berdampak negatif pada pasar saham, meningkatkan biaya pinjaman, menekan mata uang negara berkembang, dan dapat memperlambat ekonomi jika berlangsung dalam jangka panjang. Namun, bagi investor obligasi yang sudah memiliki surat utang dengan kupon tetap, mereka bisa mendapatkan keuntungan dari kenaikan imbal hasil baru.

Sementara bagi pemerintah, kenaikan imbal hasil obligasi ini dapat meningkatkan beban pembayaran utang.

Pemerintah yang menerbitkan obligasi baru harus menawarkan bunga lebih tinggi untuk menarik investor, meningkatkan biaya utang negara. Kemudian negara dengan utang besar bisa mengalami defisit anggaran yang lebih tinggi.

Selain itu, adanya potensi perlambatan pertumbuhan ekonomi pun berpotensi terjadi di tengah yield yang melonjak terlalu cepat. Alhasil, biaya pinjaman meningkat, investasi berkurang, dan konsumsi melambat, yang bisa menekan pertumbuhan ekonomi secara keseluruhan.

CNBC INDONESIA RESEARCH

[email protected]

(rev/rev)

Read Entire Article
Lifestyle | Syari | Usaha | Finance Research