Pengumuman: Kepada Pemilik Kripto, Bersiaplah untuk Pesta Pora!

1 week ago 14

Jakarta, CNBC Indonesia - Pasar kripto bersiap menembus langit ketujuh bersamaan dengan semakin dekatnya akhir dari Quantitative Tightening/QT di tahun ini.

Dilansir dari polymarket dan investing.com memprediksi bahwa Bank Sentral Amerika Serikat (The Federal Reserve/The Fed) berusaha secara perlahan menghentikan proses pelonggaran neraca keuangannya, dengan kata lain mengakhiri QT sebelum Mei 2025 dengan peluang perkiraan 100% dalam beberapa hari terakhir.

Hal ini dipicu oleh Presiden AS, Donald Trump yang memporak-porandakan perdagangan dan dapat mengakibatkan risiko resesi sehingga tindakan Trump dapat menciptakan kemungkinan penurunan suku bunga di pertengahan 2025.

PolymarketFoto: Will Fed end QT Before May?
Sumber: Polymarket

The Fed pada Kamis dini hari waktu Indonesia (20/3/2025) mengumumkan pengurangan lebih lanjut dalam program "quantitative tightening" (QT), yang bertujuan untuk mengurangi kepemilikan obligasi dalam neracanya secara bertahap.

Kini, bank sentral akan membiarkan hanya US$5 miliar hasil obligasi Treasury yang jatuh tempo mengalir keluar setiap bulan, turun dari US$25 miliar sebelumnya. Namun, batas pelepasan sekuritas berbasis hipotek tetap US$35 miliar, meskipun jarang mencapai level tersebut sejak QT dimulai.

Keputusan ini tidak diambil secara bulat.Gubernur The Fed, Christopher Waller, menjadi satu-satunya yang menentang langkah ini. Meski mendukung suku bunga tetap, ia ingin melanjutkan QT seperti sebelumnya.

"The Fed secara tidak langsung memangkas suku bunga hari ini dengan memperlambat laju pelepasan obligasi Treasury-nya."

Ia menambahkan bahwa langkah ini membuka jalan bagi penghentian penuh QT pada musim panas dan berpotensi memungkinkan pemotongan suku bunga jika inflasi mereda.

QT Dimulai Sejak Juni 2022

Dikutip dari coindesk.com, sejak Juni 2022, The Fed, melalui program QT, secara bertahap mengecilkan neraca keuangannya, yang sempat melonjak ke rekor US$9 triliun pasca pandemi Covid-19. Saat itu, The Fed membeli triliunan dolar aset, termasuk obligasi, untuk menopang pasar keuangan.

Notulen pertemuan The Fed Januari lalu menunjukkan bahwa para pembuat kebijakan membahas kemungkinan untuk menghentikan atau memperlambat proses pengetatan neraca, yang sebelumnya telah mendukung bull market kripto 2020-21.

"Meskipun QE baru kemungkinan belum akan terjadi dalam waktu dekat, tambahan likuiditas dari kehadiran pembeli besar seperti The Fed untuk menggantikan obligasi yang jatuh tempo akan menjadi kabar baik," tambah Noelle Acheson, penulis buletin Crypto Is Macro Now, dalam edisi Selasa. Ia mencatat bahwa akhir dari QT akan menjadi langkah tepat waktu untuk menghindari krisis likuiditas di pasar Treasury, yang tahun ini menghadapi utang jatuh tempo sebesar US$9 triliun.

Pendapat serupa disampaikan oleh Lauren Goodwin, Ekonom dari New York Life Investments, yang menyebutkan bahwa penghentian lebih awal dari program penyusutan neraca dapat memberikan sinyal dovish yang diharapkan pasar.

Sebagai informasi, QT adalah alat kebijakan moneter yang digunakan oleh The Fed untuk menarik uang dari perekonomian dengan membiarkan obligasi di neraca mereka jatuh tempo. Ini adalah kebalikan dari pelonggaran kuantitatif atau ekspansi neraca yang dimulai oleh bank sentral setelah krisis keuangan 2008.

Rezim QT The Fed yang saat ini berlangsung sejak Juni 2022 sebagai pelengkap kebijakan pengurangan inflasi lainnya. Selain menaikkan suku bunga jangka pendek, The Fed menggunakan QT untuk menaikkan suku bunga jangka panjang dan menguras likuiditas berlebih dari pasar.

Berikut ini beberapa kemungkinan yang terjadi jika The Fed menghentikan QT sebelum Mei 2025:

  1. Indeks dolar (DXY) akan melemah
  2. Sentimen pasar menjadi positif
  3. Likuiditas bertambah

Ketiga hal ini menjadi alasan terjadinya bullish dalam cryptocurrency, baik bluechips maupun altcoins berpotensi mengalami kenaikkan yang cukup drastis.

Pasar Kripto Siap Terbang Usai QT The Fed

Sebelumnya, The Fed pernah melakukan QT pada 2017-2019, ketika ukuran neraca Fed sekitar US$4,5 triliun atau hampir setengah dari ukurannya saat ini. Namun, kebijakan tersebut dihentikan secara mendadak setelah cadangan bank yaitu saldo rekening bank komersial yang tersimpan di Fed turun di bawah level minimum yang diperlukan untuk menjaga kelancaran pasar pendanaan jangka pendek.

Ketika cadangan turun terlalu banyak, pasar short-term funding, di mana lembaga keuangan saling meminjamkan dana untuk periode singkat, mengalami tekanan. Hal ini menyebabkan lonjakan suku bunga secara tiba-tiba di pasar tersebut, yang akhirnya memaksa Fed untuk menghentikan QT lebih awal.

Usai QT The Fed pada 2019, risk asset layaknya Bitcoin dan Ethereum ternyata cenderung mengalami kenaikan pada awal 2020 hingga akhir 2021.

Berdasarkan data dari CoinMarketCap, Bitcoin di akhir 2019 berada pada posisi US$7.317 dan melesat sebesar 589% ke level US$50.428 pada akhir 2021.

Begitu pula dengan Ethereum yang terpantau terbang 2.965% yakni dari US$132 di akhir 2019 menjadi US$4.964 pada akhir 2021.

CMCFoto: BTC & ETH
Sumber: CMC

CNBC INDONESIA RESEARCH

[email protected]

(rev/rev)

Read Entire Article
Lifestyle | Syari | Usaha | Finance Research