- Pasar keuangan Indonesia ditutup beragam kemarin, IHSG merespon hijau lagi, sementara rupiah dan obligasi cenderung stabil.
- Wall Street kompak menghijau setelah Trump memastikan tidak akan memecat Powell
- Efek suku bunga turun sampai update data pasar tenaga kerja Amerika Serikat (AS) bakal jadi story utama hari ini.
Jakarta, CNBC Indonesia - Pasar keuangan RI bisa dibilang bergerak hijau, Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) menguat, sementara rupiah dalam melawan dolar Amerika Serikat (AS) dan obligasi cenderung stabil.
Pasar keuangan Indonesia diharapkan kompak menguat pada hari ini. Selengkapnya mengenai sentimen pasar hari ini bisa dibaca pada halaman 3 artikel ini.
IHSG pada perdagangan kemarin Rabu (16/7/2025) berakhir di posisi 7192.08. Dalam sehari menguat 0,72%, mengakumulasi tren hijau selama delapan hari beruntun.
Sebanyak 351 saham naik, 250 turun, dan 201 tidak bergerak. Nilai transaksi cukup ramai mencapai Rp 16,13 triliun yang melibatkan 29,09 miliar saham dalam 1,70 juta kali transaksi. Asing masih mencatatkan net sell sebesar Rp 1,1 triliun.
Mayoritas sektor perdagangan berada di zona hijau dengan penguatan terbesar terjadi di sektor energi dan teknologi. Sementara itu, hanya sektor properti, kesehatan dan barang baku yang mengalami koreksi.
Emiten blue chip dengan kapitalisasi pasar jumbo menjadi penggerak utama laju IHSG kemarin Emiten pusat data milik Toto Sugiri dan Salim, PT DCI Indonesia Tbk (DCII), menjadi penopang utama gerak IHSG dengan sumbangan mencapai 40,59 indeks poin. Kemudian ada emiten tambang batu bara Grup Sinar Mas, PT Dian Swastatika Sentosa Tbk (DSSA) menjadi dengan sumbangan 9,28 indeks poin.
Lalu ada emiten Prajogo Pangestu yang baru melantai di Bursa yakni PT Chandra Daya Investasi Tbk (CDIA) dengan sumbangsih 4,76 indeks poin. Melengkapi lima besar adalah PT Bumi Resources Tbk (BUMI) da P Bank Negara Indonesia Tbk (BBNI) dengan kontribusi masing-masing 3,14 dan 2,9 indeks poin.
Beralih ke pasar nilai tukar, terpantau rupiah ada pelemahan tipis terhadap dolar AS, tetapi masih cenderung dalam level yang stabil usai Bank Indonesia (BI) memangkas suku bunga.
Merujuk data Refinitiv, pada penutupan kemarin, rupiah berakhir di posisi Rp16.265 atau turun tipis 0,06%.
Secara intraday rupiah sempat melemah sampai di level Rp16.295/US$ sebelum akhirnya rupiah bisa rebound pasca pengumuman penurunan suku bunga acuan BI.
Sementara itu, indeks dolar AS (DXY) juga mengalami pelemahan sebesar 0,06% ke level 98,56 per pukul 15:00 WIB.
Sementara itu dari pasar obligasi juga terpantau masih mengalami pelemahan tipis.
Pada kemarin, yield obligasi acuan Ri tenor 10 tahun naik 0,11% atau tidak sampai 1 basis poin (bps) ke posisi 6,56%. Ketika yield naik, menunjukkan harga yang turun, karena sifatnya yang berlawanan arah.
Namun, perlu diperhatikan bahwa secara tren pasar obligasi RI masih cenderung stabil. Yield juga masih di bawah asumsi konservatif pemerintah sekitar 6,8% - 7,3%, menunjukkan ruang yang masih menarik untuk diakumulasi investor.
Pages