Jakarta, CNBC Indonesia - Menjelang hari-hari terakhir jelang libur panjang lebaran, pasar saham bergerak sumringah.
Selain dari sentimen positif banjirnya dividen dari pengumuman hasil Rapat Umum Pemegang Saham Tahunan (RUPST) perbankan Himbara, kabar dari dibentuknya struktur organisasi pengurus Danantara pun membuat pergerakan positif bagi Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG).
Hingga perdagangan hari ini Rabu (26/3/2025) sesi I, IHSG bergerak positif 3,35% di level 6.444,8. Penguatan tersebut memperpanjang kenaikan IHSG selama dua hari beruntun.
IHSG ditutup melesat 1,21% ke level 6.235,62 pada perdagangan kemarin, Selasa (25/3/2025). Investor asing akhirnya juga mencatat net buy setelah berkali-kali membukukan net sell selama berhari-hari. Net sell tercatat sebesar Rp 214,64 miliar.
Susunan Pengurus Danantara resmi diumumkan pada Senin (24/3/2025) kemarin. Ada lebih dari 40 orang yang masuk dalam struktur organisasi tersebut dan beberapa di antaranya adalah warga negara asing.
Setelah pengumuman jajaran baru yang akan mengelola operasi Danantara, dana kekayaan negara (SWF) Indonesia yang mengelola aset BUMN Indonesia senilai US$900 miliar atau setara dengan Rp14.922 triliun. Profesionalisme dan mentalitas meritokratis yang dipancarkan oleh para pemimpin Danantara seharusnya menghilangkan ketidakpastian politik yang melanda pasar ekuitas Indonesia, dengan indeks acuan IHSG yang telah turun sekitar 22% dari puncaknya di bulan Oktober.
Seperti yang diketahui, semua dari 18 direktur pelaksana Danantara memiliki latar belakang profesional tanpa afiliasi politik sebagian besar, jika tidak semuanya, mereka memiliki pengalaman kerja profesional di luar negeri dengan interaksi minimal dengan politik dalam negeri.
Sekitar dua pertiga (67%) memiliki keahlian di pasar modal, investasi, keuangan, atau perbankan. Lebih dari separuh (61%) adalah lulusan sistem pendidikan AS, dan sebagian besar (72%) memiliki gelar Master atau PhD. Usia rata-rata mereka adalah 55 tahun.
Bahana Sekuritas yakin penunjukan manajer senior Danantara mengisyaratkan pragmatisme pasar Presiden Prabowo Subianto; atau momen "kapitulasi" pemerintah setelah arus keluar asing senilai US$1,64 miliar dari pasar ekuitas Indonesia pada YTD 2025.
Koreksi pasar ekuitas ketika Presiden baru masih dalam tahap pembelajaran bukanlah hal baru: IHSG turun -25% dari Maret hingga Oktober 2015, atau di awal kepemimpinan Presiden Joko Widodo, saat ia bergulat dengan kompleksitas dalam mengelola ekonomi terbesar di Asia Tenggara.
Namun, sebagian investor asing masih terlalu pesimis terhadap sovereign wealth fund (SWF). Sebelum diumumkannya struktur pengurus Danantara, pasar keuangan Indonesia sempat mengalami penurunan tajam. Namun, kini mulai membaik usai diumumkan struktur kepengurusan Danantara.
Foto: bahana sekuritas
Saham-saham bank BUMN yang sempat mengalami penurunan tajam pun kini mulai berangsur pulih.
Dalam sepekan ini, saham-saham perbankan pun berhasil rebound di saat pekan terakhir sebelum libur panjang, yang biasanya cenderung turun karena banyaknya pelaku pasar yang hengkang dari pasar saham jelang libur panjang.
Sanggahan: Artikel ini adalah produk jurnalistik berupa pandangan CNBC Indonesia Research. Analisis ini tidak bertujuan mengajak pembaca untuk membeli, menahan, atau menjual produk atau sektor investasi terkait. Keputusan sepenuhnya ada pada diri pembaca, sehingga kami tidak bertanggung jawab terhadap segala kerugian maupun keuntungan yang timbul dari keputusan tersebut.
CNBC INDONESIA RESEARCH
(saw/saw)