Demul Unggah Video Sidak Tambang Cirebon Tahun 2021: Saya Sudah Bawel

1 day ago 4

Jakarta, CNN Indonesia --

Gubernur Jawa Barat Dedi Mulyadi mengunggah ulang video penyidakan dirinya ke tambang batu Gunung Kuda, Desa Cipanas, Kecamatan Dukupuntang, Kabupaten Cirebon pada 2021 lalu.

Video ini menjadi bukti bahwa dirinya sudah bawel mempermasalahkan standar keamanan tambang sejak lama. Kala itu, Dedi masih duduk sebagai anggota Komisi VI DPR RI.

"Terkait Gunung Kuda, Cirebon, saya sudah bawel sejak tahun 2021," tulis Dedi dalam keterangan video di Instagram, Sabtu (31/5).

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Dalam video yang diambil pada 7 Oktober 2021 itu, Dedi terlihat menyidak lokasi tambang usai insiden longsor terjadi di tahun tersebut. Pada 30 September 2021, tambang batu di Cirebon ini juga longsor, namun beruntung tak ada korban jiwa dalam peristiwa itu.

"Kalau lihat cara tambangnya, potensi untuk roboh dari atas itu sangat tinggi," kata Dedi saat mengunjungi langsung lokasi longsor tambang Gunung Kuda, 2021 lalu.

Di video tersebut, Dedi juga sempat meminta Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) untuk melakukan evaluasi terhadap aktivitas tambang itu.

"Saya minta, walaupun bukan bidang komisi saya, Kementerian ESDM untuk melakukan evaluasi ke sini ya. Walau bukan bidang komisi saya, saya komisinya, kan, lingkungan hidup, tapi dari sisi lingkungan hidup ini sangat berbahaya karena yang diambil bawahnya dan potensi untuk robohnya sangat tinggi," ucap Dedi.

"Batuannya bukan batuan yang keras. Jadi batuannya bukan batuan yang keras yang seperti batuan-batuan yang saya temukan di tempat lain untuk bangunan. Ini batuannya mudah roboh," lanjut dia.

[Gambas:Instagram]

Tuntut pengelola tambang tanggung jawab

Dalam unggahan lainnya, Dedi juga menuntut pengelola tambang Gunung Kuda, yakni Koperasi Pondok Pesantren Al-Azhariyah, bertanggung jawab atas insiden longsor yang terjadi saat ini.

Ia mengatakan peristiwa ini kemungkinan karena penambang tidak memiliki kemampuan di bidangnya, seperti yang sudah ia sampaikan beberapa tahun lalu.

"Bisa jadi penambangnya tidak memiliki kemampuan atau keahlian di bidang itu sebagaimana saya katakan 3 tahun yang lalu karena saya pernah berkunjung ke sana dan saya meragukan [tambang batu ini] bahwa ini sangat rawan terhadap kecelakaan kerja," kata Dedi.

"Untuk itu pihak pengelola penambangan yaitu Koperasi Pondok Pesantren Al-Azhariyah harus bertanggung jawab terhadap 14 korban meninggal dunia dan yang lainnya yang mengalami luka-luka. Mereka meninggalkan keluarga, meninggalkan anak dan istrinya sehingga anak-anaknya menjadi yatim," lanjutnya.

Sebanyak 14 orang tewas dan delapan lainnya hilang imbas longsor tambang batu alam di Gunung Kuda, Jumat (30/5).

Insiden ini terjadi sekitar pukul 10.00 WIB saat para pekerja berada di lokasi tambang bersama dengan alat berat.

Kepala Dinas Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) Jawa Barat Bambang Tirto Mulyono menyatakan, peristiwa ini disebabkan oleh kesalahan metode penambangan yang dilakukan oleh pihak pengelola tambang. Padahal, pihaknya sudah berulang kali memperingatkan bahkan memasang garis polisi di lokasi tambang sejak Februari karena metode penambangan yang tak sesuai standar keselamatan.

Lokasi penambangan saat ini telah ditutup sementara. Dedi telah memerintahkan agar lokasi tambang ini ditutup permanen.

(blq/asr)

Read Entire Article
Lifestyle | Syari | Usaha | Finance Research